Untuk kali pertama dalam 11 tahun, Lionel Messi absen dari daftar nominasi pemain terbaik dunia FIFA. Kejutan besar itu akan membuat ”La Pulga” kian terlecut memenangi Liga Champions Eropa musim ini.
LONDON, SELASA Malam anugerah pemain terbaik dunia FIFA di London, Inggris, 24 September, akan terasa janggal. Dalam daftar nominasi tak ada nama Lionel Messi, yang satu dekade terakhir mendominasi puncak daftar pesepak bola terbaik sejagat.
Untuk pertama kali sejak 2007, nama Messi—bintang Argentina dan Barcelona—tidak masuk daftar nominasi akhir pesepak bola putra terbaik 2018. FIFA, pada Senin (3/9/2018) malam, mengumumkan, tiga nominasi pemain terbaik 2018 adalah Cristiano Ronaldo (Juventus), Luka Modric (Real Madrid), dan Mohamed Salah (Liverpool).
Padahal, selama satu dekade terakhir, Messi dan Ronaldo silih berganti memenangi penghargaan yang pernah digabungkan dengan Ballon d’Or itu. Messi bahkan tercatat sebagai pemain paling sukses dalam sejarah penghargaan itu, yaitu lima kali memenanginya dan enam kali menjadi runner-up. Adapun Ronaldo, yang kini berseragam Juve, lima kali meraih penghargaan itu dan empat kali sebagai runner-up.
Meskipun mengantarkan Barca meraih trofi Liga Spanyol dan Piala Raja, serta memuncaki daftar pencetak gol tersubur liga itu pada musim lalu, prestasi Messi dianggap kurang signifikan. Barca kandas di perempat final Liga Champions oleh AS Roma.
Setali tiga uang, di Piala Dunia Rusia 2018, Messi juga gagal mengangkat prestasi negaranya. Ia dan timnas Argentina gugur di babak 16 besar Piala Dunia 2018 setelah dibekap Perancis, yang kemudian menjadi juara. Kekalahan itu membuyarkan mimpi ”La Pulga” meraih trofi bergengsi pertamanya bersama Argentina.
Trofi Liga Champions, yang dianggap sebagai gelar bergengsi di kompetisi internasional, acap kali menjadi faktor penentu peraih penghargaan pemain terbaik dunia. Dalam 11 tahun terakhir, pemain terbaik dunia kebetulan juga meraih trofi juara Liga Champions bersama timnya.
Hal itu diperlihatkan Messi saat meraih gelar pemain terbaik dunia pada 2009, 2011, dan 2015. Di tahun yang sama, Barca meraih trofi ”si kuping lebar”. Hal serupa dilakukan rival abadinya, Ronaldo, yang menguasai gelar pemain terbaik dunia pada dua musim terakhir.
Tak heran, Messi kini terlecut memulangkan si kuping lebar ke Camp Nou, hal yang terakhir kali ia lakukan pada 2015. Dalam wawancara dengan Radio Catalunya, Senin, Messi berjanji akan mati-matian meraih trofi Liga Champions musim baru yang dimulai 18 September.
”Musim ini, saya kira saatnya bagi kami menjuarai Liga Champions kembali. Tiga musim beruntun kami tersingkir di perempat final. Namun, kali ini, saya yakin bisa meraihnya karena kami punya skuad yang spektakuler,” ujar Messi sambil mengapresiasi kedatangan pemain baru Barca seperti Arturo Vidal, Arthur Melo, dan Malcom.
Demi kembali ke puncak daftar pemain terbaik sejagat tahun depan, Messi jauh-jauh hari telah berinvestasi. Awal musim ini, pemain berusia 31 tahun itu tercatat sebagai penyerang terganas di liga top Eropa dengan koleksi empat gol dan dua asis dari total tiga penampilan di liga lokal.
Ia bahkan bisa saja menambah koleksi gol jika tampil egois saat Barca menggilas Huesca 8-2 di La Liga Spanyol, Minggu. Penampilan Messi itu kontras dengan Ronaldo yang belum sekali pun mencetak gol untuk Juve.
Padahal, dalam tiga laga bersama Juve, Ronaldo bermain penuh dan membuat 23 kali tembakan. Jumlah tembakannya itu adalah yang terbanyak di antara para pemain lainnya di liga-liga top Eropa, termasuk Liga Italia.
Ronaldo memang sedikit lebih difavoritkan ketimbang bekas rekan setimnya di Real, Luka Modrid, dan bintang baru Liverpool, Mohamed Salah, dalam penghargaan pemain terbaik dunia tahun ini. Ia kembali tampil menawan sepanjang musim lalu.
Penyerang berjuluk ”CR7” itu membawa Real menjuarai trofi Liga Champions untuk kali ketiga beruntun dan memuncaki daftar pencetak gol tersubur kompetisi itu. Di Piala Dunia Rusia, ia tidak tampil buruk. Ia mencetak hattrick ke gawang Spanyol.
Meskipun demikian, ada kans gelar pemain terbaik dunia tahun ini gagal diraih Ronaldo. Modric adalah ancaman terbesarnya. Serupa Ronaldo, Modric membawa Real menjuarai Liga Champions musim lalu. Namun, ia memiliki capaian yang sedikit lebih hebat ketimbang pemain Portugal itu.
Modric membawa Kroasia ke final Piala Dunia Rusia. Capaian besar Kroasia di Rusia itu membuat Modric dua kali melampaui Ronaldo. Modric menjadi pemain terbaik di Piala Dunia 2018. Pekan lalu, ia juga terpilih sebagai pemain terbaik Eropa 2018.
Menanti sejarah baru
Ronaldo sampai membatalkan kedatangannya ke penghargaan itu setelah mendapatkan bocoran Modric meraih gelar itu. Apabila itu terulang di London, 24 September mendatang, sejarah baru akan tercipta. Untuk pertama kali dalam satu dekade, bukan Ronaldo ataupun Messi yang berada di puncak daftar pemain terhebat sejagat raya.
”Saya sangat berharap Modric bisa memenanginya karena saya kira apa yang ia lakukan di Piala Dunia (Rusia) sangat spesial. Dia pria kalem yang menunjukkan kepemimpinan agung di Piala Dunia lalu,” ujar Peter Schmeichel, Duta Besar FIFA saat ini.
Sementara itu, meskipun gagal meloloskan pemainnya di daftar finalis pemain terbaik dunia saat ini, Perancis menguasai kategori pelatih terhebat sejagat. Dua pelatih asal Perancis, Zinedine Zidane (Madrid) dan Didier Deschamps (timnas Perancis), akan bersaing meraih penghargaan itu. (AFP/JON)