Strategi Jitu Hamilton
Lewis Hamilton kian kokoh di puncak klasemen pebalap Formula 1 setelah finis terdepan di Seri Singapura. Ini tak lepas dari keberanian Hamilton dan Mercedes dalam pemilihan ban.
SINGAPURA, MINGGU Lewis Hamilton menjaga performa apik sejak kualifikasi hingga balapan Formula 1 seri Singapura, Minggu (16/9/2018). Pada balapan di
Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, pebalap Mercedes tersebut menjadi yang tercepat dengan waktu 1 jam 51 menit 11,611 detik. Ia pun kian kokoh di puncak klasemen pebalap hingga 15 seri yang sudah dilalui dari 21 seri musim ini.
Sejak awal balapan, Hamilton tak terbendung. Ia juga kembali merebut posisi terdepan setelah sempat melorot ke peringkat ketujuh menyusul pit stop pada lap ke-15. Setelah para pebalap di depannya melakukan pit stop secara bertahap, Hamilton kembali memimpin pada lap ke-28.
Setelah itu, Hamilton melaju dan tak terkejar. Hanya pebalap Red Bull Max Verstappen yang coba mengusik posisi Hamilton di lap ke-38. Namun, pebalap berusia 20 tahun itu gagal dan tak bisa lagi mengambil kesempatan untuk mendahului.
”Saya beruntung. Kondisi mobil sangat baik hingga akhir balapan,” ujar Hamilton yang mengulangi keberhasilannya di seri Singapura tahun lalu, dikutip dari situs resmi Formula 1.
Verstappen mengamankan posisi kedua hingga akhir balapan yang mencapai 61 lap. Pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, harus puas di urutan ketiga. Vettel sudah berusaha sekuat tenaga untuk merangsek ke depan. Ketika balapan baru dimulai, ia sempat mendahului Verstappen.
Namun, saat lap ke-15, Vettel melakukan pit stop dan dirinya turun ke peringkat ketujuh. Saat Verstappen mengganti ban di lap ke-17, Vettel gagal mendahului sehingga terus di belakang pebalap muda asal Belanda itu. ”Tim menerapkan strategi sangat baik. Posisi kedua sudah sangat menyenangkan,” kata Verstappen.
Pemilihan ban
Kemenangan Hamilton tak lepas dari strategi pergantian ban. Ia dan timnya berani mengambil risiko mengganti ban dari hypersoft—ban tercepat berkompon paling lembut—ke soft di balapan yang panjang dan lama itu. Mercedes tidak memilih ultrasoft yang lebih mencengkeram tetapi cepat aus daripada ban soft.
Balapan di Marina Bay yang banyak tikungan dan temperatur trek panas memaksa pebalap sering melakukan pengereman sehingga mempercepat keausan ban. Di sisi lain, mereka menjaga pit stop hanya sekali karena untuk masuk pit lane lebih lama.
”Saya merasa ban soft lebih cocok untuk saya di sini,” ujar Hamilton.
Sedangkan Vettel dan Ferrari tidak mau mengambil risiko. Mereka main aman dengan mengganti ban hypersoft ke ultrasoft untuk menjaga stabilitas mobil saat masuk tikungan.
Penyesalan Vettel
Balapan ini sejatinya ditatap dengan penuh ambisi oleh Vettel. Sebagai pebalap yang sering menang di Singapura (2011, 2012, 2013, dan 2015), ia berambisi jadi yang tercepat di sana.
Ketika gagal mendapatkan posisi terdepan saat kualifikasi pada Sabtu (15/9), ia sangat kecewa dan menyatakan ingin berbuat sekuat tenaga untuk finis terdepan saat balapan.
Namun, Vettel gagal menggapai ambisinya. ”Tak ada peluang,” ujarnya melalui radio tim. ”Ban-ban ini tidak akan bertahan hingga akhir,” ucap Vettel.
Hamilton kokoh di puncak klasemen dengan 281 poin, Vettel di urutan kedua (241), dan pebalap Ferrari, Kimi Raikkonen, ketiga (174). Balapan F1 menyisakan enam seri. Jika konsisten, Hamilton bisa meraih gelar kelimanya.
(AFP/REUTERS/DRI)