JAKARTA, KOMPAS - Atlet taekwondo Indonesia pada disiplin poomsae atau jurus menjalani latihan ringan sebelum tampil pada Minggu (19/8/2018), di Jakarta Convention Hall. Mereka didampingi psikolog untuk meredakan ketegangan agar dapat tampil maksimal saat lomba.
”Para atlet tidak kami bebani pikirannya dengan apa pun. Mereka harus sangat tenang agar dapat tampil maksimal saat lomba,” kata Rahmi Kurnia, manajer tim Indonesia, Sabtu (18/8/2018) di Jakarta.
Para taekwondoin tetap menjalani latihan untuk pemanasan dan peregangan. Latihan jurus juga dilakukan demi menjaga kondisi sebelum berlomba.
Untuk membuat para atlet semakin tenang dan fokus pada perlombaan, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia menempatkan para atlet di Hotel Century, bukan di Wisma Atlet. Dengan lokasi menginap di tempat yang nyaman dan dekat arena, para atlet Indonesia diharapkan dapat fokus untuk tampil maksimal dan tidak terganggu dengan kemacetan dan gangguan lainnya.
Psikolog juga mendampingi taekwondoin untuk mengatasi gangguan psikologis, seperti stres berlebihan dan gugup. Mereka yang tampil pada disiplin poomsae tidak boleh gugup karena akan memicu kesalahan gerak dan berdampak pada penilaian yang buruk dari juri.
”PBTI memfasilitasi para atlet agar mereka merasa senyaman dan setenang mungkin sebelum berlomba. Dengan menjadi tenang, kami ingin mereka memberikan penampilan terbaik saat lomba dan merebut medali emas,” kata Zulkifli Tanjung, Ketua Harian PBTI.
Perlombaan pada disiplin poomsae digelar dalam format baru, yaitu satu lawan satu, bukan tampil satu demi satu secara bergantian. Dua atlet harus tampil bersama dalam satu matras dan dinilai oleh juri. Peraih nilai yang lebih tinggi akan lolos ke babak berikutnya.
Dengan sistem satu lawan satu, juri dapat langsung membandingkan gerakan kedua atlet dan memutuskan siapa yang lebih baik. Penonton juga dapat melihat apakah penilaian juri cukup adil atau berat sebelah.
Pada disiplin poomsae, ada empat nomor yang dipertandingkan, yaitu perseorangan putra, perseorangan putri, beregu putra, dan beregu putri. Atlet yang diandalkan pada disiplin poomsae adalah Defia Rosmaniar dan Muhammad Abdurrahman Wahyu pada perseorangan putri dan putra. Maulana Haidir, Ahmad Syaiful Anwar, dan Abdul Rahman Darwin pada beregu putra dan Mutiara Habibah, Ruhil, dan Rohmaniyar Gunawan Putri pada nomor beregu putri.
Defia pernah merebut medali emas pada Kejuaraan Taekwondo Asia, Mei lalu di Vietnam. Wahyu juga merebut medali perak pada turnamen yang sama, pada nomor pasangan bersama Defia Rosmaniar. Pada turnamen itu, Defia meraih emas dengan nilai 8,160 dan unggul atas atlet Korea Selatan, Gwak Yeowon, yang meraih nilai 8,000. Defia dan Gwok diperkirakan akan bertemu lagi pada babak semifinal perseorangan putri.
Berlatih di Korsel
Defia dan Wahyu diharapkan dapat mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari cabang taekwondo. Tim putra dan putri juga diharapkan dapat tampil maksimal dan ikut mempersembahkan medali.
Para atlet poomsae sudah berlatih selama empat bulan di bawah bimbingan Profesor Tae Seong-jeong dari Asian Taekwondo Union (ATU). Perkembangan mereka dinilai sangat pesat dan siap menghadapi Asian Games.
”Kami sudah berlatih intensif selama beberapa bulan di Korea Selatan dan sudah siap untuk berlomba. Secara khusus, saya hanya perlu menenangkan diri sebelum berlomba. Ketenangan saya perlukan agar dapat tampil maksimal. Jika grogi, penampilan justru tidak sempurna. Saya berterima kasih PBTI menyediakan psikolog untuk membantu kami,” kata Defia.