PALEMBANG, KOMPAS Tim dayung perahu naga putra Indonesia membuat kejutan dengan meraih medali perunggu pada nomor lomba 500 meter, Minggu (26/8/2018), di lintasan dayung Danau Jakabaring, Palembang. Sebaliknya, tim putri justru gagal menambah pundi-pundi medali Indonesia setelah hanya finis di posisi keempat.
Medali emas putra di nomor itu direbut tim Taiwan. Adapun perak diraih tim China.
Medali perunggu diraih tim Indonesia dengan susah payah sejak awal. Di babak penyisihan, Indonesia hanya finis keempat, di bawah Thailand, Taiwan, dan Korea Bersatu. Hasil itu membuat Indonesia harus menjalani babak ulangan atau repechage. Berdasarkan aturannya, hanya tiga tim terbaik di penyisihan regu yang berhak langsung masuk ke final. Di babak ulangan, Indonesia menjadi yang tercepat.
Di babak semifinal, Indonesia menempati posisi ketiga di bawah Taiwan dan China. Di semifinal lainnya, Thailand, Filipina, dan Myanmar merebut tiga tiket final lainnya.
Di final, Indonesia unggul sangat tipis atas Thailand dengan selisih waktu 0,1 detik. Namun, itu sudah cukup mengantarkan Indonesia merebut perunggu.
”Pedayung kita cukup lelah karena sudah tiga kali bertanding sejak penyisihan. Saya mengubah strategi dengan memberi arahan agar tidak usah memacu kekuatan di awal. Cukup membayangi saja dan mengupayakan tidak tertinggal jauh. Menjelang 100 meter terakhir baru dilakukan akselerasi penuh. Hasilnya cukup bagus karena dapat menyalip Thailand yang sejak awal berada di depan,” tutur pelatih dayung Indonesia, Muhammad Suryadi.
Senin ini, tim putra Indonesia akan mengikuti nomor terakhir: perahu naga 1.000 m. Ia mengatakan akan menyusun strategi seperti Minggu kemarin. Susunan pedayung akan diubah dengan kru yang spesialis jarak jauh.
Sebaliknya di tim putri, perjuangan di awal terkesan mudah. Sejak babak penyisihan sampai semifinal, Indonesia selalu tampil tercepat. Namun, di final,
medali emas justru direbut Korea Bersatu. Ini menjadi emas pertama bagi kontingen Korea Bersatu. Perak diraih tim China, sedangkan perunggu direbut Thailand yang menyalip Indonesia pada 10 meter jelang
finis.
”Kami akan mengevaluasi tim putri. Mungkin kekalahan itu disebabkan rasa percaya diri terlalu tinggi karena selalu unggul di penyisihan dan semifinal,” ujar Suryadi. (SAH)