JAKARTA, KOMPAS - Mundurnya juara dunia angkat besi 2017 asal India, Mirabai Chanu (kelas 48 kg), membuka peluang Indonesia meraih medali emas pertama kali pada Asian Games 2018. Lifter Sri Wahyuni yang akan tampil pada hari pertama lomba angkat besi menjadi tumpuan Indonesia.
”Kesempatan terbuka. Namun, sebenarnya, dengan ataupun tanpa lifter India, kita harus siap menghadapi siapa pun lawan,” ujar Pelatih Kepala sekaligus Manajer Tim Angkat Besi Indonesia Dirdja Wihardja, di Jakarta, Rabu (15/8/2018).
Dirdja mengatakan, lawan terberat lifter sejatinya adalah diri sendiri. Karena itu, selain mempersiapkan fisik dan teknik, penting juga menjaga mental dan motivasi atlet agar siap berlomba. ”Untuk Sri Wahyuni, kami berusaha membuat dia nyaman. Untuk penginapan, misalnya, saya mempersilakan dia memilih tinggal di wisma atlet atau tidak, yang penting lifter nyaman. Kenyamanan itu akan menentukan mental atlet,” ujar Dirdja.
Pekan lalu, Chanu memutuskan mundur dari Asian Games karena cedera punggung bawah. ”Ini pukulan berat bagi kami. Dia adalah lifter paling berpotensi meraih medali emas,” kata Sekretaris Federasi Angkat Besi India Sahdev Yadav.
Yadav menjelaskan, Chanu tidak ingin mengambil risiko cedera karena lifter putri tersebut harus mempersiapkan diri tampil pada Kejuaraan Dunia di Turkmenistan, November 2018. Kejuaraan itu sekaligus menandai dimulainya periode kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Chanu meraih medali perak Kejuaraan Commonwealth Games 2014. Dia punya kesempatan tampil pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, tetapi akhirnya didiskualifikasi karena gagal melakukan angkatan clean and jerk pada tiga kali kesempatan.
Kegagalan tidak membuatnya patah arang. Pada tiga kejuaraan selanjutnya, termasuk Kejuaraan Dunia, Chanu selalu menjadi juara dan jumlah angkatannya selalu meningkat. Terakhir, Chanu juara di Commonwealth Games Gold Coast 2018, April lalu.
Dengan mundurnya Chanu, India hanya memiliki empat lifter pada Asian Games. Sebelumnya, sesama peraih medali emas Commonwealth Games, Sanjita Chanu, dicoret dari Asian Games karena dinyatakan positif doping anabolic steroid. Sanjita membantah tuduhan itu dan meminta penyelidikan lebih lanjut.
Rakhi Halder (63 kg) menjadi satu-satunya lifter putri India yang akan tampil di Asian Games 2018. Adapun lifter putra India yang akan tampil adalah Sathish Kumar dan Ajay Singh (77 kg) serta Vikas Thakur (94 kg).
Indonesia akan menurunkan 13 lifter di Asian Games, terdiri atas 7 lifter putra dan 6 putri. Hampir di semua kategori, tim ”Merah Putih” ditantang sejumlah juara dunia dan peraih emas Olimpiade. Deni dan Triyatno (69 kg), misalnya, akan bersaing dengan Won Jeongsik, juara dunia 2017 asal Korea Selatan.
Bagi Triyatno, kehadiran juara dunia tidak menyurutkan tekadnya mencapai puncak prestasi di Asian Games. ”Saat kejuaraan berlangsung, apa pun bisa terjadi. Saya tidak takut dengan gelar juara dunia yang mereka genggam. Saya harus fokus dan yakin pada diri sendiri,” ujarnya.
Triyatno merupakan peraih medali perak Olimpiade London 2012 dan perunggu Beijing 2008. Ini merupakan penampilan kedua Triyatno di Asian Games. Di Incheon 2014, Triyatno hanya menempati peringkat kedelapan setelah cedera lutut.(AFP/DNA)