Jakarta,Kompas -- Kesiapan mental tim nassional bola voli diharapkan mencapai 100 persen untuk bisa tampil prima pada Asian Games 2018 yang akan dibuka 18 Agustus. Para pemain diharapkan bisa menjaga kondisi kesehatan dan berlatih dengan baik untuk menghindari cedera.
Ketua Umum Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), Imam Sudjarwo, mengatakan, atlet, ofisial, dan seluruh pendukung lainnya diharapkan bisa menyatukan tekad dan momentum agar bisa lebih fokus dalam menghadapi pertandingan.
"Kita sudah berlatih selama berbulan-bulan untuk menghadapi momentum ini. Jangan ada kelemahan mental yang bisa mengganggu perjuangan kita untuk bangsa dan negara," kata Imam di acara pelepasan tim nasional bola voli di Padepokan Bola Voli Sentul Jawa Barat, Selasa (14/08/2018) malam. Ia berharap setiap pemain bisa menyingkirkan segala persoalan pribadi dan keluarga agar bisa fokus bertanding.
Imam mengatakan kesiapan pemain sudah 100 persen. Di hari-hari terakhir ini para pemain akan menjalani masa-masa tenang di sela-sela latihan ringan. Ia memberi target medali perak untuk tim putra sedangkan tim putri bisa masuk 10 besar. Adapun untuk bola voli pantai Imam menargetkan emas untuk tim putera. "Untuk voli pantai kita layak mendapat emas karena saat ini kita berada di posisi dua Asia," ungkap Imam.
Pelatih tim bola voli putra Samsul Jais menambahkan, mental anak-anak asuhnya terjaga dengan baik. Hampir setiap hari mereka keluar dari Sentul untuk berlatih di arena tenis indoor Senayan. Hal itu dilakukan selain menjajal lapangan juga untuk memompa semangat pemain.
"Dengan melihat suasana meriah di sepanjang Senayan, anak-anak bisa merasakan antusiasme negara dan masyarakat untuk Asian Games," kata Samsul. Ia melihat secara mental anak- anak asuhnya tidak punya masalah karena sudah terbiasa mengikuti kompetisi Proliga yang berisikan pemain asing serta bertanding di Kejuaraan Asia tahun lalu.
"Alhamdullah pemain kami tidak ada yang cedera. Kalaupun ada yang cedera ringan harus bisa menjaga agar tidak sampai parah," tutur Samsul.
Sementara itu berbagai cara dilakukan oleh para pemain untuk menghindari stres menjelang pertandingan. Quicker tim putri Wilda S Sugandi memilih untuk meluangkan waktu jalan-jalan ke mal atau nonton bersama rekan-rekan satu timnya. "Setiap hari pelatih membebaskan kami untuk keluar jalan-jalan namun sudah harus pulang ke mess sebelum jam 10," kata Wilda. Cara lain yang dilakukan Wilda adalah bernyanyi. Perempuan Sunda ini ternyata memiliki suara merdu saat menyanyi dangdut di malam pelepasan.
Spiker Rivan Nurmulki tidak punya cara khusus untuk melepas stres. Ia merasa sudah sangat siap untuk menghadapi Asian Games. Secara mental ia mengakui tidak ada bedanya saat bertanding di Proliga, Kejuaraan Asia, maupun di Asian Games. "Sudah biasa hadapi kompetisi dan penonton. Yang dirasa kurang adalah pengalaman bertanding melawan tim-tim asing," kata Rivan. Meski demikian Rivan merasa tetap percaya diri timnya akan menghasilkan permainan terbaik.