Sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc), Erik Thohir merupakan motor penggerak dalam pelaksanaan Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Di bawah kendali Erick, Inasgoc bekerja membuat detail perencanaan Asian Games 2018 dan sekaligus mengeksekusi rencana itu.
Inasgoc resmi mulai bekerja pada Maret 2016. Bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Inasgoc langsung berfokus merampungkan perbaikan sejumlah arena pertandingan di DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten. Pada saat yang sama, Inasgoc harus menggalang dana sponsor untuk menutupi keterbatasan anggaran pemerintah. Pekerjaan yang tidak kalah penting adalah merekrut dan melatih sekitar 15.000 sukarelawan yang membantu penyelenggaraan pesta akbar olahraga di Asia itu.
Hingga hari-hari terakhir penyelenggaraan Asian Games, Erick melihat antusiasme masyarakat yang besar untuk menyaksikan langsung pertandingan dan hadir dalam festival yang digelar. Hal ini merupakan bukti keberhasilan Indonesia dalam penyelenggaraan ajang ini.
”Ketika awal-awal, animonya memang tidak terlalu besar. Namun, ketika masyarakat sadar betapa besarnya ajang Asian Games, mereka berbondong-bondong datang untuk menyaksikan langsung. Masyarakat mempunyai keinginan kuat menjadi bagian dari sejarah. Partisipasi masyarakat ini yang menjadi bukti kesuksesan Asian Games 2018,” kata Erick.
Saking besarnya antusiasme masyarakat, hal itu sampai menimbulkan konsekuensi di lapangan, seperti adanya lonjakan permintaan tiket dan cendera mata, hingga berbagai masalah transportasi dan kepadatan arus lalu lintas.
Selama persiapan Asian Games yang memakan waktu sekitar 2,5 tahun, berbagai tantangan muncul, dari peliknya mengatur anggaran yang bersumber dari APBN hingga masalah-masalah teknis, seperti tiket, mengatur lalu lintas, transportasi, dan akomodasi bagi 17.244 atlet dan ofisial dari 45 negara peserta. Namun, persoalan-persoalan itu relatif dapat teratasi.
Erick menyebutkan tiga kunci kesuksesan Asian Games. Pertama adalah semangat gotong royong yang dimiliki pemerintah, kantor swasta, dan masyarakat. Kedua, Inasgoc memiliki rancangan kerja dan strategi cadangan yang dapat diimplementasikan dengan baik. Ketiga, Inasgoc berusaha bekerja sama dengan orang-orang Indonesia terbaik di bidangnya untuk menyukseskan Asian Games.
Dari penyelenggaraan Asian Games 2018, Erick dan jajarannya memetik banyak pelajaran berharga. Selain itu, ajang ini sekaligus membuktikan bahwa Indonesia bisa menyelenggarakan kegiatan berskala besar asalkan masyarakat diedukasi, diarahkan sejak jauh-jauh hari, dan diajak berpartisipasi.
Partisipasi masyarakat yang luar biasa membuat Indonesia percaya diri mengajukan sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2032. Modal lain yang dimiliki Indonesia adalah perekonomian maju, anak muda yang kreatif, prestasi olahraga meningkat, dan kesiapan arena olahraga.
Setelah ”pesta” usai, ia berharap Indonesia dapat menjaga warisan Asian Games. Keberadaan arena pertandingan yang berstandar internasional harus terus dirawat dengan menyelenggarakan ajang olahraga tingkat dunia. (DNA)