JAKARTA, KOMPAS — Upaya para atlet merebut medali pada ajang Asian Games 2018 tidak hanya membutuhkan perjuangan mengalahkan lawan, tetapi juga mengalahkan dirinya sendiri. Para atlet rela menunda kepentingan pribadi, hingga menahan sakit karena cedera demi mengukir prestasi tertinggi.
Peraih medali emas wushu nomor taijiquan dan taijijian putri Lindswell Kwok di Jakarta, Senin (20/8/2018), mengaku sudah berniat untuk pensiun sejak 2015 dan 2016. Namun, atlet 26 tahun itu menundanya untuk mengikuti SEA Games Kuala Lumpur 2017. Penundaan itu berbuah manis, ia merebut emas kelima dalam ajang multicabang se-Asia Tenggara itu sejak 2011.
Niat untuk pensiun kembali ia undur karena Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Lindswell merasa bertanggung jawab untuk menyumbangkan emas bagi Tanah Air. Impian tersebut terwujud, ia mengalahkan peserta dari 15 negara lainnya dengan perolehan nilai 9,75, baik untuk nomor taijiquan maupun taijijian.
Pelatih Kepala Tim Nasional Wushu Indonesia Novita mengatakan, di samping menunda waktu pensiun, Lindswell juga menahan cedera selama bertahun-tahun. Hingga saat ini, kedua lututnya masih cedera. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah bagi dia. Ia tetap mengikuti pemusatan latihan secara intensif selama empat bulan di China.
Cedera pada lutut Lindswell muncul sejak 2011. Kondisinya kian memburuk sepanjang 2016 dan 2017. Pada 2016, keinginannya untuk pensiun disebabkan oleh pemulihan cedera yang membutuhkan istirahat total, baik dari latihan maupun bertanding wushu. Bahkan, saat itu, untuk menaiki tangga pun ia tak mampu.
”Dulu saya masih memaksakan dan mempertahankan diri untuk mengikuti Asian Games, sekarang sudah cukup,” kata Lindswell.
Oleh karena itu, ia mengaku merasa amat lega setelah meraih emas ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Ia merasa sudah tidak ada beban untuk mundur sebagai atlet setelahnya.
Ia belum bersedia memberitahukan rencana jangka panjangnya. ”Saya hanya ingin beristirahat,” kata Lindswell.
Novita mengatakan, timnya sebenarnya belum merelakan keputusan tersebut. Setelah Asian Games, terdapat SEA Games 2019 yang penting untuk diikuti Indonesia. Apalagi, menurut Novita, hanya ada satu atlet pelapis yang diproyeksikan untuk menggantikan Lindswell. Namun, pelapis Lindswell itu masih membutuhkan pelatihan intensif dalam waktu panjang untuk mencapai kompetensi setara dengan Lindswell.
Meski demikian, keputusan pensiun merupakan pilihan pribadi Lindswell yang patut dihargai. ”Dia juga membutuhkan istirahat karena sudah menderita cedera di lutut kanan dan kiri selama bertahun-tahun,” kata Novita.
Perjuangan serupa harus dilakukan atlet wushu nomor nanquan dan nandao putri, Juwita Niza Wasni. Peraih emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017 itu tetap berusaha tampil optimal di Asian Games 2018 meski lututnya cedera parah. Anterior cruciate ligament lututnya telah robek sehingga menghambat gerakan.
Pada peragaan jurus nanquan, Minggu (19/8/2018), Juwita tampil maksimal hingga mendapatkan nilai 9,67 sekaligus menempati peringkat keempat dari total 12 negara peserta. Ia menangis terisak-isak di pelukan Novita saat mengetahui perolehan tersebut.
Namun, pada tampilan keduanya pada nomor nandao, Selasa, penampilannya merosot. Ia memperoleh nilai 9,30 atau menempati peringkat ke-10 dari total 12 negara peserta. Kesempatan mendapatkan medali dari nomor nanquan dan nandao telah hilang, tetapi Juwita telah berjuang sehormat-hormatnya.
Seusai laga, ia tidak lagi menangis. Akan tetapi, ia tampak berjalan dengan tertatih-tatih, menahan sakit. Ia pun enggan menjawab pertanyaan awak media.
Novita mengatakan, cedera lutut kanan Juwita merupakan akumulasi selama bertahun-tahun. Sementara lutut kirinya baru menderita saat menjalani pemusatan latihan di China.
”Sebenarnya kami akan mengizinkan jika dia ingin mengundurkan diri, tetapi Juwita memilih untuk tetap bertanding demi nama Indonesia,” kata Novita.
Peluang medali
Meski sudah kehilangan peluang mendapatkan medali dari Juwita, masih ada beberapa peluang untuk menambah medali. Salah satunya dari Ahmad Hulaefi, yang berlaga di nomor daoshu dan gunshu. Pada penampilan pertamanya di nomor daoshu, Ahmad memperoleh nilai 9,70 atau menempati peringkat keempat dari total 10 negara peserta.
Selain itu, ada pula Harris Horatius di nomor nanquan dan nangun. Pada nomor nanquan, ia menempati peringkat ke-13 dari total 23 negara peserta dengan perolehan nilai 9,50. Baik Ahmad maupun Harris siap untuk melanjutkan laga kedua pada Selasa ini.
Berbagai bonus pun dijanjikan kepada atlet yang dapat menyumbangkan emas. Ketua Umum PBWI sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan sudah menyiapkan tiga mobil untuk peraih emas. ”Mobil itu kami sediakan, dipersilakan bagi siapa saja yang mau mengambil,” ujarnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pun menjanjikan bonus uang Rp 1,5 miliar untuk setiap peraih emas. Sementara itu, Chief de Mission sekaligus Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin mengatakan, setiap peraih medali bisa menjadi pegawai negeri sipil atau anggota kepolisian.