LISBON, MINGGU - Tim nasional Italia mendapatkan gairah baru setelah bisa menahan Polandia, 1-1, Jumat (7/9/2018). Namun, mereka akan mendapatkan ujian yang lebih berat saat bertemu Portugal di Grup 3 Liga Nasional UEFA di Lisbon, Selasa (11/9) dini hari WIB. Hal pertama yang harus mereka lakukan adalah memperbaiki lini depan.
Italia berjuang mengembalikan harga diri setelah gagal ke Piala Dunia 2018. Hasil laga kontra Polandia dianggap sebagai titik awal kemajuan tim berjuluk ”Gli Azzurri” yang kini dilatih Roberto Mancini itu.
Kini, Mancini harus menyiapkan timnya untuk menghadapi tim juara Piala Eropa 2016. Meski tidak diperkuat Cristiano Ronaldo, Portugal tetaplah tim kuat. Pada laga sebelumnya, tanpa Ronaldo, Portugal bisa menahan finalis Piala Dunia 2018, Kroasia, 1-1, pada laga persahabatan.
Kini, Mancini harus menyiapkan timnya untuk menghadapi tim juara Piala Eropa 2016. Meski tidak diperkuat Cristiano Ronaldo, Portugal tetaplah tim kuat.
Saat ini, Italia punya masalah di lini depan. Mereka tidak punya striker utama yang dapat diandalkan dan konsisten mencetak gol. Laman Football-Italia melansir bahwa dalam 12 gol terakhir Italia diceploskan oleh 12 pemain yang berbeda. Tidak seperti Inggris yang punya Harry Kane dan menjadi pencetak gol terbanyak bagi timnas ataupun klubnya, Tottenham Hotspur.
Mancini ingin mengatasi masalah itu dengan memanggil kembali Mario Balotelli. Namun, striker klub Nice itu tampil buruk saat menghadapi Polandia, dan media massa Italia pun beramai-ramai mencerca Balotelli.
Bahkan, mantan Pelatih Italia Arrigo Sacchi juga turut menyudutkan Balotelli. ”Ketika Balotelli hanya mondar-mandir dan tidak bermain sesuai strategi, apa yang akan Anda katakan kepadanya?” ujar Sacchi.
Di bawah tekanan, Balotelli sendiri harus berjuang memulihkan kebugaran tubuhnya. Saat melawan Polandia, striker berusia 28 tahun itu diganti karena sakit pada otot pahanya.
Rupanya cedera ringan itu masih menjadi ganjalan, dan Balotelli dikabarkan tidak akan tampil menghadapi Portugal. ”Kebugarannya masih menjadi masalah saat ini. Saya harus terus berbicara dengannya agar ia dapat lebih baik,” kata Mancini.
Dengan absennya Balotelli, Mancini masih bisa memaksimalkan para penyerang yang ada, seperti Andrea Belotti, Ciro Immobile, dan Federico Chiesa.
Namun, Sacchi juga menilai bahwa striker yang tajam sekalipun akan kesulitan karena Gli Azzurri belum memiliki inteligensi.
”Sepak bola adalah olahraga kolektif dan inteligensi jauh lebih penting daripada kaki,” kata mantan pelatih yang pernah mengantar Italia menjadi tim peringkat kedua di Piala Dunia 1994 itu. Sacchi juga mengibaratkan sepak bola seperti sebuah mobil yang membutuhkan bensin.
Dalam sepak bola, ”bensin” itu adalah inteligensi, gairah, dan profesionalisme.
Sedikit perubahan
Menjelang menghadapi Italia, Pelatih Portugal Fernando Santos menyatakan bahwa timnya tidak akan banyak melakukan perubahan. ”Kami tetap harus berkembang, tetapi para pemain sudah sangat percaya diri dan sudah berlatih keras,” katanya.
Menurut Santos, Portugal sudah siap menghadapi Italia. Oleh karena itu, Portugal akan memanfaatkan posisi mereka sebagai tuan rumah untuk mendapatkan dukungan penonton.
Kapten Portugal, Pepe, juga mewaspadai gaya bermain Italia yang cenderung bertahan, berusaha merebut bola dan melancarkan serangan balik. ”Ini tetaplah laga yang sulit,” ujarnya.(AFP/DEN)