Danau Toba Tersenyum Kembali
Marudin Silalahi (41) bersenam ria saat matahari baru memancarkan sinarnya. Petani asal Simalungun itu dengan gerakan ala kadar mencoba mengikuti gerakan instruktur senam yang berada di atas panggung. Marudin bersama sekitar 8.500 warga Danau Toba, sedang bergairah menanti hadirnya api obor Asian Games 2018.
Saat itu, Rabu (1/8/2018) pukul 07.30, Marudin bersama teman-temannya dari desa Bandar Tonga, Simalungun, hadir dalam pesta rakyat menyambut obor Asian Games, di Pantai Bebas Parapat. Dengan tabungannya ditambah kas desa, ia rela datang menyewa minibus dan melewati perjalanan satu jam untuk ikut memeriahkan kirab obor Danau Toba.
“Kami sangat senang bisa terlibat. Acara ini kan belum tentu ada lagi, terakhir kali saja tahun 1962. Ini membuat warga Danau Toba kembali bersatu dan bisa bersenang-senang bersama,” ucap Marudin yang saat itu masih kelelahan sehabis senam.
Kesenangan itu membuat Marudin dan warga Simalungun sejenak melepas duka. Sebelum gema obor Asian Games masyarakat sekitar Danau Toba berada dalam bayang-bayang kecelakaan perairan, tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun, Juni 2018. Kecelakaan itu mengakibatkan lebih dari 150 orang hilang dan 3 orang tewas.
Salah satu korban hilang adalah sahabat sekaligus tetangga Marudin. “Ya jujur saja kejadian itu masih membekas. Apalagi korbannya adalah teman dan saudara kita. Tetapi kita lupakan dulu hari ini,” tutur Marudin.
Di sudut lain Pantai Bebas Parapat, empat penari menari tarian tradisional Tortor Haroan Bolon. Penari bersiap untuk menyambut kedatangan obor. Tubuh mereka meliuk-liuk dengan gaya mencangkul dan menanam padi. Tarian itu merupakan warisan nenek moyang yang mengartikan sikap gotong royong.
Salah satu penari Irma Pakpahan (25) mengatakan, mempersembahkan tarian itu sebagai wujud persatuan warga Danau Toba mendukung Asian Games. Acara obor ini sekaligus dijadikan pengobat luka kecelakaan laut yang belum genap 50 hari itu.
“Kami di sini hanya ingin bersenang-senang. Ini saatnya bersatu dan bangkit. Yang sudah berlalu kemarin dilupakan saja, dijadikan pelajaran ke depannya. Tidak ada manfaatnya terus bersedih,” tutur Irma.
Selain menyambut kirab, acara di Pantai Bebas Parapat dijadikan sebagai pesta rakyat Danau Toba. Ribuan warga mengikuti acara yang berisi hiburan musik dan tarian tradisional dari pukul 07.00 – 17.00. Adapun prosesi kirab hanya berlangsung sampai pukul 11.00.
Reinkarnasi pariwisata
Momentum kirab obor dan Asian Games juga menyulut kembali harapan sejumlah warga Simalungun. Khususnya bagi mereka yang menggantungkan hidup lewat jasa pariwisata.
Penyedia jasa antar perjalanan di Danau Toba, Lubis (51), mengakui, sejak kecelakaan laut, bisnis pariwisata sempat menurun. Biasanya, setiap akhir pekan, mobilnya selalu habis dipesan. Akan tetapi, selama sebulan terakhir sempat beberapa minggu tidak ada yang menggunakan jasanya.
“Untungnya ini ada kirab obor. Jadi mulai minggu ini sudah penuh. Nanti pas Asian Games, akhir Agustus sampai September sudah ada yang mau pesan,” kata Lubis.
Lubis berharap publikasi mengenai atusiasme masyarakat dan keindahan Danau Toba mampu mengubah persepsi publik. Sejumlah warga Simalungun juga menolak isu mitos yang dikabarkan. Kecelakaan diyakini terjadi karena standar keamanan yang diabaikan.
Kepala Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba Arie Prasetyo menjamin wisatawan agar tidak takut. Pelayaran di Danau Toba saat ini diwajibkan menyediakan fasilitas pelampung untuk setiap penumpang.
Lewat kirab obor, Danau Toba membuktikan pelayaran laut aman untuk pengunjung. Pembawa obor dari kalangan artis, Olivia Zalianty, sempat menyeberangi Danau Toba dari Dermaga Atsari menuju Dermaga Sibaganding. Olivia sampai dengan selamat dengan wajah semringah karena terpukau pemandangan lanskap Pulau Samosir.
"Saat ini prosedur keamanan dan kenyamanan wisatawan menjadi utama bagi kami. Kami sudah siap menyambut wisatawan untuk menikmati kembali Danau Toba," kata Arie.
Danau Toba kembali siap menjadi pilihan wisata terbaik di Indonesia. Rencananya, dalam minggu ini, penerbangan AirAsia akan meluncurkan penerbangan langsung dari Kuala Lumpur menuju Bandara Silangit. Penerbangan dilakukan reguler 4 kali seminggu.
Sementara itu, organisasi Unesco akan hadir ke Danau Toba dalam waktu dekat. Mereka akan memastikan Danau Toba untuk menjadi situs geopark.
Kirab Sumut
Kirab obor di Sumatera Utara berjalan sukses. Antusiasme warga Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, dan Tapanuli Utara, sangat tinggi. Hampir setiap 500 meter, mobil pembawa api obor disambut oleh warga sekitar. Warga berbaris sepanjang jalan dengan atraksi musik dan budaya dari anak sekolah setempat.
Direktur Tiket Inasgoc Sarman Simanjorang, yang turut menjadi pembawa obor, sangat puas dengan perjalanan kirab obor setelah melalui setengah perjalanan. Kirab sudah melewati 15 hari dari 31 hari yang direncanakan.
Setelah Sumut, kirab obor akan memasuki fase terpenting, yaitu di kota penyelenggara, Palembang, Jawa Barat, dan Jakarta. Kirab akan menjadi senjata Inasgoc untuk memperkenalkan Asian Games ke kota penyelenggara.
“Tiga kota ini akan sangat penting. Tentunya kami tetap semaksimal mungkin hingga puncak acara 17 Agustus nanti,” ucap Sarman.
Dalam perjalanan kirab Danau Toba, api obor pertama kali tiba di Rumah Persinggahan Soekarno, Selasa malam. Besok paginya, obor mulai dibawa hingga berakhirnya fase pertama Kabupaten Simalungun di Pantai Bebas Parapat.
Usai dari Simalungun, api obor lanjut dibawa ke Kabupaten Toba Samosir. Obor diterima langsung oleh Pejabat Gubernur Sumut Eko Subowo. Setelah itu baru obor memasuki Kabupaten Tapanuli Utara, yang langsung diantar ke Bandara Silangit. Obor langsung diterbangkan menuju Pekanbaru untuk jadwal kirab selanjutnya.
Sejumlah artis, mantan atlet nasional, dan pejabat ikut serta menjadi pembawa obor di Sumut. Artis diwakilkan oleh Olivia Zalianty, mantan atlet nasional diwakilkan oleh perenang Elsa Nasution dan petinju Hendrik Simangunsong.