Setelah 56 tahun lalu Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games, tahun ini Indonesia khususnya Jakarta dan Palembang kembali menjadi tuan rumah. Cerita masa lalu tentang perhelatan olahraga multicabang akbar itu pun menyatukan warga. Buktinya, obor Asian Games yang diarak dalam pawai dari Jakarta Timur ke Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018), dipadati oleh puluhan ribu warga.
“Indonesia..Indonesia..” teriak warga saat obor Asian Games tiba di pos 1 Jalan Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (15/8/2018). Warga dan pelajar menyambut kirab pawai obor dalam rangkaian pembukaan Asian Games 2018 dengan sangat antusias. Mereka ingin menjadi saksi sejarah Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games untuk kali kedua.
Darmawati (48) dan teman-temannya terlihat kompak berpakaian kaos merah, jilbab merah, dan celana putih. Mereka terlihat tertawa, bersenda gurau, sembari melambai-lambaikan bendera peserta Asian Games 2018. Sejak pukul 07.00 pagi, mereka sudah berkumpul di pos 1 pawai obor Asian Games di Jalan Rawa Bambu, Pasar Minggu. Padahal, acara baru dimulai pukul 12.30. Atas inisiatif sendiri, kelompok ibu-ibu itu menyiapkan pernak-pernik untuk menonton pawai obor. Mereka iuran sukarela untuk membeli kaos, bendera, dan topi. Sebagian dana juga berasal dari donatur RT/RW dan kelurahan.
“Bangga banget wilayah kami jadi lintasan obor Asian Games 2018. Ini kan belum tentu 50 tahun sekali. Terakhir kali saja tahun 1962, jadi ya kami harus ikut berpartisipasi,” ujar Darmawati semringah.
Nina (36) warga Rawa Bambu memilih berdandan ala supporter. Ia menempelkan stiker bendera Indonesia di pipi kanannya. Ibu-ibu di kelompoknya pun berdandan dengan tema yang sama. Ada yang menempeli pipi dengan stiker bendera Indonesia di kanan, dan bendera negara lain di kiri. Penampilan unik mereka membuat pawai obor Asian Games lebih semarak. Ibu-ibu terlihat energik mengikuti rangkaian kegiatan tersebut. Kehadiran mantan atlet, pengusaha, dan pesohor ibu kota pun menjadi pemantik semangat warga dalam acara itu.
“Sebagai tuan rumah, kami semua harus ikut mendukung pemerintah, ini kan momen hanya datang puluhan tahun sekali,” ujar Nina.
Sementara itu, Amir (34) juga datang bersama istrinya ke pos 11 kebun binatang Ragunan untuk melihat pawai obor. Kebetulan, hari itu dia sedang libur kerja. Dari Ciganjur, Jagakarsa, ia naik sepeda motor ke kebun binatang Ragunan. Ia juga ingin menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Sebab, orangtuanya dulu juga ikut saat pembukaan Asian Games 2018. Ia kerap mendengar cerita dari kedua orangtuanya tentang kebanggaan Indonesia menjadi tuan rumah saat Asian Games 2018. Kala itu, bapak dan ibunya bangga bisa berada di antara kerumunan massa di Gelora Bung Karno, Senayan.
“Semoga saja besok saya juga bisa cerita ke anak-cucu, kalau dulu pernah jadi saksi pawai obor Asian Games 2018, he..he..he,” kata Amir.
Sejak di pos 1 Jakarta Selatan, masyarakat terlihat tumpah ruah di jalanan untuk menyemarakkan kirab pawai obor. Di titik ini, obor dibawa lari oleh mantan atlet layar Kusdiana Adi. Meskipun digelar pada hari kerja, anak-anak sekolah, orangtua murid, ibu-ibu PKK, hingga kelompok senam turun ke jalan. Jalanan di sepanjang rute etape 1 dari Jalan Rawa Bambu ke kebun binatang Ragunan pun sangat padat. Petugas beberapa kali mengingatkan warga untuk menepi dan memberikan jalan bagi pelari obor.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi kenangan manis bagi Jakarta Selatan. Masyarakat yang penuh semangat menjadi tuan rumah Asian Games yang baik,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali.
Marullah memprediksi lebih dari 10.000 warga datang dalam kirab pawai obor di Jakarta Selatan. Padahal, target dari Pemkot Jaksel hanya 3.000-4.000 peserta karena kirab dilaksanakan pada hari kerja. Ternyata, di satu titik pos pemberhentian, ada 1.000-an warga yang berpartisipasi. Adapun di Jaksel, ada 21 titik pemberhentian sebelum obor dibawa ke Balai Kota. Pemkot Jaksel pun berterima kasih kepada warga yang mendukung dan menyemarakkan acara.
“Bayangkan, tadi kami jalan dari titik pertama hampir tidak ada sela. Jalanan rapat oleh barisan warga yang ingin menonton kirab pawai obor,” ujar Marullah.
Marullah menambahkan, Pemprov DKI Jakarta pun telah berupaya menyambut tamu dengan suka cita dan menjadi tuan rumah yang baik. Hal itu terlihat dari antusiasme kampung-kampung di masing-masing kelurahan yang secara swadaya menghias kampungnya dengan tema Asian Games.
Tembok-tembok kampung yang dahulu kusam dan muram, tiba-tiba berubah menjadi kanvas mural warna-warni bertema Asian Games. Mural dikerjakan kerja sama antara petugas penanganan sarana dan prasarana umum (PPSU) dan warga. Di Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jaksel misalnya, meski wilayah ini bukan lintasan atlet, delegasi, dan kontingen Asian Games, tak menyurutkan warga untuk menata lingkungannya. Setiap tahun, terutama menjelang hari kemerdekaan Indonesia, warga memang terbiasa menghias kampungnya.
Namun, kini, tema yang digelorakan tak hanya semangat kemerdekaan, tetapi juga semangat juang Asian Games. Kampung-kampung berlomba-lomba mempercantik diri. Lingkungan yang semula kotor, mulai ditata supaya lebih rapi dan bersih. Semuanya bergerak bersama membenahi lingkungan agar tamu yang datang merasa nyaman di Jakarta.
“Dengan satu kata kunci Asian Games, ternyata warga dan pemerintah bisa berkolaborasi, bergerak bersama. Membenahi lingkungan demi menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu internasional,” ujar Marullah.