JAKARTA, KOMPAS - Semangat mendukung Asian Games 2018 terus berlangsung. Hal tersebut juga terasa dalam lomba lari maraton putri yang berlangsung pada hari Minggu (26/8/2018).
Walaupun dalam nomor maraton tersebut tidak ada perwakilan atlet dari Indonesia, masyarakat tetap antusias menyaksikan dari awal hingga akhir. Seperti yang dilakukan Fatimah (52) warga dari Kebayoran Baru. Ia sengaja datang ke kawasan Gelora Bung Karno, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, karena penasaran ingin melihat secara langsung suasana perlombaan lari maraton Asian Games 2018.
"Ini pertama kalinya melihat langsung lomba maraton, apalagi mumpung Indonesia menjadi tuan rumah," katanya, Minggu (26/8/2018). Fatimah datang bersama dengan Evi (30) yang juga sangat semangat menyaksikan pertandingan lari maraton.
"Iya mau nonton sampai akhir, walau pun tidak ada atlet dari Indonesia, kami akan dukung semua atlet dari semua negara yang bertanding," kata Evi.
Atlet dari Bahrain, Chelimo Rose, berhasil mencapai finis pertama dan memperoleh medali emas, disusul atlet dari Jepang Nogami Keiko dan atlet dari Korea Utara Kim Hye-song di urutan ketiga. Jarak antara pelari pertama yang mencapai finis dengan pelari terkahir cukup jauh. Pelari pertama berhasil mencapai finis dengan catatan waktu 2 jam 34 menit 51 detik, sedangkan atlet terakhir mencapai garis finis 3 jam 8 menit 14 detik.
Walau pun jaraknya cukup jauh banyak masyarakat tetap menunggu dan menyaksikan hingga atlet maraton terakhir lewat. Setiap kali para atlet melintas, para penonton bertepuk tangan dan berteriak memberi semangat.
Suasana pertandingan lari maraton ini lebih ramai dibanding lari maraton putra pada Sabtu (25/8/2018). Beberapa titik di ruas Jalan Jenderal Sudirma mulai dipenuhi oleh warga sejak pukul 05.00 WIB. Ada yang dari awal hendak menonton maraton, ada pula yang hendak berolahraga pagi, bersepeda atau joging, sekaligus menyaksikan lomba lari maraton.
Sementara itu, Farida (65), seorang aktivis untuk pendidikan anak Papua, datang ke Gelora Bung Karno bersama lima anak didiknya dari Papua untuk menyaksikan lomba maraton. "Menonton ini adalah wujud dari mendukung Asian Games, juga agar anak-anak Papua saya semangat untuk olahraga, bahkan harapannya mereka bisa menjadi atlet juga," ujarnya.
Seorang dosen tidak tetap, Giana Gita (60) sangat antusias menyaksikan lari maraton tersebut. Ia datang bersama beberapa temannya dari pensiunan sebuah bank persero BUMN. "Emang suka lari pagi biasanya di car free day, karena hari ini ada maraton sekalian lihat," ujarnya.