JAKARTA, KOMPAS Laga perempat final tinju kelas terbang 52 kilogram Asian Games 2018 akan menjadi pembuktian kedewasaan Aldoms Suguro, Selasa (28/8/2018). Dia bakal bertemu lagi dengan petinju Uzbekistan, Latipov Jasurbek, yang pernah mengalahkannya di Kejuaraan Asia setahun lalu.
Jasurbek bukan lawan yang mudah ditaklukkan. Setelah mengalahkan Aldoms pada babak 16 besar Kejuaraan Asia di Uzbekistan, Jasurbek jadi juara dalam ajang itu.
”Saya akan balas. Kali ini di kandang sendiri,” kata Aldoms setelah menundukkan petinju Timor Leste, Joao Barbosa Neto, Minggu (26/8), di Hall C JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Aldoms menang 5-0 atas Joao lewat penampilan yang jauh lebih sabar. Namun, pelatih tinju Adi Swandana mengatakan, penampilan anak asuhnya itu belum cukup sabar. Berhasil menundukkan Joao, Adi mengatakan, semuanya belum cukup untuk mengalahkan Jasurbek.
”Aldoms tidak boleh terpancing. Saat lawan petinju Timor Leste (kemarin), Aldoms masih sempat emosi. Itu tidak boleh diulangi lagi,” kata Adi.
Dibandingkan setahun lalu, Aldoms sudah jauh berkembang. Pengalamannya lebih matang.
Selain meraih medali emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017 pada April 2018, dia sempat
berlaga dengan petinju-petinju lokal di Ukraina. Kemampuan Aldoms bakal sempurna bila
piawai mengendalikan emosinya.
Kematangan tekniknya terlihat saat berhadapan dengan Joao. Mengandalkan serangan balik, Joao menerapkan strategi bertahan sangat ketat.
Kali ini, Aldoms tidak tertarik menyerang sporadis. Dia justru memanfaatkan jab kiri dan straight kanan guna membongkar double cover Joao tanpa melupakan pertahanan sendiri.
”Memang sulit. Pertahanan dia rapi sekali. Karena itu, pelatih instruksikan pada ronde ketiga saya harus main lebih cepat lagi,” ujar Aldoms.
Hal itu dibuktikan di ronde ketiga. Berbekal fisik ciamik,
dia lebih agresif. Langkah kaki dan gerakan kepalanya dua kali lebih cepat di ronde terakhir. Diiringi sorakan ratusan penonton di arena tinju, pukulan Aldoms menghujani pertahanan Joao.
Puncaknya, pukulan kanan Aldoms menggoyangkan lawannya di pertengahan ronde penentuan. Setelah itu, petinju berusia 22 tahun itu memilih melambatkan ritme sampai menutup akhir laga dengan kemenangan.
Peluang Aldoms mengalahkan Jasurbek cukup terbuka lebar. Di babak 16 besar, Jasurbek tidak tampil prima.
Dia hanya menang tipis atas petinju China, Hu Jiang Cuan. Tiga juri memberi kemenangan untuk Jasurbek. Sementara dua juri lain memilih Hu.
Sementara itu, harapan Indonesia meraih medali juga ada pada Farrand Papendang. Dia melaju ke babak selanjutnya setelah menang atas petinju Korea Selatan, Choi Hae Ju, di kelas ringan 60 kg. Duel ini berjalan sangat seru. Kedua petinju beradu fisik lewat jual beli pukulan membabi buta.
Duel eksplosif
Farrand lebih kuat dalam pertandingan ini ketimbang lawannya. Dia mampu mengambil keuntungan dari pertarungan terbuka itu. Farrand bahkan sempat menjatuhkan Choi sebanyak tiga kali di Setiap ronde. Namun, Farrand juga terjatuh sekali di ronde pertama.
Di akhir babak kedua, Choi yang berkali-kali terpukul di wajah tampak kelelahan. Mukanya memerah. Hal itu membuat pertahanan yang digalangnya mulai kendur. Double cover Choi tidak efektif. Kedua tangannya tidak bisa menjaga wajah dari hantaman Farrand.
”Saya ladeni strategi dia. Pelatih juga instruksi bermain cepat. Tapi, (kemarin) masih banyak yang kurang. Saya sempat terpukul dan terjatuh,” kata Farrand.
Farrand menang mutlak 5-0. Selanjutnya, dia akan berhadapan dengan petinju Thailand, Juntrong Rujrakan, besok. (KEL)