Lima Sekolah Sepak Bola Baru Ramaikan Persaingan Musim 2018-2019
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Liga Kompas musim 2018-2019 akan kembali bergulir pada Minggu (2/9/2018) dan namanya berubah, dari Liga Kompas Gramedia U-14 menjadi Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Lima sekolah sepak bola atau SSB baru akan meramaikan persaingan pada musim ini.
Kelima SSB itu adalah Big Star Babek, Astam, Salfas Soccer, Bina Taruna Cibubur, dan Benteng Muda IFA. Kelima SSB itu merupakan SSB yang lolos dari babak promosi yang digelar beberapa bulan lalu. Kelimanya menggantikan SSB yang terdegradasi dan gagal pada fase playoff. Kelima SSB yang tersingkir itu adalah SSJ Kota Bogor, Remci Tangerang, Garuda Putra Bekasi, Talenta Muda FU, dan Cibinong Raya.
”Tim-tim promosi adalah tim yang sudah berlatih dengan baik dan siap bersaing pada Liga Kompas Kacang Garuda musim ini. Beberapa dari SSB itu teruji pada beberapa turnamen dan mereka menjadi tim yang harus diwaspadai oleh para SSB peserta liga lainnya,” kata Dede Supriadi, anggota Komite Liga Kompas, Sabtu (1/9/2018) di Jakarta.
Kompetisi usia muda ini akan diikuti oleh 461 pemain yang berusia 13-14 tahun. Tidak ada pencurian umur pada liga yang menerapkan sistem kompetisi penuh itu karena seleksi dilakukan secara ketat dengan menyertakan dokumen akta kelahiran dan rapor dari kelas I hingga kelas VI SD.
”Pencurian umur adalah awal dari kerusakan sistem pembinaan usia dini. Oleh karena itu, pengelola liga bersikap tegas dan keras terhadap pelaku pencurian umur dengan menghukum pemain dan SSB yang terkait. Ketegasan itu terus berlanjut sampai musim ini dan untuk seterusnya,” kata Adi Prinantyo, Direktur Liga Kompas Kacang Garuda U-14.
Salah satu fakta menarik pada Liga Kompas Kacang Garuda U-14 kali ini adalah hadirnya kembali pemain putri. Pemain putri itu adalah Azhra Zifa Kayla dari SSB Benteng Muda IFA. Zifa adalah pemain penyerang yang menggunakan nomor punggung tujuh.
Sementara itu, pengelola Liga Kompas Kacang Garuda U-14 mengeluarkan aturan baru yang melarang seorang pemain bertanding di dua liga yang berbeda. Aturan itu diluncurkan setelah ada banyak kejadian pemain yang kelelahan karena mengikuti dua pertandingan dalam waktu kurang dari satu hari pada musim lalu.
Kelelahan itu membuat penampilan seorang pemain menjadi merosot saat berlaga di Liga Kompas. Kelelahan juga memacu seorang pemain bermain kasar dan membuat mereka menjadi mudah cedera. Musim lalu menjadi musim yang paling kasar. Itu terlihat dari banyaknya kartu kuning dan kartu merah yang diberikan oleh wasit.
Pada musim lalu, beberapa pemain terjatuh tanpa adanya benturan. Mereka kelelahan sehingga hampir pingsan. Jika tidak cepat tertolong, pemain yang kelelahan dapat mengalami dampak yang fatal.
”Kami tidak ingin ada pemain yang mengalami masalah kesehatan fatal karena kelelahan. Kami ingin liga yang berkualitas bagus sehingga setiap pemain hanya boleh bermain di satu liga. Setiap pemain yang terbukti bermain untuk dua liga akan dikenai sanksi bagi dirinya dan SSB,” kata Dede Supriadi.