NYON, RABU - Sejumlah pelatih top Eropa serempak meminta Asosiasi Sepak Bola Eropa, UEFA, untuk merevisi aturan mengenai penghitungan bobot gol tandang yang lebih tinggi dibandingkan gol kandang dalam kompetisi kontinental. Meningkatnya kualitas permainan membuat para pelatih merasa gol tandang tidak lagi sulit dilakukan dan justru kontraproduktif.
Para pelatih yang mengikuti pertemuan tahunan yang berlangsung di Nyon, Swiss, Selasa (4/9/2018) malam waktu setempat, itu antara lain Massimiliano Allegri (Juventus), Carlos Ancelotti (Napoli), Unai Emery (Arsenal), Paulo Fonseca (Shakhtar Donetsk), Julen Lopetegui (Real Madrid), Jose Mourinho (Manchester United), Thomas Tuchel (Paris Saint-Germain), dan Arsene Wenger (mantan pelatih Arsenal).
”Mereka merasa melakukan gol tandang tidak lagi sulit seperti pada masa lalu dan minta aturan ini ditinjau kembali. Itulah yang akan kami lakukan,” kata Wakil Sekretaris Jenderal UEFA Giorgio Marchetti, Rabu (5/9/2018) dini hari WIB.
Aturan mengenai penghitungan bobot gol tandang yang lebih tinggi itu dilakukan pertama kali oleh UEFA pada kompetisi Piala Winners Eropa tahun 1965. Hal ini untuk menyiasati agar suatu laga, biasanya pada fase gugur yang berlangsung dalam dua laga, kandang-tandang, tidak perlu diulang di tempat netral atau melakukan tos-tosan dengan koin untuk menentukan pemenang jika agregat gol kedua tim imbang hingga laga kedua.
Kompetisi di Eropa, seperti Liga Champions atau Liga Europa, masih menggunakan aturan ini sampai sekarang. Sebagai contoh, AS Roma mengalahkan Shakhtar Donetsk di babak 16 besar Liga Champions musim lalu meski jumlah agregat gol kedua tim imbang, 2-2. Namun, Roma menceploskan satu gol di kandang Donetsk, sedangkan Donetsk tidak mampu mencetak gol saat bertandang ke Roma.
”Sekarang para pelatih merasa sepak bola sudah banyak berubah,” kata Marchetti. Lima dekade lalu, mencetak gol di kandang lawan masih menjadi hal yang sangat sulit bagi sebuah tim sepak bola. Para pemain akan menghadapi teror dari para pendukung tim tuan rumah.
Perjalanan ke kandang lawan juga cukup melelahkan karena moda transportasi yang digunakan belum secepat sekarang sehingga para pemain saat tampil di kandang lawan dalam kondisi fisik yang kurang prima.
Namun, saat ini para pemain di Eropa sudah sangat terbiasa untuk bermain di mana saja. Mereka tidak lagi gentar menghadapi ribuan pendukung tim lawan. Apalagi saat ini banyak pemain yang kerap berpindah klub sehingga cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.
Selain tingkat kesulitan mencetak gol tandang yang sudah menurun, para pelatih tidak ingin aturan ini justru kontraproduktif terhadap pola permainan positif. Tim yang bermain di kandang sendiri akan cenderung bermain negatif, selalu bertahan. Sebaliknya, tim yang bertandang akan bermain seagresif mungkin untuk bisa mencetak gol.
”Ini adalah poin penting yang akan menjadi pertimbangan kami,” kata Marchetti. UEFA pada prinsipnya berusaha meningkatkan kualitas permainan, salah satunya dengan melihat perkembangan yang terungkap pada pertemuan itu.
”Pertemuan ini sangat menarik. Kami merefleksikan apa yang terjadi di lapangan dari sisi taktik dan teknis. Kami juga membahas sejauh mana sepak bola sudah berkembang,” kata Ancelotti seperti dikutip laman UEFA. (AP/REUTERS/DEN)