GEBZE, MINGGU Pecatur Indonesia, Novendra Priasmoro, menutup lomba pada Kejuaraan Dunia Catur Yunior 2018 di Gebze, Turki, dengan sebuah kemenangan, Minggu (16/9/2018). Namun, kemenangan itu tidak cukup untuk mengangkat posisi Novendra dari urutan ke-63.
Kemenangan pada babak ke-11 diraih Novendra setelah mengalahkan Alexandre Pigeat dari Perancis. Novendra, yang memainkan buah catur putih, berinisiatif menyerang Pigeat sejak awal pertandingan.
Pertarungan itu berlangsung lama karena Pigeat terus berusaha menutup jalan bagi Novendra yang menyerang dari sayap menteri. Namun, Novendra terus mengincar kemenangan dengan mengadu beberapa perwira dan memaksa Pigeat menyerah pada langkah ke-60.
Secara total, Novendra mengumpulkan enam poin dari lima kemenangan, dua kali remis, dan empat kali kalah. Hasil itu membuat Novendra kehilangan 17 poin pada ratingnya dari 2498 menjadi 2481 poin.
Kehilangan itu sangat merugikan karena Novendra seharusnya menambah dua poin pada ratingnya agar mencapai 2500 poin. Rating 2500 adalah salah satu syarat menjadi grand master catur, selain tiga norma grand master sebagai syarat lainnya.
Pada kejuaraan itu, dua kekurangan Novendra terlihat dan harus dibenahi jika ingin meraih gelar grand master catur. Dua kekurangan itu adalah kurang luasnya pengetahuan akan rencana pembukaan dan masalah psikologis saat tertekan.
”Novendra memaksakan diri untuk menang pada laga yang seharusnya berakhir remis pada babak pertama. Kekalahan itu membuatnya terus memaksa diri untuk menang pada laga-laga berikutnya demi menjaga peluang menjadi juara. Namun, hal itu justru menjadi bumerang karena menjadi kurang hati-hati dan memicu kekalahan-kekalahan berikutnya,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi.
Di sisi lain, pengetahuan Novendra akan pembukaan dan rencana permainan juga dinilai masih kurang luas. Hal itu membuat Novendra sering tertekan pada awal laga. Kondisi itu menyebabkan Novendra harus bekerja keras untuk mengejar pada pertengahan sampai akhir laga.
”Dua kelemahan itu masih dapat diatasi jika Novendra mau terus belajar,” kata Kristianus. (ECA)