PALEMBANG, KOMPAS - Pedayung ganda (C2) putri Indonesia yang menjadi juara di Kejuaraan Asia 2017 di Shanghai berhasil meraih medali perunggu di nomor kano 500 meter Asian Games 2018. Dalam final di lintasan dayung Jakabaring, Palembang, Kamis (30/8/2018), China tak terbendung dan menyabet emas, disusul Uzbekistan yang meraih perak.
Sampai jarak 250 meter, pedayung Riska Andriani dan Nur Meni yang bertanding di jalur lima masih berada di urutan kedua di belakang pedayung China, Ma Yanan dan Sun Mengya. Adapun pedayung Uzbekistan, Rakhmatova Dilnoza dan Zokirova Nilufar, masih tertinggal 0,6 detik.
Namun, pada 250 meter berikutnya, pedayung Uzbekistan meningkatkan kecepatan dan menyalip Indonesia untuk merebut perak dengan selisih waktu 1,1 detik. Adapun China sudah berada jauh di depan dengan keunggulan waktu 5 detik.
”Pedayung kita dengan Uzbekistan saling mengalahkan, sementara China selalu lebih unggul. Di tingkat Asia, kalau diurutkan, China selalu di atas, disusul Uzbekistan dan kita di tempat ketiga. Tadi, di final, pedayung kita sempat unggul. Namun, menjelang garis finis, Uzbekistan menambah akselerasi dan membuat kita ketinggalan,” tutur Muhammad Suryadi, pelatih kano dan kayak Indonesia.
Pertemuan terakhir ketiga pasang pedayung C2 500 meter, yakni China, Uzbekistan, dan Indonesia, berlangsung di Kejuaraan Dunia Duisburg, Jerman, Mei 2018. China juara, Uzbekistan kedua, dan Indonesia ketiga. Setelah itu, tim China meneruskan latihan di Portugal.
Pencapaian ganda putri Indonesia merupakan satu-satunya medali yang diperoleh Indonesia dari enam partai final yang berlangsung hari Kamis. China tampil dominan dengan meraih empat emas dari lima nomor final yang mereka ikuti. China menjadi juara di kategori C2 putri 500 m, K1 putri 500 m, C1 putra 1.000 m, dan C2 putra 1.000 m.
Satu-satunya atlet China yang gagal meraih emas adalah Zheng Pengfei (C1 1.000 putra ) karena perahunya terbalik. Padahal, Zheng tengah bersaing di posisi tiga besar bersama atlet Uzbekistan dan Tajikistan. Di nomor ini, emas direbut Uzbekistan. Adapun emas K4 putra 500 m diraih Kazakhstan.
Pelatih asing kano dan kayak Indonesia, Kristian Vereb, mengapresiasi capaian perunggu itu. Ia mengakui, tim China sangat unggul di Asia. Di lapis kedua ada pedayung dari Uzbekistan dan Kazakhstan.
”Masih banyak kekurangan Indonesia. Namun, itu kondisi riilnya. Untuk tingkat Asia, pedayung Indonesia masih butuh berlatih keras agar dapat bersaing. Namun, di Asia Tenggara kemajuannya sudah sangat pesat. Di SEA Games 2019, Indonesia pasti akan mendapat banyak medali emas dari kano dan kayak. Saya jamin itu,” kata Kristian.
Di nomor lainnya, seluruh pedayung Indonesia belum mampu mengimbangi atlet China, Uzbekistan, Kazakhstan, Korea Selatan, dan Iran. Pedayung Indonesia hanya di posisi ke-5 sampai ke-8 dari sembilan finalis.
Pada Jumat ini, pedayung putri andalan, Riska Andriyani, masih akan turun di penyisihan kategori C1 200 m. Ia akan menghadapi lawan tangguh, Sun Mengya (China), dan Rakhmatova Dilnoza (Uzbekistan). (SAH)