Jakarta, Kompas - Tim bola basket putra Indonesia harus mengakui kekuatan tim kuat Korea Selatan pada laga perdana kedua tim dalam penyisihan Grup A Asian Games 2018. Dalam pertandingan yang berlangsung di Arena Bola Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (14/8/2018) malam, tim asuhan pelatih Fictor Gideon Roring itu menyerah dengan skor cukup mencolok, 65-104.
Ito, sapaan akrab Fictor, menurunkan Xaverius Prawiro, Ponsianus Nyoman Indrawan, Arki Dikania Wisnu yang menjadi kapten tim, Andre Jamarr Johnson, dan Adhi Pratama Prasetyo Putra. Adapun Korsel, peraih medali emas Asian Games 2014 Incheon, menurunkan starter Kim Sun-hyung, Lee Seoung-hyun, Jeon Jun-beom, Kang Sang-jae, dan Ricardo Preston Ratliffe.
Putra Korea Selatan datang ke Jakarta dengan reputasi sebagai juara bertahan dan empat kali meraih medali emas Asian Games, yakni di Bangkok 1970, New Delhi 1982, Busan 2001, dan empat tahun lalu saat menjadi tuan rumah. Reputasi itu mereka perlihatkan dengan langsung tancap gas pada kuarter pertama, yang ditutup dengan keunggulan 10 poin, 28-18. Ratliffe, center Korsel asal Hampton, Virginia, Amerika Serikat yang memegang dwi kewarganegaran, menyumbang 10 angka bagi timnya pada kuarter ini.
Pada awal kuarter kedua, Arki dan kawan-kawan mampu menahan Korsel untuk tidak mencetak angka selama tiga menit. Namun setelah itu pertahanan Indonesia mengendur, dan pada pemian Korsel kembali merajalela. Saat jeda paruh waktu, Korsel sudah memimpin 53-31, atau unggul 22 angka.
Keunggulan Korsel makin terlihat di paruh kedua. Setelah tertinggal 45-82, para pemain Indonesia terlihat mulai frustasi pada kuarter terakhir. Tiga pemainnya, berturut-turut Adhi, Arki, dan Valentino Wuwungan harus keluar lapangan karena telah melakukan lima kali kesalahan. Pertadningan pun akhirnya ditutup dengan keungulan Korsel, 104-65.
Ratliffe menjadi pencetak angka terbanyak perolehan 30 poin, 19 rebound dan 6 assist. Adapun di kubu Indonesia, Andakara Prastawa Dhyaksa menjadi pencetak angka tertinggi dengan 20 poin.
Pertandingan ini disaksikan oleh 2.500 penonton yang memenuhi tribune penonton, sehingga sebagian dari mereka harus duduk di tangga tribune. Turut menyaksikan antaran lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla sempatmenyaksikan laga sebelumnya antara Qatar melawan Hong Kong.
Perbaiki pertahanan
Usai pertandingan, Ito mengatakan kekalahan timnya dari Korsel sudah diprediksi. Meskipun tim yang mereka hadapi ini kekuatannya serupa dengan yang mereka hadapi pada uji coba di turnamen Piala William Jones 2018 di Taiwan, Juli lalu. Saat itu, Indonesia kalah tipis dari Korsel karena masih diperkuat pemain kelahiran AS Kore Ricardo White, yang tidak dapat tampil pada Asian Games ini.
Ito juga mengakui, masih banyak hal yang harus diperbaiki dari timnya, terutama maslaah pertahanan. Dengan kekalahan ini, Indonesia harus menang dari dua tim lain di Grup A, yakni Thailand dan Mongolia, untuk bisa lolos ke perempat final sebagai runner up grup. "Dalam uji coba turnamen di Taiwan itu, kami menang hanya satu poin dari Thailand. Thailand tim yang kuat, anak-anak masih perlu kerja keras menghadapi mereka,” ujar Ito
Prastawa sepakat dengan pelatihnya soal perlunya membenahi pertahanan. "Tim lawan terlihat siap sekali hari ini. Tetapi kami masih memiliki dua pertandingan lagi . Kami harus menghadapi mereka dengan permainan yang lebih baik lagi," katanya.
Pada pertandingan lainnya di Grup A, Thailand unggul tipis atas Mongolia, 87-86. Hasil itu membuat Indonesia kini menempati posisi juru kunci grup.
Cabang bola basket Asian Games 2018 diikuti 13 negar yang terbagi dalam empat grup. Grup hanya terdiri atas dua negara yakni Iran dan Suriah. Qatar, yang menang 90-80 atas Taiwan dan Hong Kong yang mengalahkan Jepang 71-65 tergabung pada Grup. Adapun Grup D ditempati China, Filipina, dan Kazakstan.
Pada hari kedua cabang bola basket, Rabu (15/8), berlangsung empat pertandingan tim putri, termasuk antara Indoensia dan Korsel. Kedua negara in bergabung di Grup X bersama India, Kazakstan, dan Taiwan. Adapun di Grup Y terdapat China, Jepang, Thailand, Hongkong, dan Mongolia.