JAKARTA, KOMPAS - Kurash sebagai cabang yang baru dikenal di Tanah Air dan dipertandingkan pertama kalinya pada Asian Games mulai menepis keraguan. Indonesia merebut satu perunggu melalui Khasani Najmu Shifa pada kelas -63 kilogram.
”Sebagai cabang baru, hasil ini luar biasa dan melampaui target. Kami tidak menargetkan medali apa pun karena latihan kurash efektif baru dilakukan Januari lalu,” kata Teuku Riefky Harsya, Ketua Umum Pengurus Besar Kurash Indonesia (PBKI), Rabu (29/8/2018), di Jakarta. Olahraga kurash sangat mirip dengan judo. Olahraga asal Asia Tengah itu hanya mengandalkan bantingan dan tidak ada kuncian atau patahan.
Shifa tampil bagus sejak babak 32 besar dengan mengalahkan Narkkarach Prapathip (Thailand), 3-0, dengan tiga bantingan tangan. Pada babak 16 besar, Shifa menyingkirkan atlet Iran, Zahra Naderibeni, dengan bantingan telak. Atlet Iran lainnya, Megha Tokas, dikalahkan Shifa, 0-3, di perempat final.
Namun, di semifinal, Shifa harus mengakui keunggulan juara Asia, Dildor Shermetova (Uzbekistan). ”Saya berusaha keras sejauh ini. Target saya merebut emas, tetapi harus realistis karena lawan saya adalah yang terbaik di kelas ini. Saya memohon maaf karena gagal merebut medali emas,” kata Shifa.
Bersyukur
Di cabang bola voli, tim putri Indonesia merasa bersyukur bisa menjajal kemampuan tim-tim kelas dunia meskipun hanya bisa bertahan hingga perempat final. ”Kapan lagi kita bisa melawan tim seperti Jepang dan Korea Selatan,” kata kapten Amalia Fajrina Nabila, seusai tim putri menyerah kepada Korea Selatan di Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu.
Amalia dan rekan-rekannya dikalahkan Korsel, 0-3 (22-25, 13-25, 18-25) pada babak perempat final. Indonesia yang kurang pengalaman bertanding mampu mengimbangi permainan Korea di set pertama. Aprilia Santini Manganang dan Amalia Fajrina Nabila masih menjadi pemain yang membuahkan banyak poin bagi Indonesia.
Namun, pada set kedua permainan kedua tim tidak lagi berimbang. Korea mempercepat permainan, sedangkan stamina Indonesia terlihat mulai menurun. Meski begitu, penampilan Aprilia masih terlihat prima dengan menghasilkan spike yang membuahkan poin.
”Anak-anak memang sulit mengimbangi. Namun, mental mereka bagus karena tidak grogi menghadapi Korsel. Setelah sering bermain melawan tim dunia, rasa percaya diri anak-anak bangkit,” kata Mohammad Ansori, pelatih tim putri Indonesia. Kekalahan ini menjadikan Indonesia akan memperebutkan posisi kelima melawan Vietnam pada Jumat (31/08). (IND/ECA)