Tunggal Putri Indonesia Disingkirkan India

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Tunggal putri bulu tangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, bertanding melawan pemain Korea Selatan, Sung Ji-hyun, dalam babak delapan besar bulu tangkis beregu putri Asian Gamesdi Istora Senayan, Jakarta, Senin (20/8/2018). Gregoria Mariska unggul 21-13, 8-21, dan 21-18.

JAKARTA, KOMPAS — Setelah tampil baik pada kategori beregu putri, dua tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani, tak dapat menunjukkan kemampuan terbaik mereka pada kategori perorangan tunggal putri. Mereka tersingkir pada perempat final Asian Games Jakarta-Palembang 2018.

Di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/8/2018), Gregoria kalah dari unggulan ketiga asal India, Pusarla V Sindhu, 12-21, 15-21. Ini menjadi kekalahan pertama tunggal putri Indonesia berusia 18 tahun itu. Pada kategori beregu, Gregoria selalu menyumbangkan kemenangan bagi Indonesia, yaitu saat melawan Cheung Ngan Yi (Hong Kong), Sung Ji-hyun (Korea Selatan), dan Akane Yamaguchi (Jepang).

”Saya kurang puas dengan penampilan kali ini. Saya kalah, tetapi kalahnya seperti apa. Hari ini saya tidak bisa memberi penampilan terbaik, main seperti tidak ada tujuan, serba salah, jadi bingung sendiri,” tutur Gregoria.

Gregoria pernah memberi perlawanan ketat kepada Sindhu dalam tiga gim pada pertemuan di Indonesia Masters 2015 dan Thailand Terbuka 2018 meski kalah. Namun, pada pertandingan di Istora kali ini, Gregoria kalah dengan cukup mudah, apalagi karena dia banyak membuat kesalahan.

Pada awal permainan, misalnya, Gregoria tertinggal hingga 0-7 dari peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu. Dia kesulitan menahan serangan-serangan Sindhu melalui smes.

Saat berpindah lapangan, Gregoria menyadari bahwa dia harus mengubah pola permainan, mengatur irama untuk menanti kesempatan menyerang. ”Namun, dia tetap mengendalikan permainan saya dengan serangannya,” kata pemain asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini.

Gregoria pun menyesal dia tidak bisa bermain lepas tanpa tekanan. Padahal, berdasarkan peringkat dunia, dia berada di bawah Sindhu. Sindhu menempati peringkat ketiga, sementara Gregoria ke-22.

”Untuk ke depannya, saya harus bisa mengatur pola pikir. Kondisi saat persiapan dan di lapangan bisa berbeda. Saya juga harus lebih sabar saat bermain,” katanya.

Pada pertandingan sebelumnya, Fitriani kalah dari pemain India lainnya, Saina Nehwal, 6-21, 14-21. Ini menjadi kekalahan keempat Fitriani dari empat pertemuan dengan Nehwal.

”Saina lebih menekan, permainan saya tidak berkembang. Permainan dikendalikan oleh dia,” kata Fitriani.