Tim bulu tangkis Paralimpiade Indonesia memiliki atlet-atlet juara dunia pada empat nomor. Mereka menjadi tumpuan bagi kontingen Indonesia untuk meraih empat medali emas dalam ajang Asian Para Games Jakarta 2018.
SOLO, KOMPAS Empat pebulu tangkis Paralimpiade Indonesia merupakan peraih emas dalam Kejuaraan Dunia 2017 di Ulsen, Korea Selatan. Mereka adalah Ukun Ruakendi pada klasifikasi SL-3, Hary Susanto (SL-4), Leani Ratri Oktalia (SU-5), dan Suryo Nugroho (SU-5). Mereka menjadi andalan untuk meraih emas dalam Asian Para Games 2018.
Ukun dan Hary merupakan juara dunia dalam dua nomor. Pasangan ini meraih emas dalam ganda putra. Selain itu, Ukun juara di tunggal putra, sementara Hary juara di ganda campuran bersama Leani. Terakhir adalah Suryo yang meraih emas ganda putra saat berpasangan dengan atlet Singapura.
Dengan tim ini, cabang bulu tangkis optimistis menatap Asian Para Games 2018. Mereka menargetkan empat emas dari nomor yang sama seperti kejuaraan dunia. Hanya saja, Suryo ditargetkan juara pada tunggal putra.
”Di atas kertas, secara permainan mereka mampu mengungguli lawan-lawannya. Salah satu pertimbangannya adalah kejuaraan dunia,” kata pelatih bulu tangkis nasional Imam Kunantoro di sela-sela latihan pelatnas, Rabu (19/9/2018), di GOR Sritex.
Pertimbangan lainnya, Ukun, Hary, dan Leany sudah menguasai persaingan dalam klasifikasinya. Mereka adalah juara bertahan, peraih emas di Asian Para Games Incheon 2014.
Sementara itu, Suryo yang saat itu berusia 19 tahun dan mendapat perunggu, kini sudah jauh lebih matang.
Suryo akan mendapat tantangan dari rival abadinya, juara dunia tunggal putra asal Malaysia, Cheah Liek Hou. Meski pernah saling mengalahkan, Suryo terakhir kali kalah di final kejuaraan dunia. Cheah pula yang menumbangkan Suryo pada semifinal di Incheon.
Menurut Imam, hal yang akan menentukan adalah mental. Sebab, mereka akan bertanding di kandang sendiri, di Istora Senayan, Jakarta. Dukungan publik dan target emas justru bisa membebani. ”Kuncinya di sini. Semua kembali lagi ke motivasi setiap pemain,” ucapnya.
Suryo mengaku siap menjalani Asian Para Games. Setelah persiapan dari Januari, dia telah memperbaiki sisi teknik dan fisik. ”Tegang juga. Sebab, seperti ujian di sekolah saja, belajarnya bertahun-tahun, tetapi penentuan hanya seminggu,” kata atlet dengan keterbatasan tubuh bagian atas ini.
Hal senada disampaikan Ukun. Atlet asal Jawa Barat ini merasakan sedikit beban karena target dua emas. Empat tahun lalu, dia bermain lepas karena tidak ada target. Saat ini, selain target emas, dengan status unggulan, musuh pasti akan mempersiapkan strategi khusus saat bertemu dengannya.
Jadwal berubah
Dua minggu lebih menjelang Asian Para Games, pelatnas bulu tangkis mengubah jadwal latihan. Mereka hanya berlatih sekali sehari, pukul 08.00-11.00. Seperti latihan kemarin, hanya ada satu sesi latih tanding.
Biasanya, atlet berlatih tiga kali dalam sehari. Dua kali berlatih di lapangan, yaitu permainan dan teknik. Satu lagi latihan mengangkat beban.
”Saat ini fase untuk mematangkan kondisi. Jadi, teknik dan fisik sudah lewat kemarin. Saat ini, kami menjaga bagaimana agar atlet bisa fit tanpa cedera saat bertanding,” kata Imam.
Bagi Hary, penurunan jadwal latihan ini sangat membantunya untuk pemulihan kondisi. Pada usianya yang sudah 47 tahun, membutuhkan waktu cukup lama untuk pemulihan.
”Jadi, dengan latihan satu kali, saya bisa lebih banyak beristirahat. Sebab, sekarang, kan, saya sudah semakin tua. Apalagi nanti saya main rangkap di dua nomor,” kata atlet yang sudah menghuni pelatnas sejak 2006 tersebut.
Di cabang catur buta, jadwal latihan juga berubah. Mereka yang semula berlatih pada pagi dan malam hari, berubah jadi pada pagi dan siang hari. Hal ini dilakukan untuk beradaptasi dengan waktu pertandingan.
Asisten pelatih catur buta Budi Santoso mengatakan, pada pertandingan yang dimulai 7 Oktober 2018, setiap laga berlangsung dari pagi hingga siang. ”Jadi, kami ubah dari sekarang untuk beradaptasi agar nanti tak ngantuk pas tanding. Sebab, biasanya, siang itu waktu mereka untuk istirahat,” ujarnya.
Sama halnya dengan renang, latihan kemarin di kolam renang Tirta Bhirawa Yudha Kopassus dilakukan hanya pada sore hari. Jadwal ini akan berlaku seterusnya. Adapun pada hari Selasa, atlet masih dijadwalkan berlatih pada pagi dan sore hari. (KEL)