Sukarelawan akan menjadi ujung tombak Asian Para Games 2018 untuk melayani atlet, ofisial, dan penonton difabel. Mereka kini sedang dibekali kecakapan berkomunikasi agar bisa melayani penyandang disabilitas dengan tepat.
JAKARTA, KOMPAS Sebanyak 7.500 sukarelawan Asian Para Games 2018 mulai mendapatkan pembekalan untuk melayani para atlet dan ofisial difabel saat perhelatan ajang empat tahunan itu. Teknik komunikasi dengan atlet dan ofisial menjadi materi utama pelatihan. Di sisi lain, para sukarelawan diminta lebih berempati dalam melayani para penyandang disabilitas itu.
Asian Para Games yang akan berlangsung di Jakarta pada 6-13 Oktober diikuti sekitar 2.888 atlet dari 41 negara, termasuk Indonesia.
Para sukarelawan itu disaring dari proses pendaftaran secara daring yang dibuka Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia (Inapgoc) pada 17 Juli-17 Agustus. Mereka terdiri dari 50 persen sukarelawan baru dan 50 persen mantan sukarelawan Asian Games 2018. Dari 7.500 sukarelawan itu, 19 orang adalah warga negara asing, seperti dari Inggris, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia.
Akan tetapi, dari 7.500 sukarelawan tersebut, yang benar-benar pernah melayani penyandang disabilitas tak sampai setengahnya. Bahkan, sukarelawan difabel yang lolos seleksi hanya 400 orang atau sekitar 5 persen dari total sukarelawan.
Sukarelawan difabel itu terdiri dari penyandang tunadaksa, tunanetra, dan tunarungu.
Direktur Legal dan Sukarelawan Inapgoc Ferdinand K Tangkudung seusai membuka Pelatihan Umum Sukarelawan Asian Para Games 2018 di Jakarta, Senin (17/9/2018), mengatakan, sedikitnya jumlah sukarelawan yang benar-benar pernah melayani difabel menjadi tantangan utama Inapgoc dalam menyiapkan sukarelawan.
Selama 17-20 September, pelatihan dilakukan bertahap untuk sekitar 2.000 sukarelawan per hari. Pelatihan dilakukan di 40 kelas per hari. Para sukarelawan itu dilatih sesuai dengan divisi masing-masing yang total ada 22 divisi, antara lain yang bertugas di Wisma Atlet Kemayoran, 19 arena pertandingan dan perlombaan, bidang transportasi, akreditasi, serta protokoler.
Dari sekian banyak materi pelatihan, lanjut Ferdinand, yang utama adalah pelatihan cara komunikasi dengan atlet dan ofisial difabel. Sukarelawan dibiasakan berkomunikasi lebih dahulu sebelum memberikan layanan kepada atlet dan ofisial itu.
Cara berkomunikasi yang benar diharapkan membantu sukarelawan melakukan tindakan tepat dan benar kepada atlet atau ofisial yang butuh bantuan. Sukarelawan tidak boleh membantu atas dasar spontanitas karena kasihan. Hal itu justru bisa menyinggung atau bahkan mencelakakan atlet atau ofisial terkait.
”Apalagi peralatan yang digunakan oleh atlet atau ofisial itu sebagian besar berharga mahal, terutama untuk pertandingan, seperti kursi roda basket dan atletik. Kalau salah penanganan, peralatan itu bisa rusak dan pasti merugikan atlet atau ofisial itu,” ujar Ferdinand.
Selain itu, Ferdinand mengatakan, sukarelawan juga perlu lebih berempati kepada atlet dan ofisial difabel. ”Intinya, mereka harus paham bahwa atlet dan ofisial itu sejatinya mandiri. Mereka secara fisik lebih kuat karena terbiasa latihan.
Hanya saja, mereka ada keterbatasan yang membuatnya patut dibantu, terutama dalam aksesibilitas,” katanya.
Pelatih difabel
Agar pelatihan lebih optimal, Inapgoc melalui vendor pelatihan Pertamina Training and Consulting turut menghadirkan 20 pelatih difabel dari total 130 pelatih yang terlibat. Para pelatih difabel itu terdiri dari tunadaksa, tunanetra, dan tunarungu.
Turut disiapkan pula sejumlah peralatan peraga, seperti kursi roda, alat bantu jalan, dan tongkat. ”Dengan adanya pelatih difabel dan peralatan disabilitas sebagai peraga, para sukarelawan diharapkan bisa lebih paham cara komunikasi dan melayani atlet ataupun ofisial,” ujar Koordinator Pelatihan Teguh Sarwono.
Sukarelawan bidang akreditasi, Ivan Dwi Prasetyo, menyampaikan, ia paling berharap dapat mengetahui cara komunikasi dan melayani para atlet ataupun ofisial difabel. Selama ini ia tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan penyandang disabilitas. (DRI)