Pelatih Luis Enrique membuat Spanyol kembali menjadi tim yang menakutkan setelah membantai Kroasia dengan skor 6-0. Racikan strategi Enrique membuat ”La Furia Roja” tetap mendominasi penguasaan bola, tetapi lebih efektif, cepat, dan tajam dalam mencetak gol.
ELCHE, SELASA Pelatih Luis Enrique membawa Spanyol kembali ke level tertinggi pada kompetisi di tingkat Eropa. Pada laga Liga Nasional UEFA, Spanyol melumat finalis Piala Dunia 2018, Kroasia, dengan skor 6-0, Rabu (12/9/2018) dini hari WIB, di Stadion Manuel Martinez Valero, Elche, Spanyol.
Kemenangan itu juga menempatkan Spanyol di puncak grup A4 dengan enam poin dari dua kemenangan. Pada 8 September, Spanyol juga mengalahkan semifinalis Piala Dunia 2018, Inggris, dengan skor 2-1.
Spanyol, yang tersingkir pada babak 16 besar Piala Dunia 2018, kini sudah kembali ke penampilan terbaiknya. Enrique mempertahankan dominasi penguasaan bola Spanyol, tetapi dia menambahkan kecepatan, serangan yang langsung ke sasaran, dan lebih sulit ditebak pada sepertiga akhir pertahanan lawan.
”Akan sangat mudah untuk mengatakan, ini adalah Spanyol saya. Membuat banyak peluang dan kebobolan lebih sedikit gol. Namun, kenyataannya adalah saya mengubah beberapa hal dengan sangat cepat. Pekan ini, semuanya sempurna. Kami sangat efektif dan mencetak beberapa gol hebat,” kata Enrique.
Menghadapi Kroasia, Enrique memperkuat lini pertahanannya pada awal laga dengan merapatkan jarak antara gelandang dan barisan bek. Taktik itu terbukti jitu karena serangan Kroasia sangat tajam pada menit-menit awal laga.
Pada menit keempat, tendangan Ivan Rakitic dari luar kotak penalti hampir menjebol gawang Spanyol. Namun, bola masih sedikit melebar ke sisi kiri gawang yang dijaga David de Gea.
Serangan Kroasia yang dilancarkan Ivan Santini dan Ivan Perisic juga sempat mengancam gawang De Gea. Namun, pertahanan rapat Spanyol membuat Kroasia gagal mencetak gol.
Sebaliknya, Spanyol justru dapat memanfaatkan longgarnya pertahanan Kroasia untuk membuka pesta gol pada menit ke-24. Berawal dari umpan Dani Carvajal, Saul Niguez menyundul bola dan mencetak gol pembuka.
Strategi Enrique, yang tidak memfokuskan serangan pada Rodrigo Moreno sebagai ujung tombak, membuat para bek Kroasia kesulitan untuk menahan gempuran Spanyol. Para penyerang dan gelandang saling melengkapi sehingga penjagaan tidak dapat dilakukan terhadap satu atau dua pemain saja.
Para pemain Spanyol juga tidak perlu mendekati kotak penalti untuk mencetak gol. Tendangan mereka dari luar kotak penalti cukup akurat untuk menghasilkan gol. Hal itu dibuktikan oleh Marco Asensio pada menit ke-33.
Asensio memanfaatkan bola liar di luar kotak penalti untuk melepas tendangan ke gawang yang gagal dihalau kiper Lovre Kalinic sehingga Spanyol unggul 2-0.
Dua menit kemudian, Asensio kembali melepas tendangan keras dari luar kotak penalti ke arah gawang. Bola membentur mistar, lalu mengenai tubuh kiper dan bola memantul ke dalam gawang sehingga skor menjadi 3-0.
”Kami bermain dengan luar biasa dan mendapat pekan yang cemerlang. Kami perlu menyembuhkan perasaan yang kami alami sebelumnya. Kami memainkan dua laga yang hebat,” tutur Asensio yang juga mencetak tiga asis bagi Spanyol.
Pesta gol Spanyol berlanjut pada babak kedua. Pada menit ke-49, Rodrigo Moreno mendapat umpan terobosan dari Asensio dan lolos ke kotak penalti tanpa pengawalan sehingga memudahkannya menambah gol bagi Spanyol.
Dua gol lainnya dipersembahkan oleh Sergio Ramos melalui sundulannya pada menit ke-57 dan tendangan Isco pada menit ke-70. Kedua gol itu juga berdasarkan umpan dari Asensio.
Bagi Kroasia, kekalahan itu memalukan. Namun, Pelatih Kroasia Zlatko Dalic meminta timnya untuk segera bangkit.
”Kita tidak boleh menangisi kekalahan ini. Kami harus memperbaikinya. Apa yang terjadi sudah terjadi. Semua peluang mereka menjadi gol dan ini lebih baik terjadi sekarang daripada nanti,” kata Dalic.
Belgia menang
Pada laga lainnya, Belgia memetik kemenangan 3-0 atas Eslandia, di Stadion Laugardalsvollur, Reykjavik, Eslandia. Kemenangan itu menempatkan Belgia di posisi kedua grup A2.
Bagi Eslandia, kekalahan itu menjadi kekalahan kedua dan membuatnya terpuruk di posisi ketiga. Sebelumnya, Eslandia kalah telak dari Swiss dengan skor 0-6.
Romelu Lukaku menjadi pahlawan bagi Belgia dengan mencetak dua gol. Satu gol lainnya dicetak Eden Hazard.
”Saya mengenal Lukaku sejak lama dan saya memahaminya. Saya tahu perannya bagi Belgia sejak saya di Everton. Saya ha- nya ingin dia mencetak gol,” kata Roberto Martinez, Pelatih Bel- gia. (Reuters/AFP/ECA)