Permukaan Air Danau Jakabaring Berkurang
PALEMBANG, KOMPAS - Kedalaman air Danau Jakabaring, Palembang, yang menjadi arena perlombaan cabang dayung Asian Games 2018, mengalami penyusutan cukup besar akibat musim kemarau di wilayah Pulau Sumatera. Meski demikian, kondisi air danau masih dalam kategori aman untuk perlombaan.
Pada Rabu (15/8/2018), kedalaman air danau buatan itu mencapai 357 sentimeter dari semula 500 cm. Meski mengalami penurunan hampir 150 cm, permukaan air itu masih berada di atas ambang elevasi minimum yang dipersyaratkan federasi olahraga dayung dunia, yakni sedalam 320 cm.
”Masih ada cadangan kelebihan 27 sentimeter dari persyaratan minimal. Secara teknis, kondisi itu aman untuk pertandingan. Setiap hari kami menempatkan seorang pengawas untuk mengukur ketinggian permukaan air di sana,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Suparji, yang bertugas mengawasi permukaan air Danau Jakabaring, pada Rabu.
Menurut Suparji, cuaca di Kota Palembang sejak sebulan terakhir memang sangat kering akibat kemarau. Dalam dua pekan terakhir bahkan belum ada hujan. Secara alamiah, terjadi proses penguapan air yang menyebabkan pengurangan debit air Danau Jakabaring sebesar 2,31 milimeter per hari.
Namun, tambah Suparji, angka penguapan masih aman karena berada di bawah batas maksimal penguapan yang dipersyaratkan, yaitu sebesar 10 milimeter per hari. Untuk mengantisipasi pengurangan elevasi yang lebih besar, pihaknya sudah menyalurkan air dari Sungai Ogan.
Namun, tambah Suparji, angka penguapan masih aman, karena berada dibawah batas maksimal penguapan yang dipersyaratkan yaitu sebesar 10 milimeter per hari. Untuk mengantisipasi pengurangan elevasi yang lebih besar, pihaknya sudah menyalurkan air dari Sungai Ogan.
“Setiap malam air Sungai Ogan naik akibat pasang, namun surut pada waktu siang. Kami memanfaatkan fenomena alam itu untuk menyalurkan air ke Jakabaring. Air sungai mampu mengembalikan ketinggian permukaan yang menurun akibat penguapan. Jadi permukaan air relatif stabil,” kata Suparji.
Menurut Sutarji, pihaknya mengawasi secara ketat kondisi air Danau Jakabaring selama sebulan terakhir. Timnya langsung melakukan antisipasi dan inisiatif begitu ada persoalan di lapangan. Sejauh ini persoalan masih dapat diatasi.
Pengamatan Kompas di saluran air di areal Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, memang menunjukkan kekhawatiran. Hampir seluruh saluran air yang mengalir ke danau dalam kondisi kering. Namun, air danau tidak mengalir keluar karena disekat oleh pintu air.
Pada musim hujan, seluruh saluran air di area Jakabaring dipenuhi air. Hal itu dapat dimaklumi, karena pada awalnya, kompleks olahraga terbaik di luar Pulau Jawa itu, dibangun di atas rawa-rawa.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia, Budiman Setiawan mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi permasalahan penurunan muka air Danau Jakabaring. Setiap hari pihaknya menganalisa pantauan hasil pengukuran air permukaan danau oleh BBWS Sumatera VIII.
Hasil kesimpulan sementara sampai kemarin, belum ada masalah yang terlalu mengkhawatirkan. “Kami yakin Danau Jakabaring masih aman, karena pengurangan debit sudah dapat diatasi dengan menambah pasokan air dari Sungai Ogan. Pertandingan dayung akan berlangsung dalam beberapa hari lagi dan ketinggian air masih melebihi persyaratan. Mudah-mudahan tidak ada masalah dan semua berjalan lancar,” kata Budiman.
Tim dayung Indonesia akan menghadapi lawan-lawan sulit, terutama atlet China. Indonesia berpeluang pada disiplin perahu naga dan berharap kejutan di nomor rowing delapan pedayung putra. Dayung Asian Games 2018 menyediakan 36 medali emas dari nomor kano/kayak slalom, kano/kayak sprint dan perahu naga, serta rowing.
