50 Tahun AS Terbuka
Stadion Louis Armstrong yang baru siap digunakan menyambut 50 tahun era tenis terbuka di Amerika Serikat Terbuka. Simona Halep menjadi petenis pertama yang menggunakannya.
NEW YORK, SENIN Grand slam Amerika Serikat Terbuka memperingati 50 tahun era tenis terbuka, Senin (27/8/2018). Sejumlah perubahan dilakukan untuk menyambut para petenis papan atas dunia berlaga di turnamen Grand Slam keempat tahun ini.
Perubahan paling mencolok di Billie Jean King National Tennis Center, di Distrik Queens, New York City, ini adalah penggunaan Stadion Louis Armstrong yang baru. Stadion tenis berkapasitas 14.000 kursi itu dibangun untuk menggantikan arena Louis Armstrong lama yang dirobohkan seusai turnamen pada 2016.
Presiden Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA) Katrina Adams, beberapa bulan lalu, mengatakan, arena ini didesain untuk memberi sentuhan lebih akrab daripada Stadion Arthur Ashe, lapangan utama lainnya.
”Stadion ini memiliki atap yang dapat dibuka-tutup, yang memberi AS Terbuka arena kedua yang tak ada tandingnya,” kata Adams.
Dengan tambahan arena utama yang kedua ini, jadwal turnamen dapat lebih diandalkan karena tidak terpengaruh cuaca. ”Sekarang, dengan dua stadion beratap, jika membeli tiket AS Terbuka, Anda pasti bisa menyaksikan tenis apa pun kondisi cuacanya,” ujarnya menambahkan.
Untuk sekian lama, AS Terbuka berlangsung tanpa kepastian jika terjadi hujan atau cuaca buruk. Hal itu membuat beberapa kali final tunggal putra yang dijadwalkan berlangsung hari minggu ditunda ke hari Senin. Kini, ada kepastian untuk tetap menggelar pertandingan karena sejak dua tahun lalu, Stadion Arthur Ashe juga telah dipasangi atap yang dapat dibuka-tutup.
Desain arena Armstrong dipercantik hiasan terakota untuk membantu sirkulasi udara. Sebanyak 6.400 kursi terletak di seputar lapangan untuk pemilik tiket pertandingan. Adapun lebih dari 7.000 kursi di balkon atas terbuka bagi pengunjung yang memiliki tiket untuk masuk Flushing Meadows.
Simona Halep
Petenis putri nomor satu dunia, Simona Halep, menjadi petenis pertama yang menggunakan arena baru ini saat membuka turnamen, Senin siang waktu setempat, melawan petenis Estonia, Kaia Kanepi. Setelah itu, giliran Andy Murray, juara AS Terbuka 2012 yang baru bermain kembali seusai absen karena operasi pinggang. Petenis Inggris Raya itu akan menghadapi petenis Australia, James Duckworth.
Juara bertahan dan andalan tuan rumah yang menjadi unggulan ketiga, Sloane Stephens, akan menghadapi Evgeniya Rodina Rodina pada partai berikutnya. Pada sesi malam di hari pertama, akan tampil finalis AS Terbuka 2012-2013 Victoria Azarenka dan unggulan ketiga putra, Juan Martin Del Potro.
Hal lain yang baru di lapangan adalah desain kursi di wasit dan pemain di lapangan, yang terinspirasi dan kursi taman di New York. Namun, pemain tidak bisa lama-lama duduk di kursi baru itu karena dibatasi oleh waktu. Pengukur waktu, yang untuk pertama kalinya digunakan pada turnamen Grand Slam itu, akan menjadi ornamen paling mencolok di arena.
Membuang waktu
Pencatat waktu yang ditempatkan di dua sudut dari empat arena utama dan 13 lapangan itu memiliki tugas utama untuk mencegah petenis membuang waktu. Peraturan baru yang paling banyak mengundang pro dan kontra di kalangan petenis adalah batasan waktu 25 detik bagi pemain untuk melakukan servis.
Namun, bukan hanya servis yang dibatasi waktunya. Pemanasan atlet juga dibatasi, dengan setiap petenis memiliki waktu 1 menit untuk mendatangi net untuk mengundi koin menentukan servis, setelah petenis kedua tiba di lapangan. Selain itu, petenis juga dibatasi waktu 1 menit sejak selesai melakukan pemanasan hingga bersiap melakukan servis pertama.
AS Terbuka 2018 juga menjadi turnamen Grand Slam pertama yang menggunakan sistem hakim garis elektronik, yang dikenal dengan nama Mata Elang, di semua lapangan. Empat arena utama akan langsung menampilkan tayang ulang di layar lebar yang tersedia jika ada petenis mengajukan keberatan atas keputusan hakim garis. Adapun data dari 13 lapangan lainnya akan dianalisis di pusat data. (AP/AFP/was)