JAKARTA, KOMPAS - Pemulihan menjadi faktor penting bagi atlet bulu tangkis di saat jeda antara persaingan kategori beregu dan perorangan dalam Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Para atlet Indonesia juga diingatkan untuk memperbaiki kesalahan agar tampil lebih maksimal dalam memperebutkan lima emas perorangan yang berlangsung 23-28 Agustus.
Tim bulu tangkis Indonesia telah tampil pada 19-22 Agustus dalam beregu putra dan putri di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Medali perak diraih tim putra dan perunggu oleh tim putri. Mereka pun hanya memiliki waktu 24 jam, bahkan kurang, untuk melanjutkan persaingan di kategori perorangan.
Salah satu pelatih fisik pelatnas bulu tangkis, Felix Ary Bayu Martha, mengatakan, dia dan tim fisioterapi sudah membuat program pemulihan untuk dijalani atlet. ”Intinya, kami menghilangkan asam laktat yang tersisa di dalam tubuh atlet supaya kondisi otot lebih rileks,” kata Felix, Kamis (23/8/2018).
Aktivitas fisik, terutama olahraga, menghasilkan asam laktat dalam tubuh seseorang. Salah satu akibatnya adalah rasa nyeri pada otot. Untuk menghilangkan itu, pemulihan dijalani atlet-atlet bulu tangkis yang dilakukan dengan latihan di kolam renang dan berendam dalam es.
Sementara, terkait Anthony Ginting, manajer tim bulu tangkis Indonesia, Susy Susanti, mengatakan, Anthony sudah siap tampil pada kategori perorangan. Setelah mendapat bye pada babak pertama, dia akan melawan atlet Iran, Mehran Shahbazi, pada babak kedua.
Anthony mengalami kram kaki kiri saat tampil pada laga pertama final beregu putra, Indonesia melawan China, Rabu malam. Dia pun mengundurkan diri saat melawan Shi Yuqi pada skor 21-14, 21-23, 20-21.
Dalam konferensi pers pada Kamis dini hari, Susy juga mengatakan, pemulihan menjadi prioritas atlet selain mengoreksi kekurangan yang terlihat saat tampil dalam beregu. Susy menilai, mereka harus bisa tampil tenang saat menghadapi poin kritis.
Pada semifinal, saat melawan Kento Momota (Jepang), misalnya, Anthony kalah, 21-14, 14-21, 16-21, meski telah unggul 15-8 pada gim ketiga. Dia juga mendapat match point, 20-18, pada gim kedua saat melawan Shi Yuqi.
Tunggal putra, Jonatan Christie, mengatakan, selain memulihkan kondisi otot, mentalnya juga harus lebih kuat untuk bersaing dalam kategori perorangan. Apalagi, unggulan pertama, Shi Yuqi, akan menjadi lawan pertamanya pada babak kedua.
Jonatan menilai, dirinya sudah memiliki modal kepercayaan diri ketika bermain selama 1 jam 34 menit saat melawan Chen Long pada final beregu meski kalah, 21-19, 16-21, 18-21. ”Melawan pemain China, pertandingan pasti akan ketat dan akan berlangsung lama. Saya harus mengantisipasi hal ini, tetapi saya sudah lebih percaya diri karena bisa bermain lama melawan Chen Long,” kata Jojo sapaan Jonatan.
Terkait penampilan dua ganda putra pada beregu, pelatih Herry Iman Pierngadi memberi penilaian. Untuk mewujudkan target medali emas, Herry mengatakan, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon tinggal menjaga pola main mereka. ”Sementara Fajar/Rian harus lebih sabar saat menyerang. Jangan terburu-buru untuk mematikan lawan,” kata Herry tentang Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. (IYA)