JAKARTA, KOMPAS Dua petinju muda, Sunan Agung Amoragam (20) dan Huswatun Hasanah (20), akan menjalani babak semifinal Asian Games 2018. Konsistensi penampilan keduanya dibutuhkan untuk menggapai target satu emas.
Dari kelas bantam putra 56 kg, Sunan ditantang petinju Uzbekistan, Mirazizbek Mirzakhalilov. Sementara di kelas ringan putri 60 kg, Huswatun akan bertarung dengan petinju Thailand, Sudaporn Seesondee.
Pelatih tinju Indonesia, Adi Swandana, mengatakan, konsistensi kedua petarung dibutuhkan di babak semifinal. ”Mereka sejauh ini tampil bagus, tetapi jangan sampai nanti melakukan kesalahan tidak perlu,” ujarnya, Kamis (30/8/2018).
Di semifinal, dua petinju nasional minim pengalaman itu akan mendapat tantangan berat dari lawan yang rutin menjalani kompetisi reguler di negaranya. Namun, Sunan mengaku tidak takut menghadapi siapa pun. Dia bertekad untuk mewujudkan satu medali emas yang ditargetkan PP Pertina.
”Lawan siapa saja siap. Target saya bisa dapat emas di Asian Games,” katanya.
Sementara Huswatun akan berhadapan dengan Sudaporn yang sudah malang melintang di dunia tinju wanita. Sudaporn merupakan peraih perunggu saat Kejuaraan Dunia 2014 di Jeju, Korea Selatan.
Kendati demikian, Huswatun tetap optimistis dengan peluangnya untuk lolos ke final. Dia merupakan kuda hitam di tim Indonesia. ”Yang penting percaya diri saja,” ucapnya.
Tanpa medali
Dari cabang judo, atlet-atlet Indonesia masih sulit bersaing. Dari lima nomor, empat atlet Indonesia gagal lolos di laga pertamanya. Satu-satunya pejudo nasional yang lolos ke perempat final, Ardelia Yuli Fradivtha (kelas -63 kg putri), dihadang judoka Jepang, Nami Nabekura. Ardelia dibanting Nabekura dan kalah telak 0-10.
Ardelia berkesempatan masuk ke babak repechage atau kesempatan kedua untuk menuju ke perebutan medali perunggu. Namun, ia kembali kalah dari judoka Korea Selatan, Han Hee-ju, dengan skor 0-1. Ardelia menyerah setelah tidak dapat melepaskan diri dari kuncian Han Hee-ju.
Secara terpisah, tim kurash Indonesia kemarin mengakhiri laga Asian Games tanpa tambahan medali. Padahal, sehari sebelumnya, atlet Indonesia membuat kejutan dengan merebut satu medali perunggu melalui Khasani Najmu Shifa.
Berkaca dari hasil ini, Pengurus Besar Kurash Indonesia memiliki tugas untuk lebih memperkenalkan cabang ini ke seluruh Indonesia, mencetak banyak pelatih, dan menjaring bibit atlet baru.
”Setelah Asian Games, kami harus mencetak banyak pelatih untuk disebar ke berbagai daerah. PBKI juga harus melatih para atlet yang ada saat ini untuk mengikuti berbagai ajang pada tahun-tahun mendatang dan menyiapkan atlet-atlet baru untuk masa depan,” tutur Ketua Umum PBKI Teuku Riefky Harsya.
Kemarin, dalam dua nomor terakhir yang dipertandingkan, pejudo putri nasional, Marselina Papara dan Szalsza Maulida (-78 kg), dan pejudo putra nasional, Muhammad Dhifa Alafais dan Putu Wiradamungga Adesta (-90 kg), harus mengakui keunggulan lawan lawannya. (KEL/ECA)