Keterbatasan anggaran promosi Asian Para Games 2018 disiasati panitia penyelenggara dengan mengoptimalkan jaringan artis untuk menggaungkan ajang itu.
JAKARTA, KOMPAS Di tengah keterbatasan anggaran dan waktu, Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia atau Inapgoc berupaya melakukan promosi seefektif mungkin. Salah satu caranya, mereka mengoptimalkan jaringan kedekatan dengan figur publik, terutama artis, untuk membantu promosi ajang tersebut.
Para artis yang memiliki banyak fans diharapkan turut membantu menyosialisasikan ajang akbar empat tahunan itu, terutama lewat media sosial.
Inapgoc mengusulkan anggaran untuk menyelenggarakan Asian Para Games sebesar Rp 1,7 triliun (Kompas, 16/11/2017).
Namun, nyatanya, total anggaran yang disediakan negara untuk penyelenggaraan Asian Para Games Rp 912 miliar, terdiri dari Rp 86 miliar pada APBN 2017 dan Rp 826 miliar pada APBN 2018 (Kompas, 13/1/2018). Artinya, Inpagoc masih kekurangan anggaran sekitar Rp 800 miliar.
Ironinya, dengan anggaran yang tersedia lebih kecil dari harapan itu, pencairannya juga tidak dari awal tahun.
”Anggaran itu baru benar-benar turun pada Februari lalu,” kata Iman Taufik, Head of Branding, Divisi Marketing Look and Feel, Deputi III Bidang Games Operations Inapgoc, di Jakarta, Selasa (18/9).
Situasi itu, menurut Iman, membuat Inapgoc menghadapi dua tantangan, yakni keterbatasan anggaran dan juga waktu.
Tantangan tersebut turut dirasakan oleh bagian pemasaran, termasuk dalam hal promosi Asian Para Games. Dampaknya, promosi ajang tersebut kurang bergaung.
”Kami tidak bisa promosi terlalu masif seperti Inasgoc (Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia) untuk gelaran Asian Games,” katanya.
Iman mengatakan, kegiatan promosi baru benar-benar dilakukan sebulan ini. Padahal, idealnya, promosi harus sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu. ”Bisa dibilang promosi ini sudah sangat telat. Apalagi penyelenggaraan Asian Para Games sudah tak lama lagi, yakni pada 6-13 Oktober nanti,” katanya.
Kendati demikian, Inapgoc tetap berusaha optimal mempromosikan Asian Para Games. Sebagai ajang satu paket dengan Asian Games, pesta olahraga atlet difabel Asia tersebut juga harus berlangsung sukses. Apalagi Asian Games sudah berjalan lancar dan dinilai sukses oleh sejumlah kalangan.
”Kami sudah dapat arahan bahwa Asian Para Games tidak boleh antiklimaks dengan Asian Games. Kesuksesan itu juga harus dari penyelenggaraan, antara lain menyedot perhatian banyak penonton,” ujarnya.
Salah satu cara ampuh yang dipilih adalah dengan mengoptimalkan jaringan figur publik yang dikenal oleh Inapgoc. Figur publik, terutama artis itu, diharapkan turut mempromosikan ajang tersebut.
”Artis punya banyak fans, terutama di media sosial. Kalau setiap artis yang ada membantu sosialisasi Asian Para Games di media sosialnya, diharapkan banyak orang semakin tahu dengan ajang ini,” katanya.
Simpati artis
Para artis ternyata cukup bersimpati dengan Asian Para Games. Bahkan, dengan sukarela, belasan artis turut membacakan puisi ”Ku Kan Tetap Berjuang” karya Eros Djarot, dalam video untuk promosi ajang tersebut. Artis yang terlibat, antara lain, Ray Sahetapy, Nirina Zubir, Olla Ramlan, dan Marcella Zalianty.
”Puisi ini masuk program promosi. Tapi, para artis itu antusias terlibat secara sukarela,” kata Muhammad F Arifianto, Head Media Placement & Publication, Divisi Marketing Look & Feel, Deputi III Bidang Games Operations Inapgoc.
Inapgoc juga punya sejumlah agenda promosi lain yang mulai dilakukan, antara lain pemasangan spanduk, baliho, dan gambar-gambar tiga dimensi di beberapa jalan utama di Jakarta. Mereka pun membuat sejumlah video mengenai kisah atlet difabel inspiratif. Ada pula lagu-lagu resmi Asian Para Games.
Video dan lagu dipromosikan lewat sejumlah media sosial, seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan Twitter. Promosi juga dilakukan melalui kirab obor di sejumlah daerah, 5-30 September mendatang. (DRI)