Sorak-sorai penonton di laga final jetski nomor runabout limited Asian Games 2018 di Jakarta, Jumat (24/8/2018), berganti cemas. Jetski milik Aqsa Sutan Aswar, atlet andalan Indonesia, tiba-tiba berhenti di tengah laut.
Aqsa menundukkan kepala di setir jetski. Dia kecewa. Mesin jetskinya mati. Padahal, saat itu, ia sudah menyelesaikan enam dari delapan putaran yang dipertandingkan. Perjuangannya terhenti saat memimpin laga.
”Atlet tidak bisa apa-apa jika mesin mati,” kata Aqsa dengan mata berkaca-kaca.
Aqsa mengatakan, tak ada kendala dalam persiapan dan laga. Sebelumnya, bersama Aero, kakaknya, dia menjalani pemusatan latihan di Amerika Serikat selama tujuh bulan. Adaptasi terhadap angin, jenis ombak, dan cuaca di atas 50 derajat celsius pun telah ditempuh.
”Sayangnya, kami memang sedang tidak beruntung,” ujar Aqsa.
Mekanik jetski tim nasional Indonesia, Dean Frederick Charrier, mengatakan, supercharger pada jetski Aqsa patah. Hal itu menyebabkan oli berceceran dan tidak mengalir ke mesin.
Padahal, oli tersebut berfungsi mendinginkan mesin yang dipacu dalam kecepatan tinggi secara terus-menerus. Akibatnya, mesin berhenti bekerja seketika.
Kejutan
Kerusakan mesin jetski Aqsa memberikan kejutan pada laga ini. Ali Allanjawi, atlet Uni Emirat Arab, yang awalnya tertinggal sejak putaran pertama, justru meraih emas dengan akumulasi poin 214.
Posisi Aero juga terdongkrak. Dia meraih perak dengan poin 188. Sementara Aqsa yang awalnya telah menabung banyak poin dari tiga babak hanya dapat perunggu dengan skor 186.
”Saya benar-benar bersyukur karena kemenangan ini tidak disangka. Melawan Aqso dan Aero sangat berat,” kata Ali, yang sebelumnya pernah dikalahkan Aero di laga-laga sebelumnya.
Persahabatan
Selain itu, Ali juga mengapresiasi semangat persahabatan yang muncul selama pertandingan. Dalam laga pertama pada Kamis lalu, misalnya, Aero memberikan suku cadang untuk memperbaiki kerusakan mesin jetski miliknya.
Menurut Ali, tanpa suku cadang tersebut, ia bakal tidak bisa melanjutkan laga.
”Saya menyesal, ketika jetski Aqsa yang bermasalah, saya tidak bisa membantu,” ujarnya.
Meski terpukul dengan kerusakan jetski yang mengejutkan itu, Aqsa memastikan akan tetap bermain optimal pada nomor berikutnya, endurance runboat open.
”Kami tidak puas dengan perolehan perak dan perunggu,” ucapnya.
Aqsa dan Aero masih akan mengikuti nomor itu pada Sabtu (25/8). Nomor tersebut pun menjadi ajang pembuktian bagi dua bersaudara yang ditargetkan untuk menyumbangkan emas bagi Indonesia.