Tetap Jaga Fokus Dan Konsentrasi
Tinggal selangkah lagi wujudkan final sesama Indonesia di tunggal dan ganda putra. Namun, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus mengubur impian mereka meraih emas.
Jakarta, Kompas Para pebulu tangkis putra Indonesia tampil penuh semangat dan memastikan tempat di semifinal Asian Games 2018. Mereka diharapkan tampil ulet dan tetap menjaga fokus dan konsentrasi untuk meraih hasil terbaik.
Di tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting lolos ke empat besar, begitu pula Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dengan ditempatkan di paruh undian berbeda, terbuka peluang final sesama atlet Indonesia jika mereka berhasil melewati semifinal.
Pada perempat final di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (26/8/2018), Jonatan lolos setelah mengalahkan Vincent Wong Wing Ki (Hong Kong), 21-11, 21-18. Kesuksesan Jonatan memotivasi Anthony untuk menyingkirkan unggulan kelima Chen Long (China), 21-19, 21-15.
Pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho mengatakan, Jonatan dan Anthony bermain cukup bagus. ”Mereka belajar banyak dari pengalaman di nomor beregu. Meskipun fisik dan stamina menurun, timbul percaya diri. Itu yang membuat permainan mereka lebih efisien dan berkualitas,” ujar Hendry.
Meskipun berhasil mengalahkan pemain unggulan serta mendapatkan dukungan penuh penonton, Hendry meminta anak asuhnya tidak terlalu percaya diri. Mereka harus selalu menjaga fokus dan konsentrasi. ”Intensitas permainan semakin tinggi, atlet harus ulet mengumpulkan poin demi poin,” ujar Hendry.
Melawan Chen Long, perolehan poin Anthony sempat tertinggal hingga interval gim pertama. Berusaha menjaga fokus, percaya diri, dan berinisiatif menyerang, juara Indonesia Masters 2018 ini berbalik unggul.
Memasuki gim kedua, permainan Anthony menurun. Gerakan kakinya tidak selincah ketika mengalahkan juara dunia Kento Momota, sehari sebelumnya. Namun, Anthony bermain akurat dan cerdas membaca situasi. Beberapa kali dirinya menempatkan bola menyilang di depan net, membuat Chen Long kesulitan.
Kekalahan Chen Long membuat China tidak menyisakan wakil di tunggal. Unggulan pertama Shi Yuqi lebih dulu disingkirkan Jonatan di 16 Besar. Dua tunggal putri China, Chen Yufei dan He Bingjiao, juga telah tersisih.
Anthony mengatakan, dirinya merasa bersyukur melalui perempat final tanpa cedera. ”Meski poin pada gim pertama sempat tertinggal, saya berusaha tetap percaya diri. Puji Tuhan, saya bisa menang,” katanya.
Pada semifinal, Anthony akan bertemu pemain Taiwan, Chou Tien Chen, yang menang atas Angus Ng Ka Long (Hong Kong), 21-18, 21-18. Anthony memiliki rekor lebih baik, 3-1, atas Chou. Adapun Jonatan akan menghadapi unggulan kedelapan Kenta Nishimoto (Jepang), yang dikalahkannya di nomor beregu. Nishimoto sebelumnya mengalahkan unggulan ketiga asal Korea Selatan, Son Wan Ho.
Di nomor ganda, Fajar/Rian mengalahkan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (Malaysia), 21-17, 21-13, untuk bertemu unggulan kedua, Li Junihui/Liu Yuchen (China). Adapun Kevin/Marcus menumbangkan pasangan Malaysia lainnya, Goh V Shem/Tan Wee Kiong, 22-20, 21-19, dan akan melawan Lee Jhe Huei/Lee Yang (Taiwan).
Namun, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus mengakui keunggulan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, 15-21, 17-21.
Akhir perjuangan
Semifinal Asian Games 2018 juga menjadi akhir perjuangan ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Mereka harus mengubur mimpi meraih emas Asian Games karena kalah dari juara dunia 2018 dan unggulan pertama asal China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong, 13-21, 18-21.
Kekalahan ini sangat mengecewakan karena emas Asian Games adalah target utama mereka sebelum Butet mengakhiri karier. Selain itu, ganda campuran juga menjadi salah satu andalan Indonesia meraih emas.
Namun, penampilan Zheng/ Huang memang lebih baik. Mereka mengandalkan permainan cepat dan kuat yang sangat merepotkan. Pertahanan mereka juga sulit ditembus.
Meski kalah, mereka mendapat sambutan hangat dari sekitar 7.000 penonton. ”Terima kasih Owi/Butet!” teriak seorang penonton di pinggir lapangan.
Bagi Butet, inilah hasil terbaik yang bisa dipersembahkan di penghujung kariernya. Usia yang tidak lagi muda dengan fisik yang tak sekuat dulu membuat Butet, Juli lalu, menyatakan ingin gatung raket. Untuk menutup kariernya, Butet bertekad meraih emas Asian Games, ajang yang belum sekali pun dimenangi ganda campuran Indonesia.
Butet mengaku kecewa. ”Saya sudah berusaha maksimal, tetapi tidak mudah membalikkan keadaan. Namanya juga permainan, ada menang, ada kalah. Setidaknya saya mendapat medali (perunggu),” ujarnya. (DNA)