KUALA LUMPUR, KAMIS - Tim nasional sepak bola U-16 Indonesia akan mulai bertarung di Piala Asia U-16 pada Jumat (21/9/2018) di Malaysia. Melalui turnamen level Asia ini, tim ”Garuda Muda” mengincar tiket ke Piala Dunia U-17 Peru 2019.
Untuk itu, Indonesia harus bisa menembus babak semifinal di Piala Asia ini. Piala Dunia U-17 itu akan diikuti 24 tim, termasuk Peru yang akan menjadi tuan rumah. Hanya akan ada empat tim yang akan mewakili Asia.
Tugas menembus babak semifinal itu pun tidak mudah. Tim asuhan pelatih Fakhri Husaini ini boleh saja menjuarai Piala AFF U-16 2018 yang merupakan kompetisi level Asia Tenggara. Namun, sekarang mereka akan menghadapi lawan-lawan di Asia yang jauh lebih tangguh.
Fakhri mengatakan, semua tim sama kuat. ”Itu karena semua tim punya tujuan sama (lolos ke piala dunia). Kami akan mencoba meraih target itu dengan fokus lolos ke fase gugur dan selanjutnya target utama akan kami kejar,” katanya seperti dilansir laman AFC, Kamis (20/9).
Tugas pertama adalah bertarung di fase grup. Indonesia saat ini tergabung di Grup C bersama Iran, Vietnam, dan India. Mereka minimal harus bisa finis di peringkat kedua grup agar melaju ke babak perempat final. Namun, Iran yang pernah menjuarai turnamen itu pada 2008 merupakan salah satu lawan terberat.
Iran pun akan menjadi lawan Indonesia pada laga perdana, Jumat ini pukul 15.30 WIB, di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia. ”Iran memiliki kolektivitas permainan dan transisi yang sangat baik. Oleh karena itu, kami akan tetap berkonsentrasi terhadap taktik dan permainan kami,” kata Fakhri, seperti dilansir laman PSSI.
Meski demikian, Fakhri mengatakan bahwa timnya telah melalui masa persiapan yang cukup. Skuad Garuda Muda telah berada di Malaysia untuk menjalani pemusatan latihan hampir satu bulan menjelang bergulirnya Piala Asia.
Mereka berangkat ke Malaysia sejak akhir Agustus 2018 dan selama berada di Malaysia, tim menjalani tiga laga uji coba yang hasilnya positif. Dalam tiga laga uji coba itu, mereka menang atas Sime Darby U-17 (4-0), menang atas Felda FC U-17 (5-0), dan bermain imbang 3-3 saat melawan timnas Oman U-16.
Pelatih Iran Abbas Chamanian juga sudah mempelajari Indonesia dan ia tidak mau memandang remeh meski Iran pada 2016 juga tampil sebagai tim peringkat kedua setelah dikalahkan Irak di laga final.
”Melawan Indonesia akan tetap sulit karena mereka lawan yang kuat. Kami ke sini bersama tim yang baru sehingga prestasi yang kami raih pada masa lalu tidak akan banyak membantu,” ujarnya.
Alumni Liga Kompas
Fakhri membawa 23 pemain untuk mengikuti Piala Asia ini. Sebanyak 10 pemain di antaranya merupakan alumni Liga Kompas. Mereka adalah Sutan Zico, Mochammad Supriadi, Amanar Abdillah, Rendy Juliansyah, Andre Oktaviansyah, Fatah Aji, Yudha Febrian, Muhammad Uchida, Muhammad Salman, dan Muhammad Risky.
Berangkat dari Liga Kompas itu, sebanyak lima pemain di antaranya, yaitu Zico, Aji, Uchida, Salman, dan Risky, berkesempatan berlaga di Piala Gothia di Swedia. Turnamen itu rutin digelar setiap tahun dan mempertemukan talenta-talenta muda dari seluruh dunia.
Dengan demikian, para pemain timnas Indonesia U-16 ini setidaknya telah memiliki sejumlah pengalaman berkompetisi baik di dalam maupun di luar negeri. Namun, usia mereka masih sangat muda dan masih butuh lebih banyak lagi pengalaman.
Di Piala Asia nanti, berbagai pengalaman baru akan menanti para pemain. Apabila lolos ke perempat final, mereka bisa berjumpa lawan yang lebih kuat lagi seperti Irak, Korea Selatan, Australia, dan Afghanistan. (DEN)