Italia Mencari Talenta Muda
Duel versus Polandia di Liga Nasional Eropa, Kamis, bakal menjadi tonggak baru tim nasional Italia. ”Gli Azzurri”, yang dibangun dari puing-puing kehancuran di kualifikasi Piala Dunia Rusia, menjanjikan cinta lewat anak-anak muda.
BOLOGNA, KAMIS - Timnas sepak bola Italia kini tidak lagi identik dengan barisan pemain tua serta pakem defensif yang membosankan. Sejak diasuh pelatih Roberto Mancini, Gli Azzurri memasuki proyek peremajaan yang masif.
Angin perubahan itu sangatlah terasa di Coverciano, markas latihan timnas Azzurri. Kampus sepak bola Italia yang selama ini kerap menghasilkan para pelatih berkelas dunia seperti Carlo Ancelotti dan Antonio Conte itu tak ubahnya acara televisi ajang pencarian bakat, Senin (3/9/2018).
Di salah satu lapangan, suara lagu dari para musisi top dunia, seperti Queen, The Rolling Stone, dan The Killers, melantun keras. Suasana itu sangat janggal mengingat metode latihan sepak bola di Italia selama ini dikenal kaku.
”Ini adalah hal baru. Selama tiga tahun (membela timnas Italia), saya sebelumnya hanya mendengar (suara musik) itu di kamar ganti. Masih terasa aneh bagi saya berlatih dengan suara musik seperti itu,” ujar kiper andalan Italia, Gianluigi Donnarumma.
Didorong rasa penasaran, kiper AC Milan itu bertanya kepada pelatihnya, mengapa harus ada suara musik populer di dalam latihan mereka itu. ”Pelatih Mancini menyukai cara semacam itu karena musik menghadirkan antusiasme ekstra,” ujarnya.
Antusiasme memang menjadi kata kunci dari skuad Gli Azzurri bersama Mancini. Itulah alasan mengapa mantan pelatih Manchester City dan Inter Milan itu lebih senang memanggil barisan pemain muda ke tim nasional saat ini.
Tidak ada lagi nama besar seperti Gianlugi Buffon dan Daniele De Rossi, yang selama belasan tahun hampir tidak pernah absen di Azzurri. Mereka digantikan tenaga muda seperti Donnaruma dan Jorginho.
Sebagian pemain muda, yang dipanggil Mancini untuk tampil di Liga Nasional Eropa, bahkan bisa dikatakan belum punya pengalaman sama sekali. Pemain yang namanya terdengar asing di telinga publik dunia ini antara lain adalah Pietro Pellegri (17) dan Nicolo Zaniolo (19).
Menangis
Zaniolo, misalnya, bahkan belum pernah sekali pun tampil di Liga Italia bersama klubnya saat ini, AS Roma.
”Saya terkejut ketika melihat televisi nama saya ada di daftar (skuad Italia). Saya memberi tahu kabar itu kepada ayah saya dan ia mulai menangis,” ujar Zaniolo, striker yang membawa Italia jadi runner-up di Piala Eropa U-19 2018.
Hadirnya wajah muda seperti Zaniolo diharapkan membuat Gli Azzurri lebih bertenaga, bergairah, dan lincah. Hadirnya barisan pemain muda, menurut Mancini, menjadi fondasi bagi Italia yang lebih cerah di masa depan.
”Kami mencoba mengirim pesan kuat dari Coverciano bahwa mereka yang tampil bagus di level yunior dapat melakukan hal serupa di level yang lebih tinggi. Ini adalah momen bersejarah bagi Italia,” ujar Mancini yang belum pernah memimpin Italia di laga internasional kompetitif.
Mereka tidak ingin lagi mengulangi kisah kelam pada masa lalu, yaitu seperti saat kandas di babak grup Piala Dunia Brasil 2014 dan tersingkir di kualifikasi Piala Dunia Rusia 2018. Untuk kali pertama sejak 1958, Italia gagal tampil di Piala Dunia.
Italia pun terjatuh ke peringkat 21 dunia, posisi terendah dalam sejarah tim itu. Kegagalan pada era pelatih Gian Piero Ventura itu membuat publik Italia terpukul. Mancini, lewat pasukan belianya, bertekad membuat publik Italia kembali jatuh cinta dan bangga kepada timnas sepak bola mereka.
Salah satu upaya itu tecermin dari sisi permainan Azzurri. Tim itu kini tampil lebih berani dan atraktif berkat taktik 4-3-3 ofensif yang digemari Mancini. Taktik ini sangat tidak lazim dikembangkan Italia yang selama ini kental dengan pakem defensif.
Trisula muda Italia, yang terdiri dari Andrea Belotti, Lorenzo Insigne, dan Federico Chiesa, akan bersemangat menghadapi Polandia dalam debut kedua tim itu di Liga Nasional Eropa, Sabtu (8/9) dini hari WIB di Bologna.
”Kami bertekad mengembalikan Italia ke posisi seharusnya (di level elite). Itu tugas kami, tim yang masih sangat muda, tetapi hebat,” ujar Donnarumma.
Setali tiga uang, Polandia juga mengusung tema perubahan dalam laga di Liga Nasional, kompetisi baru bentukan UEFA yang sekaligus menentukan posisi dalam kualifikasi Piala Eropa 2020 itu. Laga kontra Italia akan menandai era baru Polandia dengan pelatih barunya, Jerzy Brzeczek.
”Ini laga perdana saya. Kami akan memulai era baru dengan sejumlah pemain baru pula. Kami dan Italia berada pada situasi yang sama,” ujarnya. (AFP/JON)