PALEMBANG, KOMPAS - Tim perahu naga Indonesia menyumbangkan medali perak Asian Games 2018 pada final lomba 1.000 meter putra di lintasan dayung, Danau Jakabaring, Palembang, Senin (27/8/2018). Medali emas diraih tim Taiwan dan perunggu oleh Korea Bersatu.
Final 1.000 meter merupakan lomba terakhir di nomor perahu naga yang sudah melaksanakan lomba sejak Sabtu (25/8). Tim China dan Taiwan sama-sama mengumpulkan 2 medali emas, tetapi China lebih baik karena memiliki tambahan 2 perak. Adapun Taiwan hanya 1 perak. Tim Korea Bersatu menempati posisi ketiga dengan 1 medali emas dan 2 perunggu, sementara Indonesia hanya mendapat 2 perak dan 1 perunggu.
China mendapatkan emas dari nomor 200 meter putra dan putri. Taiwan meraih emas dari nomor 500 meter dan 1.000 meter putra. Korea Bersatu mendapat emas dari nomor 500 meter putri. Indonesia mendapatkan perak dari kategori 200 meter putri dan 1.000 meter putra, serta 1 perunggu dari 500 meter putra.
Perjuangan merebut medali perak, kemarin sore, penuh ketegangan. Di jarak 250 meter awal, kru Indonesia, Muhammad Yunus, M Taufan, Arfan, Rio Akbar, Andri Agus Mulyana, Medi Juana, Andri Agus Mulyana, Syahrul Saputra, Erwin David Monim, Firmansyah dan Poliyansyah, berada di urutan ke-5 di bawah Taiwan, China, Thailand, dan Korea Bersatu.
Selisih waktu antara tim Indonesia dan Taiwan yang memimpin lomba hampir mencapai 2 detik. Di setengah jarak lomba, atau 500 meter, posisi Indonesia naik ke urutan ke-4, sementara Taiwan masih kokoh di posisi terdepan.
Setelah itu, tim Indonesia melakukan akselerasi kayuhan dengan cepat. Perlahan, tetapi pasti, di jarak 600 meter, China terlewati dan di 750 meter, giliran Korea Bersatu dikejar sehingga Indonesia berada di posisi kedua. Sayangnya, Taiwan sudah terlalu unggul di depan dengan selisih 3 detik.
Indonesia dapat mengamankan posisi kedua di depan Korea Bersatu yang juga mendahului perahu China. Dua tim negara Asia Tenggara, Thailand dan Filipina, berada di posisi ke-5 dan ke-6.
Taktik dan target
Pelatih perahu naga Indonesia, Muhammad Suryadi, mengatakan, Indonesia sebenarnya sudah melakukan perubahan taktik menjelang pertandingan nomor 1.000 meter. Empat kru yang turun di 500 meter sehari sebelumnya diganti dengan pedayung dengan spesialis jarak jauh.
Suryadi memberi arahan agar pedayung tidak memaksakan diri di garis start, tetapi waspada mengiring lawan di depan. Karena itu, pada awal start, Indonesia masih di posisi ke-5.
”Anak-anak sudah mengikuti instruksi, tetapi Taiwan terlalu kuat. Hasil 1.000 meter ini lebih baik daripada lomba 500 kemarin yang hanya mendapat perunggu,” kata Suryadi.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia Aan Kurnia mengatakan, seluruh pedayung Indonesia sudah tampil habis-habisan di final. Namun, kondisi lapangan tidak sesuai dengan yang diperkirakan.
”Kami memiliki target mengalahkan China dan target itu tercapai. Namun ternyata, ada kekuatan tersembunyi dari Taiwan yang tidak diprediksi. Myanmar yang diperkirakan sebagai kekuatan kedua di Asia bahkan tidak meraih medali. Pertandingan di nomor perahu naga benar-benar sangat dinamis. Target mendapat dua perak dari perahu naga sudah sesuai dengan target kami,” kata Aan. (SAH)