Aiman dan Robin Akan Tampil di Dua Disiplin

KOMPAS/KELVIN HIANUSA

Tes kecepatan tahap dua pebalap sepeda disiplin trek, Sabtu (9/6/2018), di Velodrom Internasional Jakarta. Tes itu dilakukan guna mengetahui peningkatan kecepatan pebalap jelang Asian Games 2018.

JAKARTA, KOMPAS - Dua pebalap sepeda disiplin jalan raya Aiman Cahyadi dan Robin Manullang ditarik untuk memperkuat tim trek pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Tim trek kekurangan atlet untuk mengikuti nomor yang akan dilombakan, sehingga terpaksa mengambil pebalap disiplin jalan raya. Balap sepeda trek akan berlangsung di di Velodrom Internasional Jakarta.

"Untuk Aiman dan Robin memang akan bermain di disiplin road race dan memperkuat tim trek. Tadinya Robin hanya jadi cadangan di nomor pursuit (trek), namun nanti akan menggantikan Nandra," kata Mohammad Handy, pelatih track endurance, Jumat (10/8/2018) di sela-sela latihan di Velodrom Internasional Jakarta. Dalam daftar atlet, Nandra Eko Wahyudi akan turun di dua nomor yaitu omnium dan tim pursuit.

Omnium adalah nomor yang menggabungkan berbagai jenis lomba seperti sprint, keirin, pursuit dan lain-lain. "Pemain omnium tidak bisa bermain di nomor lain karena akan terlalu capek," ungkap Handy. Kemarin, tim trek berlatih ketahanan dengan durasi 2x30 menit.

Kekurangan atlet yang dihadapi timnas trek sudah sejak awal diungkapkan PB ISSI. Pada awal pelatnas, PB ISSI meminta 49 atlet untuk cabang balap sepeda disiplin jalan raya, trek, BMX dan downhill. Dari jumlah itu Kemenpora hanya memberi anggaran untuk kuota 19 atlet.

Akhirnya ISSI berinisiatif menambah 20 atlet dengan biaya mandiri. "Penambahan diperlukan agar Indonesia bisa mengikuti semua nomor dan masing-masing pebalap fokus dengan spesialiasasinya," kata Handy.

Aiman dan Robin akan lebih dahulu berlomba di nomor Individual Road Race yang berlokasi di Subang. Perlombaan berlangsung tiga hari dan setelah finis mereka akan langsung ke Jakarta. "Ada selisih waktu kosong dua hari ke lomba trek. Hal itu akan digunakan Aiman dan Robim untuk latihan penyesuaian di trek," kata Handy.

Samai, yang juga pelatih trek, mengatakan, setelah memiliki velodrom baru bertaraf internasional sesuai standar UCI, Indonesia harus berani mencetak pebalap-pebalap spesialis. Melalui sistem pembinaan keta,  para pebalap hanya akan mengikuti lomba sesuai bidangnya masing-masing.