Penyelenggaraan cabang sepak bola menuai pujian dari tim-tim peserta. Namun, masih ada beberapa detail operasional yang perlu diperbaiki oleh panitia penyelenggara.
BEKASI, KOMPAS Pergelaran Asian Games 2018 telah bergulir dengan ditandai laga penyisihan grup di cabang sepak bola antara Hong Kong dan Laos, Jumat (10/8/2018), di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Meskipun antusiasme warga belum terlihat di laga perdana ini, penyelenggaraan Asian Games ini menuai kesan awal yang positif dari delegasi negara peserta.
Laga pembuka di Grup A cabang sepak bola Asian Games 2018 itu dimenangi Hong Kong, 3-1. Grup A ini berisikan lima tim, termasuk timnas Indonesia yang akan memulai perjalanannya di Asian Games dengan menghadapi Taiwan, Minggu (12/8) malam, di tempat yang sama.
Laga Hong Kong kontra Laos hanya disaksikan sekitar 1.500 penonton dari kapasitas 30.000 kursi terpasang di stadion yang baru saja selesai direnovasi untuk menghadapi Asian Games Jakarta-Palembang itu. Mayoritas dari total 1.500 penonton itu adalah anak-anak sekolah di sekitar Bekasi yang memperoleh tiket gratis dan dikerahkan untuk memeriahkan perhelatan olahraga terbesar se-Asia itu.
Sepanjang pertandingan, mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia dan menari untuk menghidupkan suasana. Sejumlah relawan asal Indonesia, yang bertugas khusus mendampingi rombongan tim peserta, ikut meneriakkan yel-yel penyemangat ke tim-tim yang tampil.
”Sambutan dan keramahtamahan dalam penyelenggaraan (Asian Games 2018) sangat bagus. Kami disambut dengan baik di hotel, akomodasi dan makanan juga oke. Relawan juga sangat ramah dan ringan tangan. Kami lebih dari senang bisa ikut ambil bagian di sini,” tutur Kenneth Kwok Kar Lok, Pelatih Timnas Hong Kong U-23, seusai laga itu.
Ia mengakui timnya sempat tampil gugup saat memulai laga itu. Selain itu, Hong Kong juga belum dalam kondisi puncak karena kompetisi sepak bola di negaranya belum dimulai. ”Namun, kami sangat senang bisa menang. Kemenangan ini penting mengingat itu adalah laga pertama,” ujar Cheng Hin Lung, pemain Hong Kong yang mencetak gol pembuka timnya di laga itu.
Adapun Pelatih Timnas Laos U-23 Mike Wong mengomentari soal kondisi rumput lapangan di Patriot yang menurut dia terlalu tebal dan sedikit bergelombang. Namun, ia tetap memberi kesan positif terkait penyelenggaraan cabang sepak bola.
”Kami tidak perlu mengeluh karena bagaimanapun tim-tim lainnya bermain dalam kondisi yang sama. Di luar soal lapangan, hal-hal lainnya berjalan bagus. Tempat kami tinggal nyaman, fasilitas latihan bagus, dan begitu juga transportasinya. Kami dikawal oleh polisi (menuju ke stadion). Ini sungguh mengejutkan. Kami merasa nyaman,” tutur Mike dalam jumpa pers itu.
Pada laga kedua di stadion yang sama, Palestina ditahan 0-0 oleh Taiwan. Pada laga ini, mayoritas penonton di stadion mendukung timnas Palestina. Lebih dari 2.000 penonton terlihat gemas karena Palestina yang gagal mengoptimalkan sejumlah peluang gol yang dimilikinya.
”Kami berterima kasih atas dukungan suporter Indonesia. Sayang, kami belum mampu memuaskan mereka hari ini. Insya Allah, kami akan tampil lebih baik pada laga-laga berikutnya,” ujar Ayman Sandouqa, Pelatih Timnas Palestina U-23, yang tampak kecewa seusai laga itu.
Kebingungan dan macet
Selain respons positif dari tim-tim peserta, kemarin, para petugas dan relawan sempat kebingungan menentukan akses masuk bagi para jurnalis. ”Sangat membingungkan. Tidak ada tanda atau penunjuk arah (ke tribune media),” ujar Daisuke Lizuka, jurnalis asal Jepang.
Selain itu, jemputan khusus untuk jurnalis yang membawa mereka dari Pusat Media di kawasan Senayan menuju ke Stadion Patriot juga terjebak macet di Cawang. Butuh waktu 1,5 jam untuk menuju ke stadion itu. Fasilitas jemputan itu pun tidak lagi tepat waktu dan molor dari jadwal yang ditetapkan. ”Ya, mau bagaimana lagi? Hampir setiap kota besar di negara lainnya juga macet. Kita sendiri yang harus cerdik (menyiasati),” ujar Jeans Zhou Jian, Manajer Media Dewan Olimpiade Asia. (JON)