JAKARTA, KOMPAS - Meski sejak 2011 Indonesia tidak lagi memiliki tim balap sepeda disiplin trek, untuk Asian Games Jakarta-Palembang 2018, Indonesia berharap bisa meraih satu medali. Asa itu semakin kuat setelah tim trek mengikuti kejuaraan Piala China Trek I dan II di Taiyuan, China akhir Juli lalu.
Kepala pelatih timnas balap sepeda, Dadang Haries Purnomo, Kamis (2/8/2018), mengatakan, banyak kemajuan luar biasa sejak timnya menjalani pelatnas. Hal itu bisa dilihat dari hasil Piala China Trek I dan II di Taiyuan, pada 25-26 Juli dan 27-28 Juli.
Di Piala China Trek I, pebalap muda Terry Yudha Kusuma memecahkan rekor nasional yang pernah ia ciptakan dari 10,60 detik menjadi 10,20 detik di nomor trek sprint 200 meter. Terry yang masih berusia 19 tahun, mempersempit waktu dari Mohammad Azizulhasni Awang dengan catatan waktu 9,90 detik. Awang pernah menyabet perunggu di nomor keirin pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan juara dunia sprint trek 2017.
Hasil tersebut menempatkan Terry di urutan 17 Piala China Trek I. Malaysia dan China masih mendominasi papan atas dan nomor trek sprint hanya diikuti 22 peserta. Pebalap Indonesia Ahmad Raditya yang juga turun di nomor tersebut berada di urutan paling bawah.
Pebalap putri Chrismonita Dwi Putri juga memperlihatkan kemajuan di kejuaraan trek Piala China tersebut. Chrismonita mampu memperbaiki catatan waktu rekor nasional atas namanya sendiri dari 11,60 detik menjadi 11,20 detik. Chrismonita berada di peringkat 10 nomor trek sprint di mana balapan tersebut didominasi oleh China.
Pada Piala China Trek II, posisi Terry merosot ke peringkat 21 dari 22 pebalap yang mengikuti nomor sprint. Adapun pebalap Puguh Admadi berada di peringkat 15, sedangkan Chrismonita turun satu peringkat dari 10 menjadi 11.
Kemajuan pelatnas trek di China ini membuat Dadang optimistis anak-anak asuhnya bakal mampu meraih medali Asian Games meski ia mengakui China dan Malaysia masih menjadi yang terbaik di balap sepeda. Dadang memperhitungkan atletnya paling tidak bisa menduduki peringkat tiga besar.
”Ya memang masih ada gap, namun diharapkan ke depannya akan bisa terlampaui,” ungkap Dadang. Ia mengakui Indonesia masih kalah jauh dari Malaysia yang pernah menjadi juara dunia, namun untuk Thailand ia yakin masih bisa melawan.
Nomor ”road race”
Di nomor road race atau balap jalan raya, Aiman Cahyadi juga menjadi andalan Indonesia selain Dadi Suryadi. Aiman merupakan pebalap yang punya banyak pengalaman di disiplin jalan raya dan memiliki pengalaman bergabung dengan tim Sapura Singapura. Sementara Dadi juga malang melintang bersama Terengganu Cycling Team dari Malaysia. Dadi kini membela PGN Cycling Team dari Indonesia.
Selain berlomba di nomor tim pursuit disiplin trek, Aiman juga akan turun di nomor Individual Road Race (IRR). Sementara Dadi tetap ditempatkan di IRR. Dadi memang spesialis di nomor-nomor road race, dan pebalap kelahiran Sumedang, Jawa Barat ini, sangat tangguh di tanjakan.
Tim road race juga masih memasang nama Robin Manullang di nomor Individual Time Trial. Robin yang pernah mendulang emas di nomor tersebut saat SEA Games Singapura 2015, masih diharapkan bisa menyabet satu medali. Robin juga menjadi cadangan di nomor tim pursuit di lintasan trek.
Robin mengatakan, ia memang harus melakukan banyak adaptasi saat latihan untuk nomor trek. Disiplin trek dan road race memiliki pola latihan yang berbeda. Balap sepeda trek lebih menekankan pada pelatihan untuk memunculkan ”daya ledak” energi untuk mengejar waktu. Sedangkan road race lebih terfokus pada ketahanan karena jarak yang ditempuh panjang.
Pelatih disiplin road race Nur Rochman mengatakan, sudah saatnya Indonesia memiliki pebalap spesialis di disiplinnya masing-masing. Hal ini untuk menggenjot performa Indonesia di ajang internasional. Pebalap seperti Awang, kata Nur, menjalani latihan terfokus selama bertahun-tahun dan tidak pernah berganti-ganti disiplin.
Para atlet juga berharap dengan adanya berbagai sarana bertaraf internasional seperti Velodrome Internasional Jakarta dan perbaikan tempat-tempat latihan, cabang balap sepeda Indonesia tidak jalan di tempat.