SEMARANG, KOMPAS Terinspirasi kesuksesan Borobudur Marathon, lomba lari Semarang 10K bakal digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 16 Desember 2018. Ajang lari 10 kilometer itu mengharmonikan olahraga dan wisata sejarah. Para pelari akan diajak menyusuri bangunan-bangunan cagar budaya di Kota Semarang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat peluncuran Semarang 10K, di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama, Semarang, Jumat (3/8/2018), mengatakan, Semarang 10K diharapkan menjadi lomba lari 10 kilometer terbaik di Indonesia. Pada 2016, pihaknya sempat menyelenggarakan kegiatan serupa. ”Namun, geregetnya kurang terasa. Untuk itu, Semarang 10K nanti akan menyajikan sesuatu yang berbeda,” ujarnya.
Semarang 10K kali ini hasil kerja sama Pemkot Semarang dengan harian Kompas, yang didukung oleh Gets Hotel Semarang. Semarang 10K diharapkan dapat menghadirkan keseruan serupa Borobudur Marathon, sekaligus promosi pariwisata kota dagang itu.
Menurut rencana, rute yang akan dilalui peserta bakal melintasi sejumlah wilayah yang memiliki nilai-nilai sejarah, salah satunya kawasan Kota Lama dan Lawang Sewu. Selain itu, setiap 1,5 km hingga 2 km, akan ada kreasi-kreasi seni dari komunitas yang hidup di Semarang. Dengan demikian, pelari akan disuguhi segala potensi ”Kota Lumpia”.
Adapun rute yang direncakan adalah Jalan Pemuda-Jalan Pandanaran-Simpang Lima-Jalan MT Haryono-Kawasan Kota Lama, dan kembali ke Jalan Pemuda. Melalui rute tersebut, sejumlah bangunan bersejarah yang dilewati antara lain Gereja Blenduk yang dibangun pada 1753 dan gedung Lawang Sewu yang dibangun awal 1900.
Kendati demikian, diakui Hendrar, saat ini masih ada proyek perbaikan sejumlah lokasi di rute tersebut. Akan tetapi, pihaknya akan mengupayakan agar rute tetap Semarang 10K dapat segera ditentukan.
Race Director Semarang 10K Andreas Kansil mengemukakan, pihaknya sudah melakukan survei sejak April 2018. Bukan hanya pilihan rute, melainkan juga rekayasa lalu lintas. ”Kami berharap bisa melewati Kota Lama karena merupakan ikon Semarang. Ini juga akan menjadi daya tarik peserta untuk mendaftar. Selain itu, rute dipastikan bersih dari kendaraan,” ujarnya.
Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo, menuturkan, berkaca pada Borobudur Marathon, diharapkan potensi-potensi wisata yang dimiliki Semarang dapat dioptimalkan. ”Akan ada banyak kemasan sebelum event. Selain dari sisi olahraga, pariwisata juga dapat digenjot. Semarang memiliki potensi,” kata Adi.
Hendi Hermawan dari komunitas Keluarga Eks Kolese Loyola (KEKL) Semarang mengemukakan, lomba lari dalam skala besar jarang diselenggarakan di Semarang. Karena itu, Semarang 10K akan menjadi hal positif. Bahkan, ia berharap acara itu menjadi kegiatan tahunan. (DIT/GRE)