Marie-Josee Ta Lou Jadikan Dirinya ”Ratu Sprinter” Musim 2018
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·3 menit baca
OSTRAVA, SABTU — Marie-Josee Ta Lou, sprinter senior asal Pantai Gading, menjadi ratu sprinter dunia musim ini setelah dirinya menjadi pebalap tercepat pada nomor lari 100 meter putri Piala Kontinental IAAF 2018 di Stadion Mastsky, Ostrava, Ceko, Sabtu (8/9/2018).
Ta Lou, yang memenangi nomor bergengsi ini pada empat dari delapan seri Liga Berlian IAAF 2018, mencatat waktu 11,14 detik di Ostrava. Catatan waktu ini masih lebih lambat dari waktu terbaiknya, 10,85 detik, saat bertarung pada seri pertama Liga Berlian di Doha, 4 Mei 2018.
Rekornya juga masih jauh dari rekor dunia 10,49 detik milik pelari eksentrik Amerika Serikat, Florence Griffith-Joyner, yang telah berusia 30 tahun.
”Ini adalah musim yang berat. Saya menghadapi sejumlah persoalan pribadi dan juga masalah fisik. Namun, secara keseluruhan, saya senang dengan apa yang dapat saya raih di setiap lomba,” tutur Ta Lou seperti dikutip lama iaaf.org.
Liga Berlian IAAF tahun ini digelar sebanyak 12 seri, dengan seri terakhir usai 31 Agustus lalu di Brussels, Belgia. Dari 12 seri, nomor 100 meter hanya dilombakan pada 8 seri, dan Ta Lou mampu memenangi separuhnya.
”Saya telah menata motivasi untuk bisa terus bertarung sambil tersenyum, dan itu dapat saya lakukan dengan konsisten,” ujar Ta Lou.
Selain karena penampilannya yang memukau di Liga Berlian, Ta Lou berhak mengklaim sebagai sprinter terbaik dunia dengan kemenangannya di Piala Kontinental. Karena Kejuaraan Dunia IAAF berlangsung dua tahun sekali setiap tahun ganjil, Piala Kontinental yang mempertemukan atlet terbaik dari enam konfederasi atletik di bawah IAAF menjadi kejuaraan internasional terbesar tahun ini.
”Saya ingin menyelesaikan lomba dengan hasil yang terbaik untuk tim Afrika. Suatu kehormatan bisa terpilih mewakili Afrika. Saya sangat senang mendapat kesempatan membantu Afrika meraih piala istimewa ini. Saya harap kami sukses,” tutur Ta Lou.
Sprinter yang pada 18 November akan berusia 30 tahun ini juga berpeluang mengawinkan gelarnya dengan gelar juara nomor 200 meter, yang finalnya berlangsung pada Minggu (9/9/2018).
Dina Asher-Smith (22), sprinter muda Inggris yang meraih medali perunggu estafet 4 x 100 meter Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, harus puas di posisi kedua dengan catatan waktu 11,16 detik. Sprinter Amerika Serikat, Jenna Pradini (25), finis di posisi ketiga dengan waktu 11,21 detik. Adapun Dafne Schippers, juara dunia nomor 200 meter dua kali berturut-turut asal Belanda, hanya finis di urutan keempat dengan waktu 11,23 detik.
Sementara itu, dari nomor lari gawang 100 meter putri, Danielle Williams dari Jamaika mampu meraih medali emas setelah menyelesaikan nomor ini dengan waktu 12,49 detik. Harrison Kendra (AS) dan Pamela Dutkiewicz (Jerman) meraih medali perak dan perunggu dengan catatan waktu masing-masing 12,52 detik dan 12,82 detik.
Dari nomor 200 meter putra, sprinter asal Panama, Edward Alonso, menjadi yang terdepan setelah mencapai garis finis dengan waktu 20,19 detik. Ramil Guliyev, sprinter andalan Turki asal Azerbaijan, harus puas di posisi runner-up dengan waktu 20,28 detik, disusul Alex Quinonex dari Ekuador pada urutan ketiga dengan waktu 20,36 detik.