PALEMBANG, KOMPAS – Memasuki hari keenam penyelenggaraan Asian Games Jakarta-Palembang 2018 di Kompleks Olahraga Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, penonton mengeluhkan layanan transportasi di dalam kompleks tersebut. Pasalnya, di dalam kompleks itu tidak boleh masuk kendaraan bermotor, mobil maupun sepeda motor.
Namun, layanan bus pengantar di dalam kompleks itu tidak beroperasi dengan optimal. Layanan bus sangat terbatas sehingga menyebabkan penumpukan di setiap halte yang ada, terutama di dekat gerbang utama masuk kompleks tersebut.
Bahkan, penonton harus menunggu lebih dari 30 menit untuk naik bus guna menuju arena pertandingan yang diinginkannya. Tak jarang, terjadi desak-desakan antar warga ketika ada bus yang tiba ke halte-halte yang tersedia.
Berdasarkan pengamatan Kompas tiga hari terakhir, layanan bus pengantar untuk publik tersebut juga semakin terbatas ketika memasuki malam hari. Tak sedikit pengunjung yang harus berjalan kaki menuju gerbang utama ketika akan pulang.
”Kita kan tidak bisa bawa masuk kendaraan pribadi ke sini, harusnya panitia menyediakan kendaraan pengantar yang nyaman. Jangan sampai pengunjung menunggu lama dan naik berdesak-desakan. Malu juga kita dilihat warga asing yang datang ke sini,” ujar Habibillah (29), warga Palembang yang ditemui, Jumat (24/8/2018).
Hal serupa dialami oleh awak media lokal maupun asing yang meliput Asian Games 2018 di Kompleks Olahraga Jakabaring. Mereka menanti lama untuk naik bus yang mengantar dari satu arena ke arena lain ataupun dari MPC ke kompleks tersebut dan sebaliknya. Padahal, awak media itu butuh kecepatan untuk mengejar informasi terkini di setiap arena yang dituju.
Kontingen bertambah
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan Nelson Firdaus ketika mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyaksikan laga voli pantai Asian Games 2018 menyampaikan, pihaknya bersama Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia atau Inasgoc sejatinya telah menyediakan sekitar 50 kendaraan, terdiri mini bus, bus ukuran sedang, hingga bus besar di Kompleks Olahraga Jakabaring. Bus-bus itu dibagi tugas dan fungsi, yakni mengantar kontingen (atlet dan ofisial), awak media, hingga pengunjung/penonton. ”Itu rencana awal yang sudah dianggap ideal,” katanya.
Akan tetapi, ternyata jumlah kontingen (atlet maupun ofisial) peserta Asian Games 2018 di Palembang jauh lebih banyak dari perkiraan. Penambahannnya mencapai 700an orang. Hal itu juga diakui oleh Inasgoc. Bahkan, oleh karena itu, sejumlah kontingen Indonesia pun harus keluar dari Wisma Atlet Jakabaring ke hotel di wilayah kota Palembang. Hal itu untuk memberikan layanan baik bagi tamu asing di Palembang.
”Nah, penambahan kontingen tersebut di luar rencana kami. Akibatnya, awak kendaraan yang ada tidak mencukupi untuk keperluan kontingen, awak media, hingga pengunjung yang ada. Sebab kebanyakan kendaraan yang ada akhirnya untuk keperluan kontingen yang memang paling membutuhkan saat ini,” tuturnya.
Sementara itu, Budi meminta Pemprov Sumsel maupun Inasgoc mengevaluasi layanan kendaraan yang ada. Karena Asian Games 2018 sudah berjalan, perbaikan harus dilakukan segera untuk menghindari kesan negatif dari tamu-tamu asing. ”Saya juga minta staf Kementerian Perhubungan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Sumsel untuk segera lakukan penambahan kendaraan sesuai kebutuhan,” tegasnya.