JAKARTA, KOMPAS -- Tim Liga Topskor U-14 yang akan berlaga di Gothia Cup di Qingdao, Cina 12 hingga 18 Agustus mendatang mengincar trofi juara. Oleh karena itu, persiapan mental menjadi fokus utama tim pelatih agar pemain tidak kaget berlaga di kompetisi internasional.
Menurut pelatih kepala Deris Herdiansyah, kekuatan mental pemain menjadi faktor utama yang dapat menentukan kualitas permainan anak-anak. Bila mental anak-anak saat bermain bagus, maka mereka akan memiliki semangat yang baik untuk bertanding.
"Beberapa dari mereka ada yang belum pernah merasakan berlaga di kompetisi internasional seperti ini. Makanya, pelatihan mental kami lakukan dengan melatih kedisiplinan mereka baik dalam bermain sepakbola maupun kehidupan sehari-hari," ujar Deris saat ditemui dalam acara pemberangkatan tim Liga Topskor U-14 di Jakarta, Rabu (8/8/2018) siang.
Program latihan mental yang diterapkan oleh Deris meniru latihan kedisiplinan tentara. Dengan melatih ketahanan, selain meningkatnya stamina dan kecepatan pemain, secara tidak langsung juga memperkuat kondisi mental pemain. Mereka tidak akan mudah gugup dan terburu-buru dalam bermain saat sedang tertinggal.
Selain itu, pemain yang dipilih oleh Deris dan tim pelatihnya juga mempertimbangkan sikap pemain saat berkompetisi. Menurutnya, bila pemain memilik sikap yang bagus, maka mental nya dalam berlatih akan bagus juga dan akan mempengaruhi mental bertanding pemain tersebut menjadi lebih baik.
"Saya juga membuat anak-anak menyanyikan yel-yel agar selalu semangat dalam bertanding," kata Deris
Sebelum mengikuti Piala Gothia, tim juga diikutkan ke turnamen JSSL di Singapura untuk mempersiapkan mental bertanding mereka. Dengan mengikuti kompetisi, pemain dapat lebih memahami situasi bertanding. Pada turnamen itu, tim meraih posisi runner up.
Meskipun begitu, ia juga tidak melupakan latihan teknik untuk meningkatkan kemampuan pemain. Jelang mengikuti turnamen di Cina, pemain berlatih tiga kali seminggu tiap hari Selasa, Kamis, dan Minggu. Dalam latihan tersebut, pemain juga berlatih tanding melawan beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB).
"Kami dilatih untuk membangun serangan dari berbagai area. Ketahanan kami juga diperbaiki agar lebih bugar. Latihan set piece juga supaya bisa memanfaatkan peluang dari bola mati," kata kapten tim Liga Topskor U-14 Aron Byron.
Terkait target juara, Deris mengatakan timnya memiliki peluang yang besar untuk mencapai hal itu. Ia mengatakan kemampuan pemain inti maupun cadangan tahun ini sangat merata. Hal ini memudahkannya dalam merancang strategi sesuai dengan lawan yang dihadapi.
"Untuk teknik dan strategi sebenarnya mereka sudah bagus. Hanya tinggal melihat nanti di turnamen apakah mental mereka semakin baik atau belum," tambah Deris.
Hal serupa juga diucapkan oleh Pembina tim Liga Topskor U-14, M Yusuf Kurniawan. Kemampuan pemain yang dipilih tahun ini sudah berkembang sejak mereka mengikuti training camp sejak Januari lalu. "Mereka kami pilih bukan hanya untuk menambah jam terbang saja. Mereka dipilih untuk membawa nama Indonesia dan berprestasi. Saya harap mereka dapat mengikuti jejak senior-seniornya dan masuk ke tim nasional Indonesia," tutup Yusuf.
Pemain yang dipilih berasal dari 24 SSB yang mengikuti Liga Topskor U-14 musim kompetisi 2017/2018. Sebelum terpilih jadi 20 pemain, sebanyak 60 pemain terpilih untuk mengikuti training camp sejak Januari lalu.