”Garuda” Hindari Jalan Terjal
Tim sepak bola Indonesia semakin matang secara teknik dan mental. Kemenangan atas Hong Kong memberi jalan lebih lebar untuk memenuhi target lolos ke semifinal.
BEKASI, KOMPAS Tim nasional sepak bola Indonesia U-23 menghindari jalan terjal di Asian Games 2018 dengan mengalahkan Hong Kong, 3-1, pada laga terakhir Grup A di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (20/8/2018). Indonesia lolos ke babak 16 besar sebagai juara grup dan akan bertemu Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jumat (24/8).
Sebagai juara Grup A dengan 9 poin, langkah ”Garuda” menuntaskan target lolos ke semifinal akan lebih mudah karena UEA adalah tim peringkat tiga di Grup C. Adapun Hong Kong, yang finis urutan ketiga Grup A, akan bertemu Uzbekistan juara Grup B.
Kemenangan atas Hong Kong ini pun membuktikan bahwa skuad Garuda semakin matang dari sisi teknik dan mental. Pada babak pertama, Hong Kong unggul lebih dulu berkat gol kapten Lau Hok Ming pada menit ke-39. Bukan hal mudah bagi pemain Indonesia untuk bangkit karena para pemain Hong Kong terus memancing emosi.
”Strategi Hong Kong juga cukup baik. Mereka sengaja menutup serangan kami dari sektor sayap. Seperti diketahui, sektor sayap adalah kekuatan kami,” kata pelatih timnas Indonesia, Luis Milla, seusai laga. Pemain sayap Indonesia yang kerap dihentikan adalah Febri Hariyadi yang memiliki kecepatan tinggi di kiri.
Namun, memasuki babak kedua, Stefano Lilipaly membuat kejutan dengan memberikan umpan terobosan kepada Irfan Jaya. Irfan mencetak gol pada menit ke-46 dan mental pemain Indonesia mulai membaik.
”Dalam laga ini kami membuktikan bahwa bisa menyerang dari sisi tengah,” kata Milla. Dalam latihan sehari sebelum laga, skuad Garuda sudah berlatih untuk memperkuat lini tengah.
Selain itu, Milla juga menerapkan taktik jitu, yaitu sengaja menguras stamina para pemain Hong Kong. Ketika menguasai bola, pemain Indonesia mencoba mengajak lawan untuk terus berlari. Hal ini bisa dilakukan dengan baik karena Milla sejak awal mengajari pemain untuk mengendalikan bola selama mungkin.
Ketika para pemain Hong Kong mulai kelelahan, pertahanan mereka juga semakin terbuka. Hal ini dimanfaatkan Indonesia untuk menyerang. Pada menit ke-85, Lilipaly berdiri bebas di depan gawang lawan dan mencetak gol kedua. Pemain cadangan, Hanif Sjahbandi, mencetak gol ketiga pada menit ke-90+4.
”Pada babak kedua, pemain kehilangan konsentrasi dan gol balasan dari Indonesia mengubah jalannya laga,” kata Pelatih Hong Kong Kenneth Kwok Kar Lok. Namun, ia juga bangga pemainnya bisa meredam laju Febri. Milla kemudian mengganti Febri dengan Septian David Maulana pada babak kedua.
Menurut Kwok, kekalahan ini sangat mengecewakan karena mereka harus menghadapi Uzbekistan, tim juara Piala Asia U-23 2018. Namun, mereka bersyukur bisa mendapat pelajaran berharga dari Indonesia.
Beristirahat
Milla mengaku belum banyak mempelajari permainan UEA. ”Kami masih punya waktu empat hari dan besok (Selasa) kami akan beristirahat dulu. Setelah itu baru kami memikirkan lawan berikutnya,” katanya.
Namun, Milla meyakini UEA adalah tim yang kuat dan solid. Skuad Garuda pun kerap kesulitan menghadapi tim dari Timur Tengah dalam laga uji coba, seperti Bahrain dan Suriah.
Oleh karena itu, Milla merasa timnya harus berlatih lebih keras menjelang babak 16 besar itu. ”Waktu istirahat harus dimanfaatkan dengan baik. Mereka terutama harus bisa mengistirahatkan kepala,” katanya.
Pelatih asal Spanyol itu ingin para pemainnya memiliki pikiran yang jernih sebelum menghadapi fase gugur. Hal ini perlu karena para pemain Indonesia kerap gagal menahan emosi saat berlaga, seperti saat menghadapi Hong Kong. Akibatnya, empat pemain mendapat kartu kuning.
Son jaga asa
Pada penyisihan Grup E yang berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, gol bintang Korea Selatan Son Heung-min mengantarkan timnya ke babak 16 besar seusai menekuk Kirgizstan, 1-0. Gol pemain Tottenham Hotspur itu sekaligus menjaga asa Korsel mempertahankan gelar juara.
”Kemenangan ini sangat penting sebagai motivasi di babak 16 besar. Kami optimistis melaju ke final dan berjuang meraih medali emas,” ujar Son.
Pemain berusia 26 tahun ini mengatakan, pertahanan Kirgizstan sangat kuat sehingga timnya kesulitan mencetak gol. Dia pun itu meminta rekan-rekannya untuk bermain lebih baik di pertandingan selanjutnya. ”Ada beberapa tim bagus di Asian Games tahun ini, seperti Iran dan Uzbekistan. Kami harus bekerja keras, tetapi kami yakin bisa melakukan itu,” ucapnya.
Korsel langsung menekan pertahanan Kirgizstan di awal pertandingan. Trio Son, Na Sang-ho, dan Hwang Ui-jo mengisi barisan depan untuk mendobrak pertahanan lawan. Namun, Korsel baru bisa mencetak gol lewat tendangan voli Son dari dalam kotak penalti pada menit ke-63.
Gol berawal dari tendangan sudut Kim Jin-ya, bola mengarah ke Son yang berdiri bebas. Son langsung menyambar bola dengan kaki kanan. Pelatih Korsel Kim Hag-bum memuji para pemainnya. ”Laga ini sulit karena pertahanan Kirgizstan sangat rapat,” ujarnya. (DEN/TAM)