Jafro Menambah Emas Indonesia, Rika Sumbang Perunggu
Oleh
Rakaryan Sukarjaputra
·3 menit baca
Bogor, Kompas - Jafro Megawanto akhirnya berhasil menambah satu medali emas untuk Indonesia, setelah memenangi nomor ketepatan mendarat perorangan, Kamis (23/8/2018). Bertarung hingga ronde terakhir atau ronde ke-10, Jafro mampu mengatasi ketegangannya meski rival terkuatnya, Jirasak Witeetham dari Thailand, mampu mencetak poin nol pada ronde ke-9.
Di kelompok putri, atlet Indonesia Rika Wijayanti akhirnya harus puas dengan medali perunggu, meski mampu tampil baik pada ronde ke-9 dan ke-10, Kamis, Rika harus mengakui konsistensi dua rival terkuatnya, Nunnapat Phuchong dari Thailand yang meraih medali emas, dan Da Gyeom Lee dari Korea yang meraih medali perak.
"Memang saya merasakan ketegangan di ronde terakhir ini karena lawan-lawan bagus dan saya juga punya poin yang jelek. Tetapi saya terus berusaha mengatasinya dengan bercanda dengan diri sendiri. Berusaha mengingat hal-hal lucu, sambil mengatur pernapasan untuk tetap fokus. Selebihnya saya tetap melakukan penerbangan seperti biasa, dan Alhamdulillah bisa konsisten," ungkap Jafro yang mencetak poin 2 pada penerbangan terakhirnya sehingga mengoleksi poin 27 atau masih unggul 20 poin dari Jirasak yang mengoleksi 47 poin.
Jafro pun sudah menyiapkan untuk menyumbangkan sebagian uang hadiah yang diterimanya kepada para korban gempa bumi di Lombok.
Pelatih Kepala Timnas Paralayang Indonesia, Gendon Subandono, menjelaskan, perjuangan yang dijalani Jafro merupakan perjuangan yang terberat karena pemenang harus ditentukan hingga ronde terakhir. "Ini sebuah pertandingan yang sangat menegangkan karena baru pada ronde terakhir kita tahu siapa pemenangnya. Alhamdulillah Jafro mempunyai mental yang kuat dan memperlihatkan dia juara sejati, sehingga tetap tenang menghadapi tekanan yang sangat berat dari lawannya," ujarnya.
Gendon yang sering mendampingi Jafro di berbagai kejuaraan internasional menambahkan, ini adalah pertandingan yang paling berat untuk Jafro karena dia harus bisa menjadi nomor satu. "Asian Games ini event yang sangat besar dan sangat penting, sehingga tekanannya juga besar. Kalau di kejuaraan dunia itu kan single event, tetapi ini multi event sehingga dengan kemenangan ini paralayang Indonesia membuat sejarah, juga untuk paralayang di Asia," ungkapnya.
Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha menambahkan, dua medali emas yang diraih tim paralayang Indonesia memang sudah diperkirakan. Akan tetapi perjuangan para atlet ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan. "Hari ini kita membuktikan bahwa Indonesia adalah yang terbaik di Asia untuk paralayang, utamanya di nomor akurasi. Ini merupakan catatan sejarah yang luar biasa bagi kita, dan hasil dari kerja keras tim yang kompak," paparnya.
Kurang Presisi
Mengenai kegagalan atlet putri untuk meraih medali emas, Gendon melihat kedua lawan Rika memang musuh bebuyutan atlet Indonesia itu. "Kita masih harus memperbaiki di ketepatannya. Atlet kita masih kurang presisi di pad-nya. Memang kita naik-turun, tetapi dari segi kualitas, Rika, Nunnapat dan Da Gyeom itu bersaing terus," jelasnya.
Rika sendiri mengatakan dirinya memang agak tegang pada ronde terakhir. "Kalau untuk merebut emas memang sudah tidak mungkin karena sudah dikunci, tetapi untuk merebut perak itu selisih poinnya sangat dekat sehingga greget. Untuk mengatasinya saya berusaha fokus aja dan mencetak poin terkecil," papar Juara Dunia Ketepatan Mendarat 2017 itu yang mencetak poin 6 pada ronde terakhir.
Rika meraih perunggu dengan koleksi poin 120, sedangkan Da Gyeom meraih perak dengan poin 97, sementara Nunnapat mengoleksi 77 poin.
Wahyu menambahkan, Indonesia masih berpeluang menambah medali dari nomor lintas alam beregu yang akan mulai digelar Jumat (24/8/2018). "Kami sengaja memilih atlet bukan hanya yang kuat di akurasi, tetapi juga kuat di cross-country. Mereka semua sudah siap juga di cross-country, semoga bisa menambah medali lagi," paparnya.