JAKARTA, KOMPAS Atlet wushu Indonesia di nomor sanda atau tarung putra hanya mampu mempersembahkan dua perunggu terakhir untuk Indonesia. Pembenahan di berbagai sisi diperlukan untuk mengukir prestasi yang lebih tinggi.
Dua perunggu itu diraih Yusuf Widiyanto di kelas 56 kg dan Puja Riyaya dari kelas 70 kg. Dalam pertarungan di arena JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (22/8/2018), Yusuf kalah dari Guoshun Shen, 2-0, sedangkan Puja kalah, 2-0, dari Zhanwei Shi.
”Strategi bermain saya mudah terbaca lawan,” ujar Puja.
Pelatih tim nasional wushu untuk nomor sanda Mohammad Slamet mengatakan, secara teknik dan kekuatan, atlet Indonesia relatif setara dibandingkan dengan lawan dari China. Namun, mental bertanding mereka masih perlu dibenahi agar tidak bermain terburu-buru. Tekanan sebagai atlet tuan rumah juga memengaruhi performa mereka.
”Ke depan, hal yang harus kami perbaiki adalah soal kesiapan mental,” kata Slamet.
Meski demikian, capaian dua perunggu tersebut melampaui ekspektasi tim pelatih. Baik Yusuf maupun Puja tidak ditargetkan untuk memperoleh medali.
Sebelumnya, atlet sanda menjalani pemusatan latihan selama empat bulan di China dan Iran. Dalam sehari, mereka berlatih tiga kali, dengan total durasi 6-7,5 jam per hari.
”Semua pengorbanan itu terbayar saat mendapatkan medali,” kata Yusuf.
Sementara itu, di nomor sanda putri, Selviah Pertiwi yang bertarung di kelas 52 kg dan Mei Yulianengsih Kurniati di kelas 60 kg hanya mampu bertahan hingga babak perempat final. Adapun pada nomor taolu atau peragaan jurus, Felda Elvira Santoso yang ditargetkan meraih medali untuk changquan atau jurus tangan kosong putri, hanya menempati posisi keenam dari sembilan peserta. Bobie Valentinus Gunawan yang turun pada nomor taijijian atau jurus pedang putra juga hanya menempati peringkat sembilan dari 17 peserta.
Dengan capaian tersebut, pada Asian Games ini atlet wushu Indonesia menyumbangkan satu medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Taekwondo
Pada cabang taekwondo, atlet-atlet Indonesia kembali gagal menambah medali karena terhenti sebelum menembus semifinal. Ibrahim Zarman yang menjadi andalan Indonesia pada kyorugi atau tarung kelas 63 kg putra dihentikan Gang Min Cho dari Korea Selatan pada perempat final dengan skor 36-25.
Ibrahim sempat tampil prima pada babak perdelapan final dengan mengalahkan Haroon Khan dari Pakistan dengan skor 25-22. Namun, saat menghadapi Gang Min Cho, Ibrahim justru tampil buruk. Pertahanannya yang tidak rapat sehingga Gang dengan mudah mencuri poin demi poin.
”Mental Ibrahim kurang bagus saat melawan Min Cho. Dia kurang berani berinisiatif menyerang,” kata Dirc Richard, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Taekwondo Indonesia.
Dinggo Ardian Prayogo yang berlaga di nomor -80 kg juga terhenti setelah kalah 20-24 dari Hidenori Ebata (Jepang). Dinggo yang kalah dari sisi jangkauan berusaha bertarung secara agresif, tetapi tetap kalah dari Ebata. (NIA/NIC/ECA)