JAKARTA, KOMPAS - Petinju nasional kelas bantam 56 kilogram, Sunan Agung Amoragam (20), menjadi satu-satunya unggulan Indonesia yang masih bertahan di Asian Games 2018. Setelah tiga andalan lainnya tumbang, Sunan menang atas petinju asal Irak, Jaafar Al Sudani, di babak perempat final.
Tiga petinju putra andalan yang telah kalah dan tidak bisa melanjutkan pertandingan adalah Mario Blasius Kali (terbang ringan 49 kg), Aldoms Suguro (terbang 52 kg), dan Farrand Papendang (ringan 60 kg).
Dalam laga yang digelar pada Rabu (29/8/2018), di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sunan unggul 4-1. Hasil itu cukup mengejutkan. Tidak diunggulkan, Sunan mengalahkan Jaafar yang disebut bakal meraih emas. Di babak 32 besar, petinju Irak itu menang knock out atas peraih perunggu Asian Games Incheon 2014, Mario Fernandes (Filipina).
”Memang sangat sulit melawan dia. Jangkauan tangannya sangat panjang. Namun, tadi main berani saja. Yang penting saya kejar terus dia lari ke mana,” kata Sunan, seusai pertarungan.
Pelatih kepala tinju, Adi Swandana, mengatakan, hasil itu sebanding dengan usaha Sunan terus mengejar lawannya tanpa takut. Adi juga mengatakan, Sunan mendengarkan semua arahan pelatih.
Kiprah Sunan berbeda dengan nasib petinju nasional kelas terbang ringan 49 kg, Mario Blasius Kali. Dia kalah dari Wu Zhong Lin asal China di perempat final. Mario kalah 0-5 dari penilaian hakim.
Menurut Adi, Mario kalah karena tidak mengikuti instruksi pelatih. ”Dari ronde pertama sampai kedua, kami suruh pukul lawannya, tetapi dia tidak dengar. Baru ronde ketiga dia menyerang. Kalau tidak pukul, mana bisa dapat poin,” katanya.
Hasil itu melengkapi nasib suram para unggulan. Aldoms Suguro kalah dari petinju Uzbekistan, Jasurbek Latipov. Adapun Farrand Papendang kalah dari petinju Thailand, Rujrakan Juntrong.
Dalam pertandingan selanjutnya, Sunan ditantang petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov. Sudah pasti meraih perunggu, Sunan tetap membidik hasil terbaik.
Jalannya laga antara Sunan dan Jaafar cukup seimbang. Pukulan Sunan mengurung pertahanan lawan sesekali dibalas pukulan straight Jaafar. Tidak ada pukulan telak yang dilepaskan keduanya di ronde pertama.
Ronde kedua menjadi penentu kemenangan Sunan Agung Amoragam. Kombinasi pukulan jab kiri dan swing kanan banyak mengenai wajah Jafaar.
Protes
Setelah itu, pada ronde ketiga, keduanya lebih banyak saling balas pukul meski tidak akurat. Hasil akhir pertandingan pun berakhir tipis.
Saking tipisnya hasil laga, seusai keputusan wasit, Sunan tak menyangka bakal menang. dia kegirangan, melompat, dan memukulkan tangannya ke langit. Sementara itu, Jaafar terguncang. Jaafar terduduk dan menangis di atas ring.
Dua pelatih Jaafar bereaksi berlebihan. Mereka memprotes keputusan hakim. Keduanya hampir terlibat keributan dengan penonton Indonesia yang menyoraki dari tribune. ”Semua pihak harus menerima hasil yang sudah ditentukan,” kata Adi. (KEL)