Asian Games di Mata Para Tamu
Takeshi Miyazawa (41), pegawai Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, menyukai renang indah. Datang bersama istrinya, Yukiko (41), serta kedua putrinya, Rio (8) dan Chise (5), Miyazawa sengaja ke stadion akuatik di Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka mendukung tim putri renang indah Jepang yang berlaga di final pada Rabu (29/8/2018).
Miyazawa yang baru dua bulan tinggal di Indonesia ini mengambil izin cuti untuk mengajak keluarganya menonton Asian Games 2018. ”Kedua anak saya memang menggemari olahraga renang indah,” ujarnya.
Selain tim Jepang, final renang indah pada hari itu juga diikuti atlet Indonesia, China, Korea Utara, Korea Selatan, Kazakhstan, Uzbekistan, Singapura, Makau, dan Hong Kong. Dalam renang indah, salah satu nomor di cabang akuatik dipadukan unsur renang, senam, dan tarian. Nomor itu terbagi dalam dua bagian, yaitu technical routine dan free routine.
Miyazawa yang kelahiran Tokyo ini juga bermaksud menonton perlombaan atletik nomor 4 x 100 meter estafet putra yang digelar pada hari Kamis (30/8). Namun, dia kecewa karena gagal mendapatkan tiket. ”Saya sudah mencoba membeli tiket secara daring. Namun, disebutkan tiket sudah habis,” katanya.
Miyazawa dan keluarganya termasuk salah satu dari sekian banyak ekspatriat di Jakarta yang antusias menikmati berbagai pertandingan dan perlombaan Asian Games. Sebagian orang asing itu meluangkan waktu khusus untuk menyaksikan langsung kejuaraan internasional tingkat Asia.
Kyoko Irube (31) juga menyaksikan renang indah karena sedang libur. Perempuan asal Yokohama, Jepang, ini berprofesi sebagai guru di Jakarta Japanese School. Sebelumnya, Irube menyaksikan pertandingan bola voli.
”Saya membeli tiket renang indah sejak sebulan lalu. Saya memang menggemari olahraga yang populer di negara kami ini,” ungkap Irube yang datang sendirian ke stadion akuatik untuk menikmati atmosfer Asian Games sekaligus mendukung tim Jepang. ”Saya puas dan senang tim Jepang meraih medali perak,” katanya sembari tersenyum lebar.
Atribut khas
Sejumlah penonton asing datang ke beberapa pertandingan Asian Games untuk menyaksikan tim negaranya bertanding. Tidak hanya itu, ada juga yang datang karena menggemari cabang tertentu. Mereka pun bersedia merogoh kocek yang tak sedikit dan merelakan waktunya demi Asian Games. Warga asing yang menonton di arena Asian Games membawa atribut khas negara masing-masing, seperti bendera negara, syal, dan melukis bendera negara di pipinya.
Li Luequn (26) asal Shenzhen, China, misalnya, datang bersama keluarga besarnya untuk menyaksikan partai final renang indah. Mereka mendukung perenang indah ”Negeri Tirai Bambu” yang bertanding, yaitu Wang Liuyi (21) dan Wang Qianyi (21). Keduanya sepupu Luequn.
Rombongan sebanyak sekitar 30 orang itu sengaja datang dari China ke Indonesia khusus untuk menonton perlombaan ini. Mereka menginap di Hotel Millennium Sirih Jakarta sejak Senin (27/8) dan menggunakan taksi sebagai moda transportasi selama di Jakarta. Luequn enggan menyebutkan rincian biaya yang dikeluarkan di Jakarta. ”Yang pasti, di Jakarta, harga- harga relatif lebih murah dibandingkan dengan di negara saya. Semuanya sangat terjangkau,” katanya.
Senada dengan Luequn, Thean Tsin Piao (48) asal Singapura juga menyaksikan final renang indah untuk mendukung putrinya, Rachel Thean Rae Sze (16). ”Kami datang khusus mendukung putri kami. Kami bangga kepadanya,” ujarnya.
Tsin Piao dan keluarganya baru kali pertama datang ke Indonesia dan menginap di Hotel Raffles, Jakarta, sejak Selasa (28/8). Selain itu, warga Singapura ini juga memanfaatkan waktu singkatnya di Jakarta untuk mencicipi kuliner khas Indonesia. Mereka telah mencoba beberapa makanan, seperti nasi padang, nasi goreng, iga bakar, dan bebek goreng. ”Semua makanan Indonesia lezat,” kata Piao.
Dari hasil penelusuran di beberapa situs layanan pemesanan hotel daring, diketahui harga termurah kamar Hotel Millennium Sirih Jakarta, senilai Rp 1,1 juta per malam. Sementara harga kamar Hotel Raffles, Jakarta, dimulai dari Rp 4,3 juta per malam.
Lain lagi dengan warga negara Australia, Linette Collins (64). Meskipun negaranya tidak ikut dalam Asian Games, Collins tetap tertarik menyaksikan perlombaan renang indah secara langsung. Perempuan itu mengungkapkan, dirinya sering menyaksikan renang indah di layar televisi. ”Saya penasaran karena belum pernah menyaksikan ini (renang indah) secara langsung. Makanya, saya sudah membeli tiket sejak dua minggu lalu,” ujar Collins yang sudah tinggal di Indonesia selama 12 tahun itu.
Ia mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang telah menyiapkan infrastruktur Asian Games dengan baik, terutama renovasi Stadion Akuatik Gelora Bung Karno. Collins mengatakan, sebelum stadion tersebut diperbaiki, ia sering berenang di kolam stadion tersebut.
Asian Games meninggalkan kesan mendalam kepada orang-orang asing yang tinggal di Jakarta ataupun yang baru kali pertama ke kota ini. Orang-orang asing ini menikmati atmosfer suasana Asian Games, membuktikan kelezatan kuliner Indonesia, juga suasana kota Jakarta dengan trotoar lebarnya. Mereka ibarat menikmati Jakarta dengan segala kelebihan, pula kekurangannya. (E01/E08)