JAKARTA, KOMPAS — Arena pertandingan bola tangan masih dalam proses pengerjaan, padahal pertandingan akan berlangsung mulai Senin (13/8/2018). Meskipun begitu, sejumlah peralatan yang belum terpasang tak akan mengganggu jalannya pertandingan.
”Untuk di main venue sudah hampir selesai. Namun, ada yang agak vital, yakni soal penerangan untuk broadcasting,” kata Manajer Arena Amarta Imron, Sabtu (11/8/2018), di arena bola tangan, GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur.
Pertandingan bola tangan akan ditayangkan secara langsung oleh International Games Broadcast Services (IGBS) selaku host broadcaster Asian Games 2018.
Amarta mengatakan, penerangan yang sudah terpasang berkapasitas 750 lux. Jumlah itu, menurut dia, cukup untuk keperluan pertandingan. Namun, pengambilan gambar broadcasting membutuhkan penerangan 1.500 lux.
”Pertandingan sudah pasti tak akan ditunda. Kami sedang menunggu kebijakan tim broadcasting, apakah mereka bisa mengambil gambar dalam pencahayaan yang minim,” kata Amarta.
Tambahan lampu untuk broadcasting, lanjut Amarta,dijadwalkan tiba Jumat malam lalu. Namun, lampu tambahan tersebut tak kunjung datang. ”Kemungkinan ada hambatan di kepabeanan,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan, di sisi barat dan timur lapangan terdapat rangka besi berwarna putih. Menurut rencana, di situlah lampu tambahan akan dipasang.
Sementara lapangan bola tangan sudah bisa digunakan. Kemarin, tim bola tangan Taiwan sedang menjajal lapangan tersebut. Papan skor juga sudah terpasang di tenggara dan barat laut lapangan.
Hanya saja, ruang pemanasan atlet yang direncanakan berada di belakang arena masih belum tampak. Di situ akan dipasang tenda agar atlet dapat berteduh saat melakukan pemanasan. Lokasinya juga bersebelahan dengan ruang ganti tim.
Menurut Amarta, tenda untuk ruang pemanasan atlet belum datang. ”Kalau tendanya tidak datang juga, berarti warm up-nya di ruang terbuka saja. Mari berharap tidak ada hujan,” katanya.
Sirkulasi
Arena bola tangan berkapasitas 1.800 penonton. Arena ini memiliki empat pintu masuk. Pada setiap pintu masuk terdapat ruang akreditasi.
Dalam skenario awal, pintu masuk penonton dan atlet dipisah. Penonton masuk dari pintu utara, sedangkan kontingen masuk dari selatan.
Namun, dalam skenario terbaru, kata Amarta, penonton juga bisa masuk dari pintu selatan. Di depan pintu tersebut disiapkan tim yang bertugas memisahkan antara penonton dan kontingen bola tangan.
Kontingen akan diarahkan ke pintu tenggara, sedangkan penonton bisa masuk di pintu depan atau utara. Hal ini bertujuan agar penonton yang sudah dahulu datang tidak terganggu oleh penonton yang baru datang.
”Kalau pintu masuknya hanya satu, penonton yang baru datang akan kesulitan mengisi tribune yang masih kosong,” kata Amarta.
Berdasarkan pantauan, kotak tiket baru tersedia di pintu utara. Di belakangnya terdapat ruang akreditasi. Sementara fasilitas umum berupa toilet portabel sudah tersedia di empat sudut arena. (Insan Al Fajri)