PALEMBANG, KOMPAS Permasalahan psikologis pemain menjadi penyebab tim sepak takraw Indonesia belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya di pertandingan perdana, Minggu (19/8/2018). Tim regu putri mengalami kekalahan dari Myanmar di pertandingan pertama walaupun pada pertandingan selanjutnya tim putri mampu menang atas Jepang. Adapun tim putra menang atas Iran.
Pelatih sepak takraw Indonesia, Asry Syam, mengakui, tim asuhannya belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena mereka terlalu terburu-buru untuk segera menyelesaikan pertandingan. Akibatnya, ada beberapa teknik yang tidak bisa diselesaikan dengan tuntas.
Hal ini sangat terlihat saat tim regu putri Indonesia harus takluk dari Myanmar, 1-2. Tim pertama yang diisi atlet senior mampu menang mudah atas tim Myanmar. Namun, pada babak selanjutnya, masih banyak kesalahan yang terjadi. Beberapa kali tendangan dari tekong menyangkut di net. Hal ini cukup mengagetkan lantaran pada beberapa uji coba tim regu putri menunjukkan hasil cukup baik.
”Saya meyakini pemain belum mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” ucap Asry.
Memang tim regu bukanlah nomor yang diunggulkan untuk merebut medali, melainkan di nomor kuadran yang jauh lebih berpeluang, baik untuk tim putra maupun putri. Dari enam nomor yang dipertandingkan, Indonesia menargetkan satu medali emas.
Asry menilai pemain masih perlu waktu beradaptasi dengan situasi lapangan lantaran baru pertama kali bertanding. Apalagi, situasi saat pertandingan sangat berbeda dibandingkan dengan saat latihan atau pemanasan.
Adapun untuk tim regu putra mampu meraih kemenangan mudah 3-0 atas Iran. Meski demikian, tim putra masih perlu berbenah, terutama terkait ketidaksabaran pemain dalam mengekseskusi bola ke kawasan lapangan lawan. Hal ini menjadi bumerang karena kerap kali memberikan poin pada lawan.
Di pertandingan lain, tim regu putri Indonesia juga mampu meraih kemenangan atas Jepang 3-0. Kemenangan ini mengobati kekalahan tim putri Indonesia atas Myanmar. Kemenangan ini diraih setelah tim putri Indonesia bermain tanpa beban dan relaks, dibandingkan kala bertanding dengan Myanmar.
Asry menuturkan, dari hasil pertandingan, ada beberapa hal yang harus dievaluasi. Dari sisi teknis, ketajaman tekong dalam memberikan servis merupakan langkah awal untuk meraih poin. ”Itulah sebabnya peran tekong harus dimaksimalkan,” ungkap Asry. Di samping itu, serangan perlu dipertajam terutama untuk menentukan titik serangan.
Atlet putra Nofrizal mengakui masih sering membuat kesalahan sendiri. Kesalahan serupa tidak boleh terjadi saat tim menghadapi laga berikutnya melawan India. ”Kami akan bermain lebih lepas sehingga lebih relaks saat bertanding,” katanya. (RAM)