GEBZE, SABTU - Pecatur Indonesia, Novendra Priasmoro (18), harus berjuang di jalan terjal untuk merebut gelar grand master catur pada Kejuaraan Dunia Catur Yunior 2018 di Gebze, Turki. Sampai babak kelima, Sabtu (8/9/2018) malam, Novendra mengumpulkan 3,5 poin dan baru menempati posisi ke-35.
Pada ajang itu, hanya ada satu pecatur yang selalu menang sejak babak pertama sampai kelima dan mengumpulkan lima poin, yaitu Grand Master (GM) Parham Maghsoodloo dari Iran. Para pecatur yang mengumpulkan 3,5 poin, seperti Novendra, menempati posisi ke-17 sampai ke-38.
Jika mampu terus menang, Novendra dapat mendongkrak rankingnya. Dengan enam babak yang tersisa, Novendra masih berpeluang menembus posisi lima besar.
Dengan enam babak yang tersisa, Novendra masih berpeluang menembus posisi lima besar.
Sesuai prinsip dalam kejuaraan catur, jika pecatur semakin sering menang, dia akan menghadapi lawan yang semakin berat. Apalagi terdapat 25 orang GM yang mengikuti ajang itu dan empat di antaranya memiliki rating di atas 2600. Jika Novendra dapat mengumpulkan 7,5 poin pada babak ke-9, atau 9 poin pada babak ke-11, dia berpeluang merebut norma GM ketiganya.
Syarat menjadi GM catur adalah mendapatkan tiga norma GM dan memiliki rating 2500. Saat ini, Novendra memiliki dua norma GM dan ratingnya 2498. Ia memerlukan satu norma GM dan tambahan rating dua poin lagi untuk menjadi GM.
”Setelah kalah pada babak pertama, saya bermain lebih hati-hati dan terus berusaha untuk menang. Saya tetap ingin mengejar norma GM ketiga pada ajang ini. Namun, saya menjadi lebih realistis. Jika pertandingan tidak bisa dipaksa untuk dimenangi, saya menerima hasil remis daripada melakukan kesalahan dan malah kalah,” kata Novendra.
Pada babak kedua, Novendra mengalahkan pecatur Turki, Yanki Kara. ”Kemenangan pada babak kedua penting bagi Novendra untuk bangkit setelah kalah pada babak pertama,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi.
Selanjutnya, Novendra menang atas Ekin Baris dari Turki, bermain remis saat melawan pecatur China, Pang Tao, serta menaklukkan Davide Arcuti dari Swiss. Laga melawan Arcuti sangat panjang dan melelahkan. Novendra harus bermain sampai langkah ke-58 dalam waktu hampir empat jam.
”Novendra sangat tangguh dan tidak mudah menyerah,” kata Eka Putra Wirya, anggota Dewan Pembina Percasi. (ECA)