Sementara itu, persiapan arena cabang bulu tangkis di Istora, Gelora Bung Karno, Jakarta, hingga Jumat, fasilitas pendukung belum lengkap. Pertandingan bulu tangkis beregu putra dan putri akan berlangsung mulai 19 Agustus. ”Dari permintaan 500 kursi, masih ada 200 yang belum dikirim. Pendingin udara minta 33, yang dikirim baru 10. Kata penyedia perlengkapan, akan dikirim lagi pada Jumat malam,” kata Ketua Panitia Pelaksana Cabang Bulu Tangkis Achmad Budiharto.
GOR Bulungan
Kesiapan GOR Bulungan, Jakarta Selatan, untuk laga perdana bola voli, Minggu (19/8), belum sempurna. Tim Delegasi Teknik dari Konfederasi Bola Voli Asia (AVC) meminta Indonesia harus segera melengkapi kekurangan dalam waktu satu hari.
Derakhshandeh Ghaffar, Ofisial Teknik dari AVC, saat mengunjungi GOR Bulungan, Jumat, mempertanyakan beberapa hal yang belum dilengkapi Indonesia sementara waktu pertandingan tinggal dua hari lagi. Ghaffar mengeluhkan soal ruangan untuk delegasi teknik, ruang ganti atlet, ruang untuk ofisial yang terkesan seadanya. ”Ruangan kotor sekali. Lampu nyala tidak ini? AC-nya juga belum ada,” kata Ghaffar kepada Manajer Arena Ahmad Yuniarto.
Ghaffar juga mempertanyakan mengapa sistem pencatatan waktu dan papan skor elektronik belum bisa dioperasikan.
Santiago Beny Coonghe, delegasi teknik dari India, mempersoalkan kondisi GOR yang sangat sempit sehingga banyak kabel listrik dan selang AC yang menjulur dan menumpuk di jalur mobilisasi atlet.
GOR Bulungan pada Minggu nanti akan dipakai untuk pertandingan antara tim putri Taiwan melawan Kazakhstan. Tiga pertandingan lainnya pada hari yang sama akan digelar di Tenis Indoor Senayan yang jauh lebih layak. Ketiga pertandingan tersebut adalah tim putri China melawan Vietnam, Filipina kontra Thailand, dan Jepang melawan Indonesia pada pukul 19.00 WIB.
Ahmad Yuniarto atau akrab disapa Toto mengatakan, AVC memang tidak merekomendasikan atau tidak menyetujui GOR Bulungan sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan selain Tenis Indoor Senayan yang disulap menjadi lapangan voli. Namun, Panitia Pelaksana Asian Games Indonesia (Inasgoc) tidak punya tempat lain selain di Bulungan.
"Seluruh GOR di Jakarta ukurannya standar. Semua sama dengan Bulungan. Bulungan dipilih mungkin karena dekat dengan Senayan," ujar Toto.
Sebagai manajer arena Toto harus menyiasati ketersediaan ruangan sesuai standar AVC. Sementara itu, tiga teknisi teknologi informasi dari Tissot hingga kunjungan dilakukan belum bisa mencoba sistem piranti yang mereka pasang.
"Kami sudah memasang papan skor, pencatat waktu, laptop untuk keperluan statistik dan lain-lain, namun belum ada listrik yang mengalir ke piranti itu," kata Klieforth Hendrick teknisi teknologi informasi dari Tissot.
Menurut Hendrick, mereka sudah memasang piranti-piranti tersebut sejak Rabu lalu, namun belum bisa menguji kelancaran operasionalnya. "Biasanya kita butuh waktu 2-3 hari untuk menguji coba dan memperbaiki sistem yang terpasang," kata Hendrick.
Banyaknya keluhan dari tim delegasi itu harus diselesaikan manajer arena dalam satu malam. Hendrick meminta Toto membereskan semuanya, dan Sabtu ini semua sudah lengkap terpasang.
Sementara itu tim bola voli Indonesia, kemarin, tidak menjalani latihan karena harus pindahan dari Padepokan Voli Sentul ke Wisma Atlet di Kemayoran. Berlian Marsheila mengatakan, sebenarnya para pemain berharap bisa lebih awal masuk wisma atlet agar bisa lebih dekat saat menjalani latihan di arena pertandingan.