JAKARTA, KOMPAS Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia berjuang meloloskan atlet di tiga nomor perlombaan ke Olimpiade Tokyo 2020. Ketiga nomor tersebut adalah lari 100 meter putra, lari estafet 4 x 100 meter putra, dan lompat jauh putra. Di Tokyo 2020, atletik memperlombakan 48 nomor.
”Kalau kami bisa meloloskan atlet Indonesia di tiga nomor tersebut, itu sudah suatu lompatan prestasi yang tinggi sekali bagi dunia atletik Indonesia,” ujar Sekretaris Jenderal PB PASI Tigor M Tanjung.
Sebelumnya, lanjut Tigor, Indonesia bisa mengirimkan dua atlet atletik ke Olimpiade karena ada yang mendapat wild card.
Ketua Umum PB PASI Bob Hasan, Kamis (13/9/2018), menegaskan, tantangan untuk lolos Olimpiade sangat berat.
”Sekarang ketentuannya sudah berubah. Sebab, tiap atlet harus mengumpulkan poin. Itu sebabnya, persaingannya pun makin ketat mengingat untuk nomor 100 meter saja, hanya ada 56 tempat dan akan diperebutkan 230 negara,” ujarnya.
”Belum lagi kalau nomor estafet yang hanya bisa diikuti 16 tim terbaik. Itu pun bakal diperebutkan oleh 230 negara,” kata Bob Hasan saat jumpa pers pemberian bonus kepada para atlet peraih medali perak dan perunggu pada Asian Games 2018. Bonus lainnya adalah paket umrah bagi atlet dan pelatih pada 21 Oktober.
Atlet 4 x 100 meter putra setelah Muhammad Fadlin mundur diperkirakan diperkuat Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, Bayu Kertanegara, dan Yaspi Boby. Zohri juga menjadi andalan di 100 meter. Sementara lompat jauh mengandalkan Sapwaturrahman.
Tantangan yang sangat berat menembus Olimpiade 2020 itu disiasati oleh PB PASI dengan mempersiapkan atlet-atletnya sedini mungkin. Dalam dua tahun ke depan, para atlet akan menjalani pemusatan latihan dengan bantuan Harry Marra, pelatih terbaik dunia IAAF 2016 asal Amerika Serikat. Mereka juga akan menjalani sejumlah kejuaraan dunia untuk mengumpulkan poin.
Harry akan lebih menekankan pada penyempurnaan teknik. Pelatih berusia 71 tahun itu akan kembali ke Indonesia pada Oktober untuk membimbing para atlet menuju Olimpiade. (NIC)