Setelah berjuang selama tiga hari, 50 peserta Final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2018 dinyatakan lolos ke tahap karantina. Mereka merupakan pilihan pelatih PB Djarum yang memantau sejak audisi di delapan kota. Perjuangan melelahkan itu berujung tawa sekaligus peluang mengharumkan nama daerah asal.
Cucuran keringat membasahi bidang lapangan Madinah Dell Azzahra (10), saat bertanding pada tahap terakhir Final Audisi Djarum, di GOR PB Djarum, Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (9/9/2018). Perlawanan ketat dari lawan membuat atlet belia asal Kendari, Sulawesi Tenggara itu, harus jatuh bangun menghadapinya.
Skor sempat 20-20 pada gim penentuan. Madinah pun akhirnya menang setelah pukulan terakhir masuk di daerah lawan. Reflek, dia melemparkan raketnya sambil berteriak, meluapkan kegembiraan. Rasa lelah sepanjang laga langsung sirna. Dia lega karena berhasil melewati tantangan tahap terakhir final audisi.
Senyum dan tawa Madinah kian mengembang setelah dia masuk dalam 50 nama yang dinyatakan lolos ke tahap karantina. 50 atlet belia tersebut merupakan pilihan terakhir para pelatih PB Djarum untuk masuk ke karantina. Berlangsung tiga hari, peserta terus mengerucut, dari 219 orang, 91 orang, 65 orang, hingga terpilih 50 terbaik.
Madinah, yang mengidolakan Liliyana Natsir, mengaku puas lolos ke tahap karantina. "Sangat senang. Lawan banyak yang menyulitkan, tetapi saya coba terus lawan. Mudah-mudahan bisa masuk PB Djarum," kata siswi kelas 6 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 13 Baruga, Kota Kendari tersebut.
Achmad Yamnami, pelatih PB KME Konawe Utara, klub Madinah, mengatakan, Madinah memang memiliki keunggulan dalam kekuatan pukulan. Kemampuan itu dilatihnya setiap hari di GOR Benu Benua Kendari, lokasi latihan PB KME. GOR tersebut berjarak sekitar 8 kilometer dari rumah Madinah di Pondambea.
Madinah berangkat diantar Achmad, yang juga merupakan pamannya, dengan sepeda motor. Menurut Achmad, kegigihan Madinah semakin terlihat menjelang final audisi di Kudus. Bahkan, sebelum matahari terbit, Madinah sudah mengajak Achmad untuk berangkat ke tempat latihan, agar permainan terus terasah.
Achmad menuturkan, ini pertama kalinya PB KME mengirim atlet untuk audisi PB Djarum. "Kami harap, ini langkah penting bagi karier Madinah. Setelah Apriani Rahayu (PB Jaya Raya), mudah-mudahan Madinah menjadi atlet lain dari Sulawesi Tenggara yang ke pelatnas. Kami ingin publik tahu bahwa Sulawesi Tenggara memiliki atlet-atlet bulutangkis berbakat," katanya.
Mengikuti jejak idola
Di lapangan lain, di GOR PB Djarum, Nazwan Abdillah (10), asal Samarinda, tampak mudah mengatasi permainan lawannya di pertandingan tahap terakhir. Pukulannya tajam, akurat, dan menusuk. Pergerakannya pun lincah sehingga bola-bola kiriman lawan nyaris selalu berhasil dikembalikan.
Nazwan, yang setiap hari berlatih di PB Pengairan, Samarinda, sangat percaya diri di final audisi PB Djarum 2018. Dari lima pertandingan yang dia lakoni, semuanya sukses dia menangkan. Tiket ke tahap karantina pun digenggamnya. "Saya memang ingin masuk PB Djarum. Ingin seperti Kevin Sanjaya," katanya.
Pelatih Nazwan, Muchdar, mengatakan, pemain binaannya tersebut berlatih bulu tangkis sejak tiga tahun lalu. Kegigihan dan hati yang membaja terlihat di setiap latihan. Ketika para atlet lain diberi waktu istirahat, Nazwan selalu mencari kesempatan bermain. Setiap ada lapangan kosong, dia selalu ingin bermain demi mengasah kemampuan.
Lewat Nazwan, Muchdar berharap Kota Samarinda menghasilkan atlet berprestasi di masa depan. "Kalau nanti Nazwan bisa ke pelatnas, dengan bakat yang dimiliknya saat ini, siapa tahu? Kalau berhasil, prestasi ini akan mengharumkan Kota Samarinda, sekaligus menularkan motivasi bagi anak-anak lainnya," kata Muchdar.
Nadia Pritasari (12), wakil Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, juga melangkahkan kaki ke tahap karantina. Ibu Nadia, Ana Asnawati, menuturkan, sejak lima tahun lalu melepas putrinya untuk berlatih di PB Master Kudus, Lewat bulutangkis, ia ingin anaknya mandiri sekaligus menyalurkan hobi yang positif.
Final Audisi Umum PB Djarum di Kudus berlangsung pada 7-9 September, diikuti 219 atlet, hasil penjaringan di delapan kota, yakni Pekanbaru, Balikpapan, Manado, Purwokerto, Surabaya, Cirebon, Solo, dan Kudus. Di delapan kota tersebut, audisi diikuti 5.957 pebulutangkis belia, kategori U-11, U-13, dan U-15, semuanya putra-putri.
Manajer PB Djarum, Fung Permadi, menuturkan, di samping kemampuan teknis, atlet juga diharapkan memiliki spesialisasi. "Kami berusaha menemukan atlet yang istimewa, seperti smes tajam, semangat juang tinggi, dan konsistensi. Selama karantina, mereka akan berlatih di bawah penanganan staf pelatih PB Djarum," katanya.
Fung menambahkan, saat ini, bulu tangkis semakin berkembang, salah satunya karena olahraga tersebut merupakan cabang di Olimpiade. Karena itu, pelatih dan atlet perlu terus memperluas wawasan dan adaptif pada setiap perkembangan yang terjadi. "Semua yang berlatih pasti akan alami kemajuan, tetapi kini persoalannya, siapa yang akan maju lebih cepat," ujar Fung.
Perjuangan para atlet belia dari berbagai daerah di Indonesia sudah mencapai tahap akhir. Satu tahap lagi, mereka akan menerima beasiswa PB Djarum, sekaligus membuka peluang menuju tangga prestasi, baik nasional maupun internasional. Mimpi meraih bintang.